Dakwah Qur’ani: Makna, Metode, dan Kewajiban dalam Islam

oleh Redaksi

01 Februari 2025 | 08:41

Dr. Dedeng Rasyidin, M.Ag

7. Konsekuen Dalam Berda’wah Tidak Mengikuti Nafsu, Yusuf: 108


Ini ditunjukan firman Allah, Yusuf: 108,


قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُوا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاوَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَآأَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ


“Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS. Yusuf [12]:108)


8. Berpaling Dari Ajaran Orang Sesat, Berkata Kepada Mereka Dengan Yang Menyenangkan, An-Nisa : 63


أُوْلاَئِكَ الَّذِينَ يَعْلَمُ اللهُ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُل لَّهُمْ فِي أَنفُسِهِمْ قَوْلاً بَلِيغًا.


“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”. (QS. An-Nisa [4:] 63)


9. Tidak Mencaci Sembahan Orang Lain, Al-An’am: 108


وَلاَتَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ اللهِ فَيَسُبُّوا اللهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ كَذَلِكَ زَيَّنَّا لِكُلٍّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِم مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.


“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jaidkan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Rabb mereka kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan”. (QS. Al-Ana’m [6]:108)


10. Tidak Memaksakan Pendapat Dengan Kekerasan, Al-An’am: 104


قَدْ جَآءَكُمْ بَصَآئِرُ مِنْ رَّبِّكُمْ فَمَنْ أَبْصَرَ فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ عَمِىَ فَعَلَيْهَا وَمَآأَنَا عَلَيْكُمْ بِحَفِيْظٍ.


“Sesungguhnya telah datang dari Rabbmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka manfa'atnya bagi diri sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu)”. (QS. Al-An’am [6]:104)


11. Sabar Atas Cacian Orang Lain, Bila Perlu Berhijrah. Al-Muzamil: 10


وَاصْبِرْ عَلَى مَايَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلاً.


“Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik”. (QS. Al-Muzamil [73[:10)


12. Keberhasilan Da’wah Hanyalah Karena Hidayah, Al-Anfâl: 63


وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنفَقْتَ مَافِي اْلأَرْضِ جَمِيعًا مَّآأَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ.


“Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-Anfal [8]:63)


13. Seorang Da’i Hanyalah Berkewajiban Menyampaikan. Ali Imran: 20


فَإِنْ حَآجُّوكَ فَقُل أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ للهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ وَقُل لِّلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَاْلأُمِّيِّينَ ءَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا وَّإِن تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلاَغُ وَاللهُ بَصِيرُُ بِالْعِبَادِ.


“Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku. Dan katakanlah kepada orang-orang yang ummi: Apakah kamu (mau) masuk Islam. Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”. (QS. Ali Imran [3]:20)


E. Tabsyir dan Tandzir bagi da’I


Tabsyir artinya berita yang menyenangkan, menggembirakan. Dan sebaliknya Tandzir, berita yang mengandung ancaman, tidak menyenang-kan. Di antara ayat tabsyir dan tandzir,


1. Tidak ada ucapan yang paling baik kecuali ucapan mengajak ke jalan Allah,


وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن دَعَآ إِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ الْمُسْلِمِينَ


“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri” (QS. Fusilat [41]:33)


2. Allah memasukan pada ummat yang terbaik,


كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَلَوْءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرَهُمُ الْفَاسِقُونَ.


“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (QS. Ali Amran [3]:110)


3. Akan mendapat hidayah Allah


وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ


“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Ankabut [29]:69)


4. Tandzir: Akan mendapat la’nat Allah dan orang lain, bagi yang tidak berda’wah,


إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَآأَنزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِن بَعْدِ مَابَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُوْلاَئِكَ يَلْعَنَهُمُ اللهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللاَّعِنُونَ


“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat mela'nati” (QS. Al-Baqarah [2]:159)




DAFTAR PUSTAKA



 Ensiklopedi Islam Komplit, Arab-Inggris

 Al-Mu’jam al-Wasith, Majma’ al-Arabiyyah al-Qahirah, 1985

 Muhammad Abu al-Fatah al-Bayanuni, al-Madkhal ila Ilmin, Muassasah al-Risalah, Baerut, 1991

 Ahmad Warson Al-Munawwir, al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta, 1984

 Al-Raghib al-Ashfahani, al-Mufradat fi gharib al-Quran, Dar al-Ma’arif, Baerut,Lubnan, tt

 Ibnu al-Mandlur, Lisan al-Arab, Ishdar III, I

 Ahmad Mushthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, I, VI, Baerut, Lubnan, 1974

 Luwes Ma’luf, al-Munjid fi al-Lughah wa al-Ulum, Baerut, 1927

 Mukhtar al-Shahah, Daar al-ma’arif, tt

 Al-Maushuli al-Hanafi, al-Ikhtiyar lita’lili al-Mukhtar, al-Idarah al-Markajiyah,tt

 Yusuf Muhammad, al-Khitabah, al-Faj al-Jadid, 1992

 Al-Shabuni, Shafwat al-Tafasir, I,III, Dar Ihya al-Turats Arabi, Baerut, 1998

 Ali bin Muhamad al-Jauzi, Zaad al-Masir fi ilmi Tafsir, al-Maktab al-Islami 597 H

 Hasbi Ash-Shidieqi, al-Islam , II, Bulan Bintang, Jakarta, 1977

 Komarudin Shaleh, Asbabun Nuzul, Diponegoro, Bandung, tt

 Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, Nasyru al-Halabi, 1955

 Sayyid Quthub, Fi Dlilali al-Quran, Daar al-Syuruq, 1978

 Al-Najjari, Maa al-fath Kitab al-Tafsir, Kitab al-Tafsir, tt

 Abdullah bin Ahmad bin Mahmud al-Nasafi, Tafsir al-Nasafi, Isya al-Babi, Mesir,tt

 Jalalen, Tafsir al-Quran al-Adlim, al-Ma’arif Bandung, tt

 Ali Mahfoedz, Hidayah al-Mursyidin, terjemah, Tiga A, Yogyakarta, 1972

BACA JUGA:

Thaghut Dalam Al-Quran

Reporter: Redaksi Editor: Ismail Fajar Romdhon