Al-ustadz Dr Jeje Zaenudin wakil ketua umum PP Persis.
Ulama tidaklah identik dengan penceramah, dan tidak setiap penceramah layak disebut ulama.
Penceramah populer di tengah manusia, belum tentu diakui disisi Allah.
Ulama dimuliakan di sisi Allah walau tidak dihormati di tengah manusia.
Penceramah bisa populer karena kefasihan lisannya, ulama populer karena karya ilmiahnya.
Penceramah bisa berwibawa karena pakaiannya dan para pengawalnya, Ulama berwibawa karena kedalaman iman dan taqwanya.
Penceramah menyampaikan apa yang dipesan pemirsanya, Ulama menyampaikan amanah Allah dan Rasulnya.
Penceramah gembira dengan kepuasan dan keridoan pendengarnya, Ulama bahagia dengan pahala dari Tuhannya...
Tidak setiap orang berilmu bisa disebut ulama, apalagi sekedar penceramah, hanya mereka yang dengan ilmunya menjadi takut dan khusyu kepada Allah yang berhak menyandang predikat ulama.
Ulama bukanlah mereka yang yang fasih benceramah, populer di tengah manusia, dipuja dan dipuji laksana selebritis, bukan pula mereka yang kehadirannya disambut sukacita jutaan manusia. Ulama yang sebenarnya adalah pewaris para nabi. Para nabi tidaklah mewariskan harta benda maupun ketenaran. Para nabi mewariskan ilmu, budi pekerti dan ketakwaan.
Siapa yang mewarisi ilmu, akhlak mulia, dan ketakwaan, merekalah yang sebenar benar ulama yang Allah angkat derajat dan martabatnya di atas semua manusia.
انما يخشى الله من عباده العلماء
Maka bercita citalah jadi ulama yang sebenarnya!