Oleh: Dr. H. Dedeng Rosyidin
Muhammad Said Ramadhan ( Fiqh al-Sirah: 1972, hal. 497 ) mencatat detik-detik datangnya wafat Rasulullah yang meliputi : شكوى الرسول Sakitnya Rasulullah, الرسول و سكرة الموت Rasul dan sakarat al-maut, serta وصف أصحاب الرسول لموته Sifat sahabat Rasul terhadap kematian Rasulullah saw.
A. Syakwa al-Rasul / Sakitnya Rasulullah
1.Menjelang sakitnya Rasulullah saw. beliau sempat mengangkat Usamah bin Zaid sebagai pemimpim dalam perang melawan RUMAWI, diperintahkan untuk pergi ketempat dimana ayahnya ‘Zaid bin Haritsah ‘ dulu terbunuh yaitu Al-Balqa dan Darum di tanah Palestin. Usamah saat itu berusia antara 18 atau 20 tahun. Dan orang-orang Munafiq menolaknya, namun Rasulullah mengatakan فأوصيكم به فإنه من صالحيكم Aku perintahkan bahwa Usamah orang shaleh di antara kamu.
2.Salah satu dari kebiasaan Rasulullah adalah pergi setiap malam pada pekuburan Al-Baqie berdo’a dan memohonkan ampun bagi Ahli al-Baqie. Dan Dalam riwayat Ibnu Ishaq dan ibnu Said dijelaskan, awal sakitnya; Bahwa Rasulullah pada 1/3 dari akhir malam mengajak Abi Muwaihibah dan berkata kepadanya: Aku diperintah untuk memohonkan ampunan bagi Ahli Al-Baqie, Pergilah Rasulullah dengan Abi Muwaihibah, dan setelah berada di Baqie, beliau berdoa السلام عليكم يا أهل المقابر dan dalam Riwayat Muslin dan Malik, disebutkan dengan kalimat lain
السلام عليكم دارَ قوم المؤمنين, و إنّا إن شاء الله بكم لاحقون, وَدَدْتُ أني قد رأيتُ إخوانَنا فقالوا يا رسول الله ألسنا بإخوانك ؟ قال : بل أنتم أصحابي. رواه مسلم و مالك
Dalam Riwayat Ibnu Ishaq: Rasulullah berkata kepada Abi Muwaihibah: “ bahwa aku diberi kunci-kunci gudang dunia dan keabadiannya, aku disuruh memilih antara kemewahan dunia dan antara bertemu dengan Tuhanku dan surga. Abi Muwaihibah berkata: ‘ambilah kunci –kunci gudang dunia dan keabadiannya, lalu ambil surga’. Rasulullah berkata
لا و الله يا أبا مويهبة قد اخترتُ لقاءَ ربي و الجنة. رواه ابن اسحاق و ابن سعد
3.Awal sakit Rasulullah adalah صداع شديدٌ sakit kepala yang berat, yang selanjutnya disertai panas yang tinggi حُمَّى شديدة Dan ‘Aisyah selalu mendoakan memohon perlindungan kepada Allah dengan معوّذات من القرآن berlindung kepada Allah yang diambil dari Alquran, dan Rasulullah suka melakukan ini jika beliau sakit. Dan sakit Rasulullah dimulai sejak akhir bulan shafar tahun 11 / sebelas Hijrah.
4.Rasulullah dirawat di Rumah Aisyah, atas izin istri-istrinya, karena mereka tahu kecintaan Rasulullah dan kelegaan kepadanya, yang sebelumnya di rumah Maemunah, lalu dibawa ke Aisyah dibantu Ibnu Abbas dan Ali bin Abi Thalib.
5.Di rumah Aisyah sakit Rasulullah semakin bertambah, beliau merasakan kegelisahan dan kesedihan para shahabat, Ia meminta di bawa keluar dan ingin berbicara kepada para shahabat. Lalu keluar dengan kepanya diikat, duduk di atas mimbar berdo’a untuk mereka dan berkhutbah
عَبْدٌ خَيَّرَه اللهُ بينَ أن يُؤْتِيَهُ زَهْرَةَ الدنيا و بينَ ما عنده, فاختار ما عنده. متفق عليه
Abu Bakar menangis karena beliau mengetahui apa yang dimaksudkan oleh Rasulullah, bahwa ajal Rasulullah akan segera tiba, dan akan menghadap tuhannya.
