Macam-Macam Doa Iftitah: Keutamaan dan Panduan dalam Shalat
Sumber: Kumpulan Doa-Doa Shalat, Karya Ustaz KH Aceng Zakaria Allahu Yarham
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika hendak shalat adalah:
- Sebelum takbir tidak terdapat bacaan apa-apa.
- Ucapan ... نَوَيْتُ أُصَلِّى (Nawaytu Ushallii...) sebelum takbir tidak ada dasarnya, baik hadits shahih maupun hadits dhaif.
- Setelah Takbiratul-Ihram kita baca do’a Iftitah, baik dalam shalat fardlu atau shalat sunnat kecuali shalat mayyit.
- Dalam shalat ‘Idul Fithri atau ‘Idul Adha, do’a iftitah dibaca setelah takbir ketujuh sebelum membaca al-Fatihah.
- Jika setelah takbir langsung mendengarkan bacaan imam, maka do’a iftitah tidak perlu dibaca, tetapi langsung saja mendengarkan bacaan imam.
Macam-Macam Do’a Iftitah
Ada beberapa macam do’a iftitah, diantaranya:
Pertama,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ
Subhaanaka Allahumma Wa Bihamdika Wa Tabaaraka Ismuka Wa Ta’aalaa Jadduka Wa laa Ilaaha Ghairuka
Artinya: Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan memuji-Mu, Maha Agung Nama-Mu dan Maha Tinggi keagungan-Mu dan tiada Tuhan selain Engkau (HR. Muslim).
Kedua,
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِاالْمَاءِ وَلثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
Allahumma Baa’id Bayni Wa Bayna Khataayaayaa Kamaa Baa’adta Baynal Masyriqi Wal Maghribi, Allaahumma Naqqinii Min Khataayaayaa Kamaa Yunaqqa Tsaubul Abyadhu Min Ad-Danasi, Allahummaa Igsilnii Min Khathaayaayaa Bil Maai Wa Ats-Tsalji Wa Al-Baradi.
Artinya: "Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan embun." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketiga,
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمً وَّمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ. إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ. اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ. وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ. لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ. أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ. تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Wajjahtu Wajhiya Lilladzii Fathara As-Samawaati wa Al-Ardhi Haniifan Musliman Wa Maa Anaa Minal Musyrikiin. Inna Shalaatii Wa Nusukii Wa Mahyaayaa Wa Mamaatii Lillahi Rabbi Al-‘Aalamiin. Laa Syariika Lahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin. Allahumma Antal Maliku Laa Ilaaha Illaa Anta, Anta Rabbii Wa Anaa ‘Abduka Dzalamtu Nafsii Wa’Taraftu Bidzanbii Faghfirlii Dzunuubi Jami’ann Innahu Laa Yaghfiru Al-Dzunuuba Illaa Anta, Washrif Annii Sayyiahaa Laa Yashrifuhu Annii Sayyiahaa Illaa Anta. Labbaika Wa Sa’daika Wa Al-Khairuu Kulluhu Fii Yadaika Wa Al-Syarru Laysa Ilaika Anaa Bika Wa Ilayka Tabaarakta Wa Ta’aalayta Astaghfiruka Wa Atuubu Ilayka.
Artinya: “Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan lurus dan berserah diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku adalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan demikianlah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Raja, tiada ilah (sesembahan) selain Engkau. Engkaulah Tuhanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah menzalimi diriku sendiri dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah seluruh dosaku, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau. Tunjukkanlah aku kepada akhlak yang terbaik, karena tidak ada yang dapat menunjukkannya kecuali Engkau. Dan jauhkanlah aku dari akhlak yang buruk, karena tidak ada yang dapat menjauhkannya dariku kecuali Engkau. Aku memenuhi panggilan-Mu dan bersiap sedia untuk-Mu. Seluruh kebaikan ada di tangan-Mu, dan keburukan tidak berasal dari-Mu. Aku bergantung kepada-Mu dan akan kembali kepada-Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi Engkau. Aku memohon ampunan kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu”. (HR. Muslim)
Keempat,
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِله كَثِيْرًاوَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلً ٣
Allahu Akbaru Kabiiraa Walhamdulillahi Katsiiraa Wa Subhaanallahi Bukrata Wa Ashiilaa 3x
Artinya: Allah Maha Agung, segala puji bagi Allah yang banyak dan Maha Suci Allah baik di waktu pagi atau sore hari (HR. Muslim)
Keterangan:
- Do’a iftitah وَجَّهْتُ (Wajjahtu) tidak dimulai dari اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا (Allahu Akbar kabiiraa) dan tidak hanya sampai وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ (Wa Anaa Minal Muslimin) tetapi sampai وَأَتُوبُ إِلَيْكَ (Waatuubu Ilayka) sebagaimana tersebut di atas.
- Menurut imam Syafi’i: “Barangsiapa yang menambah atau mengurangi, aku tidak suka kepadanya”.
- Nabi sering mengamalkannya dalam shalat malam
- Jika bacaan Al-Fatihah imam sudah dimulai saat dijaharkan, maka hentikanlah do’a iftitah itu.
BACA JUGA:Doa Setelah Wudhu: Keutamaan dan Keabsahannya dalam Islam