Orang yang Bertakwa Tidak Akan Tertipu oleh Kesenangan Dunia

oleh Redaksi

03 Maret 2025 | 17:47

Ustaz KH. Rahmat Najieb

ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ ٢٠ 


Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya. 

(QS Addukhan [57] : 20).


Allah Swt menjelaskan bahwa kehidupan di dunia ini hanya sebentar walaupun ada yang hidup selama ratusan taun. Apalagi manusia zaman sekarang usianya rata-rata antara 60 sampai 70 tahun. Hanya sedikit yang melewati usia tersebut. Kehidupan yang singkat ini harus benar-benar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, karena banyak ujian, tipuan dan jebakan agar manusia celaka dan sengsara. 


Firman Allah, Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah LA’IBUN (permainan), LAHWUN (kelengahan) ZINATUN (perhiasan), dan TAFĀKHURUN (saling bermegah) di antara kamu serta TAKĀTSURUN (berlomba-lomba dalam banyaknya) harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya. (QS Addukhan [57] : 20).


Dari ayat di atas dapat kita fahami sebagai berikut:


  1. Kata hanyalah menunjukkan tidak ada yang lain. Memang demikian yang kita rasakan; hidup ini penuh dengan permainan, kelengahan, perhisasan, bermegah-megahan, dan berlomba mengumpulkan anak dan harta; 
  2. LA’IBUN (permainan); kita sering menggunakan kata ‘permainan’ dalam kehidupan; permainan ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, dan berkomunikasi. Kata permainan itu konotasinya tidak serius, jelek, dan penuh dengan tipudaya untuk memperdaya orang lain.
  3. LAHWUN (kelengahan), lalai, senda gurau, sesuatu yang melalaikan ibadah. Firman Allah: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu membuatmu lalai dari mengingat Allah. Siapa yang berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi. (QS Almunafiqun [63] : 9).
  4. TAFĀKHUR (bermegah-megahan), merasa bangga dengan nasib dan harta kekayaan yang tidak dimiliki orang lain, jabatan yang tinggi, penghasilan yang banyak, wajah yang tampan atau cantik, dan postur tubuh yang ideal;
  5. TAKĀTSURUN (berlomba mengumpulkan pengikut dan harta). Selalu berusaha mencari peluang untuk berbisnis atau celah untuk mendapatkan harta dan uang. Berlomba juga untuk menjaring nasabah, anak buah, pendukung, dan follower


Bagi orang yang kafir kehidupan dunia adalah tujuan dan tempat bersenang-senang, sehingga seluruh potensinya digunakan untuk mengejar kesenangan dunia sehingga melupakan Allah dan hari akhir. Di akhirat mereka akan menuai siksa yang keras, karena seluruh miliknya menjadi beban dosa. Mereka benar-benar tertipu dengan kesenangan yang sesaat. 


Sedangkan orang yang beriman menjadikan kehidupan dunia sebagai bekal dan sarana ibadah; tenaganya dan badannya diabdikan untuk Allah Swt. Hartanya diinvestasikan untuk kehidupan akhirat melalui shadaqah. Ketika mendapat keuntungan, ia bersyukur, saat ditimpa musibat ia bersabar. Mereka adalah orang-orang yag bertaqwa.


BACA JUGA:

Kaitan Shiyam dengan Taqwa: Hikmah Puasa dalam Meningkatkan Ketakwaan

Reporter: Redaksi Editor: Ismail Fajar Romdhon