Dan dalam riwayat lain di tambahkan:
و إني فَرَطٌ لكم و أنا شهيدٌ عليكم و إني و الله لأَنْظُرُ الي حَوْضِي الآنَ و إني أُعْطِيْتُ مَفَاتِيْحَ خَزَائِنِ الأرضِ و إني و الله ما أخاف أن تشركوا من بعدي و لكن أخشىَ عليكم الدنيا أن تُنَافِسُوا فيها. متفق عليه
Sesungguhnya Aku akan mendahului kamu, dan Aku bersaksi atas kamu, dan aku demi Allah sungguh aku melihat telagaku sekarang, Aku diberi kunci gudang-gudang bumi, dan sungguh aku demi Allah tidak khawatir kalian musyrik setelahku, tapi yang aku takutkan pada kalian adalah dunia, kalian berlebih-lebihan dalam dunia.
6.Rasulullah kembali kerumahnya, dan sakitnya semakin bertambah. Rasul sudah tidak mampu keluar untuk mengimami shalat dengan para shahabat, dan memerintahkan pada Aisyah agar Abu Bakar mengimami shalat mereka, sementara Aisyah berkata bahwa Abu Bakar رجلٌ أسيفٌ seorang yang suaranya kecil, khawatir jika menggantikan Rasul tidak terdengar suaranya oleh orang-orang, tapi Rasulullah berkata مروا أبا بكر فليصل بالناس . Dan setelah itu Abu Bakar menggantikan beliau imam shalat. Dan selama Abu Bakar menggantikan Rasul dalam imam shalat, hanya satu kali Rasulullah mengimami mereka dengan shalat sambil duduk
7.Para shahabat gembira karena Rasulullah telah dapat keluar, mereka mengira telah menjadi lebih baik, padahal sakit semakin parah, dan itulah akhir kali Rasulullah keluar dan shalat bersama mereka. ابن مسعود menjenguk Rasul dan beliau sedang sangat panas badannya, Ibnu Mas’ud mengusap dengan tangannya, dan berkata “ إنك لتوعك وعكا شديدا engkau sangat panas sekali wahai Rasulullah”, Rasul berkata” أجل إني أوعك كما يوعك رجلان منكم Ya ! aku merasa panas seperti panasnya dua orang laki-laki dari kamu”, Ibnu Mas’ud berkata: أن لك أجرين‘ apa bagimu ada dua pahala wahai Rasul ?. Beliau berkata
ما من مسلم يصيبه أذى من مرض فما سواه إلا حَطَّ الله به سيئاته كما تَحُطُّ الشجرة ورقهَا. متفق عليه
8. Sakit Rasul semakin bertambah, kain pada wajah beliau dibuka, dan tampak sakit pada wajahnya, lalu berkata
لَعْنَةُ الله على اليهود و النصارى اتخذوا قبور أنبيائهم مساجد. متفق عليه
Di sini memberi peringatan kepada orang muslim untuk tidak menjadikan kuburan sebagai masjid.
B.Al-Rasul wa Sakarat al-Maut / Rasulullah dan Sakart al-maut
Pada waktu pajar, saat para shahabat shalat dibelakang Abu bakar hari Senin 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyyah, tiba tiba sutrah yang menutupi hujrah Aisyah terbuka, dan tampaklah Rasulullah dibelakan sutrah, melihat dan memperhatikan mereka sedang shalat, beliau tersenyum, lalu Abu bakar menarik diri kebelakang, dan ia mengira bahwa Rasulullah ingin keluar untuk shalat, Rasul memberi isyarat dengan tangannya agar menyempurnakan shalatnya. Lalu masuk hujrah dan menurunkan sutrahnya.
