Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran

oleh Redaksi

11 Januari 2025 | 07:45

Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran

D.Sambutan pahit kaum Nûh As. terhadap da’wah


Nabi Nûh As berda’wah kepada kaumnya selama 950 tahun, selama itu tidak banyak yang beriman kepadanya, seperti dijelaskan al-Qur’ân, Hûd 40,


حَتَّى إِذَا جَآءَ أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ قُلْنَا احْمِلْ فِيهَا مِن كُلٍ زَوْجِيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلاَّ مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ ءَامَنَ وَمَآءَامَنَ مَعَهُ إِلاَّ قَلِيلٌ.


Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman. Dan tidak beriman bersama dengan Nûh itu kecuali sedikit[31].


Al-Maraghi menyebutkan, jumlah yang beriman 13 orang, Nûh As, 3 anaknya (Sâm, Hâm, Yafîts), 3 istri anaknya, dan 6 orang yang lainnya, dan kebanyakan mereka tidak beriman. Ini menunjukkan betapa sulitnya mengajak orang pada saat itu kepada jalan Allâh, dibanding dengan saat sekarang[32]. Ibnu al-Jauzi menyebutkan ada 8 pendapat tentang orang yang beriman bersama Nûh As,


  1. 80 laki-laki beserta keluarga mereka.
  2. 80 orang, 3 anaknya, 3 istri anaknya dan istri Nûh As.
  3. 80 orang, 40 laki-laki dan 40 wanita.
  4. 40 orang.
  5. 30 orang.
  6. 8 orang pengikut Nûh As. Istrinya, 3 anaknya, 3 istri anaknya.
  7. 7 orang.
  8. 10 orang selain istri mereka[33].


Karena al-Qur’ân dan Hadits Nabi tidak menetukan jumlahnya, tentu hendaknya kembali sesuai yang dikatakan al-Qur’ân.


Sikap mereka yang tidak beriman kepada Nûh As diungkapkan al-Qur’ân,


1.Memandang Nûh As orang sesat, al-‘Araf 59,


قَالَ الْمَلأُ مِن قَوْمِهِ إِنَّا لَنَرَاكَ فِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ.


Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: Sesungguhnya kami meman-dang kamu berada dalam kesesatan yang nyata[34].


2.Mereka mendustakan Nûh As, al-‘Araf 64,


فَكَذَّبُوهُ فَأَنجَيْنَاهُ وَالَّذِينَ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا بِئَايَاتِنَا إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا عَمِينَ.


Maka mereka mendustakan Nûh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya)[35].


3.Karena Nûh As manusia seperti mereka, Hûd 27,


فَقَالَ الْمَلأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَانَرَاكَ إِلاَّ بَشَرًا مِّثْلَنَا وَمَانَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلاَّ الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ وَمَانَرَى لَكُمْ عَلَيْنَا مِن فَضْلٍ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ.


Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina (bodoh) diantara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta[36].


  1. Pengikutnya orang bodoh, Hûd 27 (lihat ayat sebelumnya)
  2. Orang beriman tidak lebih dari mereka, Hud 27 (lihat ayat sebelumnya)
  3. Nûh As dan orang beriman dianggap pendusta, Hûd 27(lihat ayat sebelumnya)
  4. Mereka meminta agar Nabi Nûh mengusir orang hina yang telah beriman jika menginginkan agar mereka beriman[37].


Rasa pahit dialami Nûh As dalam berda’wah, seperti dijelaskan al-Suyuthi antara lain,


1.Dalam riwayat Ibnu Abbas dari Ishaq bin Basyar, mereka mengusir Nûh As, saat berda’wah mereka menutup kepalanya dengan baju, menutupi telinga dengan jarinya, meninggalkan majelis da’wah lalu lari sambil berkata, pendusta!, semakin lama ujian semakin banyak, Nûh As menunggu abad demi abad tapi tidak datang abad berikutnya kecuali lebih jelek dari sebelumnya. Mereka berwasiat kepada anak-anaknya,


إِحْذَرُوْا هَذَا الْمَجْنُوْنُ فَإِنَّهُ قَدْ حَدَّثَنِي آبَائِي أَنَّ هَلاَكَ النَّاسِ عَلَى يَدِي هَذَا فَكَانُوْا يَتَوَارَثُوْنَ الْوَصِيَّةَ بَيْنَهُمْ.


Hindari orang gila ini (Nûh As), karena bapakku pernah berkata kepadaku, bahwa binasanya manusia karena kedua tangan ini. Lalu mereka saling mewariskan washiyat diantara mereka.


Dan ada yang berwasiat jika engkau hidup dan aku meninggal, hati-hati pada orang tua ini (Nûh As).


يَا بَنِي إِنْ عِشْتَ وَمُتُّ أَنَا فَاحْذَرْ هَذَا الشَّيْخَ.  


Wahai anakku, jika engkau hidup dan aku meninggal, hati-hati pada orang tua ini (Nûh As).


1) Riwayat Ibnu Asakir dari Mujahid, mereka memukul Nûh As sampai pingsan.

2) Riwayat ‘Abdu bin Humaid dari Ikrimah, Kaum Nabi Nûh As mencekiknya.

3 Riwayat al-Bukhari dari Ibnu Mas’ud, Nabi Nûh As dipukul hingga berdarah.

4) Riwayat Abi Dunya dari Muhajir al-Raqi, Nûh As tinggal di rumah beratap daun-daun pohon, Dia berkata,


أَمُوْتُ الْيَوْمَ أَمُوْتُ غَدَا.


Aku mati hari ini dan aku mati besok.


5) Riwayat Abi Dunya dari Wahib bin al-Warad, Nûh As membuat rumah dari bambu, lalu ditanya kenapa? Ia jawab,


هَذَا كَثِيْرٌ لِمَنْ يَمُوْتُ.


Ini terlalu banyak bagi orang yang akan mati.


6) Riwayat Ibnu ‘Asakir dari Mujahid, setiap Nûh As disakiti, ia berkata,


رَبِّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ


Wahai Tuhanku, ampunilah kaumku karena mereka belum tahu[38].


________________________

[31] Qs. Hûd [11]:40.

[32] Al-Maraghi, Op. Cit. III:191.

[33] Al-Jauzi, Op. Cit. IV:106.

[34] Qs. Al-A’râf [7]:60.

[35] Ibid, 7:64.

[36] Qs. Hûd [11]:27.

[37] Al-Suyuthi, Op. Cit. IV:416.

[38] Ibid, III:480.

BACA JUGA:

‘Ad; Kaum Kuat Yang Dilaknat

Reporter: Redaksi Editor: Ismail Fajar Romdhon