Banten - persis.or.id, Jamaah shalat istisqa (minta turun hujan), di alun-alun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Kamis pekan lalu, bersyukur karena hujan turun deras pascasalat istisqa itu. Rangkasbitung yang berudara panas, dan berdebu, pada hari itu, jadi terasa sejuk. Kebutuhan air bersih di beberapa kampung pun terpenuhi. Allah S.W.T. yang memerintahkan turun hujan.
Siaga Bencana (SIGAB) Korwil Persatuan Islam Provinsi Banten pun turun ke alun-alun Rangkasbitung untuk membagi-bagikan air bersih. Santriwan dan santriwati Pesantren Persatuan Islam 334 Rangkasbitung pun ikut salat istisqa. Sebaghian wilayah Kota Rangkasbitung khususnya, memang, sudah sedemikian darurat air bersih.
Padahal, Rangkasbitung dilewati dua sungai besar, Ciujung dan Ciberang yang bersumber mata air di kaki Gunung Kendeng, Desa Kanekes (tempat tinggal masyarakat adat Baduy), Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Orang se-Desa Kanekes, selama ini, belum pernah terdengar kekurangan air bersih. Air di sini teramat jernih. Hulu sungan dipelihara. Pohonnya tak boleh ditebang, daunnya tak boleh dipetik, tanahnya pun tak boleh dicangkul. Semua jadi hutan sakral.
SIGAB Korwil Persatuan Islam Banten pun mendistribusikan air bersih ke beberapa desa dalam Kecamatan Pontang dan Kecamatan Tirtayasa. “SIGAB bergerak lagi hari Kamis ini (05/09/19) ke Kecamatan Tirtayasa,” kata Ahmad Sayuti, dari SIGAB. “Air bersih masih sangat dibutuhkan,” kata Ketua SIGAB, Nopi Abdul Farid.
Kekurangan air bersih di desa-desa penerima bantuan, seperti penuturan warga, tahun ini terasa lebih parah. Ada sungai, tetapi airnya tak mungkin diminum atau digunakan untuk masak. Warga penerima bantuan air bersih mengucapkan terima kasih atas bantuan air bersih dari SIGAB Persatuan Islam Provinsi Banten.
SIGAB Korwil Persatuan Islam Banten masih menerima titipan air bersih dari ihkwatu iman, untuk kemudian disalurkan kepada warga yang mengalami darurat air bersih. (Laporan : Dean Al-Gamereau)