Bandung - persis.or.id, Bidang Tarbiyah Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) gelar pelatihan Guru Matematika dan Ilmu Falak MA Persis se-Jawa Barat. Pelatihan tersebut merupakan kerjasama antara LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan PP. PERSIS (tepatnya Bidang Tarbiyah & Dewan Hisab Ru-yat PP. Persis), pada Kamis 08 Agustus 2019 bertempat di Aula PP Persis Bandung.
Dengan mengundang Guru-guru dari 20 Pesantren yang mengampu Mata Pelajaran Ilmu Falak serta 10 Pesantren untuk Mata pelajaran Matematika. Pada pelatihan tersebut pula, dosen-dosen yang konsen dibidang inipun dihadirkan. Hingga, tamu undangan serta peserta memenuhi aula yang telah disediakan.
Adapun pemateri yang dihadirkan ialah Prof. Dr. Hj. Rahayu Kariadinata, M.Pd, beliau merupakan salah satu Guru Besar perempuan pertama di UIN SGD Bandung yang konsen dibidang Matematika. Kemudian, diiringi Ustadz Iqbal Santoso selaku Ketua DHR PP. PERSIS, dan yang terakhir Bapak Hendro Setyanto, M.Si selaku Founder Imah Noong.
Tema yang diusung pada pelatihan ini ialah "Meningkatkan kompetensi Guru MA se-Jawa Barat melalui penguatan konsep Matematika dalam Ilmu Falak". Pelatihan ini diadakan sebagai sarana diskusi dan pemecahan masalah yang terjadi baik dikalangan Siswa maupun Guru.
"Tidak disetiap Pesantren, Guru yang mengampu mata pelajaran ialah yang ahli di bidangnya. Salah satunya saya, lulusan Tafsir Hadits jadi mengajar Ilmu Falak. Terkadang ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh Santri tapi terkadang saya masih meraba untuk menjawabnya." Pungkas salah seorang peserta.
Melihat kondisi real dilapangan. Pun begitu sebaliknya dengan para Siswa, ketika ditanya pelajaran apa yang sulit?Matematika mendominasi jawaban. Seharusnya, ada mindset yang musti dirubah secara perlahan bahwa Matematika adalah Pelajaran yang amat Mudah. Karena segala elemen kehidupan ini tak bisa dipisahkan dari yang namanya angka, tentu, angka berkaitan dengan Matematika.
"Matematika adalah pelajaran yg real-life, sangat dekat dengan kehidupan nyata. Tidak akan bermakna pelajaran matematika jika hanya menggunakan metode rumus saja." Tutur Prof. Rahayu
Maka dari itu, perlu adanya sinergitas antara Siswa dengan Guru agar apa yang seharusnya dipahamkan dapat dipahami oleh yang semestinya memahami.
Pada pelatihan ini, saya bisa memahami, bahwa "Matematika itu ibarat kehidupan. Kita hidup tidak selamanya mulus, pasti ada saja ujian yang menghampiri, mudah atau tidaknya kita keluar dari problem kehidupan itu tergantung kepada kita yang menjalaninya. Mau mengambil jalan termudah sampai tingkat easy pun ada. Begitupun dengan Matematika, untuk memecahkan 1 problem itu banyak rumus yang dapat kita pilih, tergantung kepada kita ingin menggunakan rumus yang mana." [/K.Hayatuna (Fitrilm)]
_
Nasional
30 November 2024 | 12:23