Jakarta, persis.or.id — Dalam upacara kenegaraan di Istana Negara pada Senin (10/11/2025), Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh bangsa yang dinilai berjasa besar bagi kemerdekaan dan pembangunan Indonesia. Salah satu tokoh yang mendapat penghargaan bergengsi tersebut adalah Rahmah El Yunusiyah, pelopor pendidikan perempuan Indonesia dan pendiri Diniyah Putri Padang Panjang, yang juga tercatat sebagai bagian dari keluarga besar Persatuan Islam (PERSIS) pada era 1950-an.
Tokoh Perempuan Pelopor Pendidikan Islam
Rahmah El Yunusiyah lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat pada 26 Desember 1900. Ia dikenal sebagai tokoh perempuan yang memiliki pandangan maju dalam bidang pendidikan Islam. Pada 1 November 1923, beliau mendirikan Madrasah Diniyah Putri, lembaga pendidikan khusus perempuan pertama di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara.
Melalui Diniyah Putri, Rahmah memperjuangkan pendidikan perempuan agar tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam keimanan, mandiri, dan berjiwa kepemimpinan. Gagasannya mendahului zamannya, menjadikan perempuan bagian penting dari pembangunan umat dan bangsa.
Pada tahun 1950-an, Rahmah El Yunusiyah juga tercatat sebagai Penasehat Persatuan Islam Cabang Padang Panjang, menunjukkan hubungan historis dan kontribusinya terhadap gerakan tajdid dan pendidikan dalam tubuh Jam’iyyah Persis.
Apresiasi dari Pimpinan Pusat PERSIS
Menanggapi penganugerahan tersebut, Ketua Bidang Tarbiyah Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS), Ustaz Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum., menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya:
“Atas nama pribadi dan PP Persis, kami mengucapkan selamat atas pemberian gelar pahlawan kepada Rahmah El Yunusiyah. Beliau ini adalah tokoh nasional yang banyak jasanya kepada pengembangan pendidikan di Indonesia, terutama karena peran beliau dalam mendirikan Diniyah Putri di Padang Panjang,” ujar Ustaz Tiar.
“Ini tentu saja peran yang sangat penting dan signifikan. Tapi yang menarik, Ibu Rahmah juga adalah salah seorang penasehat Persatuan Islam Cabang Padang Panjang pada tahun 50-an. Oleh sebab itu, pemberian gelar pahlawan kepada beliau menambah pahlawan nasional dari keluarga besar PERSIS,” lanjutnya.
Ustaz Tiar juga menambahkan bahwa penghargaan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi PERSIS setelah sebelumnya Prof. Mohammad Natsir, tokoh PERSIS dan pendiri Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), lebih dahulu dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
“Alhamdulillah, setelah sebelumnya Mohammad Natsir mendapatkan gelar pahlawan, kini Rahmah El Yunusiyah juga mendapat kehormatan yang sama. Ini sangat menggembirakan bagi keluarga besar Persis dan semoga dapat memberi inspirasi positif bagi arah bangsa ke depan,” tutupnya.
Pengakuan atas Perjuangan Intelektual dan Keumatan
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Rahmah El Yunusiyah menegaskan pengakuan negara terhadap peran penting tokoh-tokoh Islam dalam membangun fondasi pendidikan dan moral bangsa. Semangat perjuangan Rahmah — yang menempatkan ilmu, akhlak, dan keteladanan sebagai pilar utama pendidikan — sejalan dengan visi PERSIS dalam membangun generasi beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.
Dengan penetapan ini, Rahmah El Yunusiyah menjadi salah satu dari sedikit perempuan Indonesia yang meraih gelar Pahlawan Nasional, sekaligus memperkuat jejak kontribusi keluarga besar Persatuan Islam dalam perjalanan sejarah bangsa.
BACA JUGA:Aba Natsir: Guru Politik Umat Islam