Orang-orang selesai shalatnya dan bubar, mereka mengira bahwa Rasulullah telah sembuh dari sakitnya, padahal itu adalah Nadhratu WadaI / pandangan perpisahan Rasul terhadap shahabatnya. Rasulullah kembali ke hujrah Aisyah, bersandar kepadanya, mulailah sakarat al-Maut menutupinya. Dan di antara ke dua tangannya ada bejana yang berisi air, mulailah Rasul memasukan kedua tangannya pada bejana lalu membasuhkannya pada wajah dan beliau berkata:
لا إله إلا الله إن للموت سكرات. فقه السيرة : 503
لا إله إلا الله إن للموت لسكرات, اللهمّ إنك تأخذ الروح من العَصَبِ و القَضِيْبِ و الأنامل, فأَعِِنّى على الموت و هَوِّنْهُ عَلَىَّ. الحكمة البالغة فى خطب الشهور: 34
Tidak ada Tuhan selain Allah sesungguhnya pada mati itu terdapat mabuk-mabuk, Ya Allah sesungguhnya engkau mencabut ruh dari Urat saraf, anggauta badan, dan ujung jari, tolonglah aku menghadapi kematian dan mudahkanlah mati bagiku.
Dalam riwayat lain, Aisyah berkata : Abdurrahman datang menjenguk Nabi dan pada tangan Abdurrahman terdapat siwak, Rasul melihatnya, Aku tahu beliau menginginkannya, aku ambilkan siwak dan rasul bersiwak dengan bantuanku. Rasul memasukan kedua tangannya pada bijana dan membasuhkan pada wajahnya, lalu berkata إن للموت سكرات لا إله إلا الله lalu beliau mengangkat tangannya dan berkata في الرفيق الأعلى semoga ada pada tempat di sisi Allah yang tinggi. Sehingga dicabutlah ruh Rasul dan doyong tangannya.
C.Sifat Shahabat dalam menerima kematian Rasulullah
Tersebar berita wafatnya rasulullah, Abu bakar datang menunggang kuda dari tempat tinggalnya di Al-Sunhu. Beliau pulang ke rumahnya dengan penuh perasaan Rasulullah telah sembuh dari sakitnya. Ia masuk mesjid, datnga ke Aisyah dengan tidak berkata-kata, lalu mendekati Rasul yang mengenakan baju halus dan bagus, membuka wajahnya, jatuh tertelungkup, menciumnya dan menangis, lalu berkata
بأبي أنت و أمي لا يُجْمِعُ الله عليك موتتين, أما الموتةُ التى كُتِبَتْ عليك فقدّمتَها.
Adapun Umar Ibnu Khatab berkata
أن رسول الله لم يمتْ و لكنه ذهب الى ربه كما ذهب موسى بن عمران, و أنه صلعم لا يموت حتى يفنى الله المنافقين.
Melihat Umar demikian hampir tidak menerima kenyataan, yang menurut Umar “ tertahan kedua kakiku untuk berjalan, seolah-olah aku tersungkur ke bumi saat mendengar bahwa Rasulullah telah meninggal’, Maka Abu Bakar meredakan Umar :
أما بعدأيها الناس من كان منكم يعبد محمدا فإن محمدا قد مات و من كان منكم يعبد الله فإن الله حيٌّ لا يموت. قال تعالى : و ما محمد إلاّ رسول قد خلتْ من قبله الرسل أفإن مات أو قُتِلَ انقلبتم على أعقابكم.
Orang-orang menemui Abu Bakar, dan semua membaca ayat itu, seolah – olah mereka tidak mengetahui bahwa Allah telah menurunkan Ayat itu, padahal mereka tahu, ayat tersebut diturunkan pada saat Perang Uhud, dimana mujahid banyak yang cedera, seorang Yahudi berkata bahwa Muhamad telah terbunuh. Dan orang orang munafik berkata jika Muhammad terbunuh maka kembalilah kalian pada agamamu dan agama bapak-bapakmu ( Shawi : 1, 242 ). Ayat ini dibacakan kembali oleh Abu bakar saat Umar hampir tidak menerima kematian Rasulullah.
D.Ibrah dan Idhah / Pelajaran dan Nasihat
1.Kematian adalah hukum Allah yang berlaku bagi semua hamba tanpa pilih bulu
كل نفس دائقة الموت. الأنبياء: 35
2.Kematian dapat menembus apapun dan siapapun yang menghalanginya, sekalipun dengan benteng yang kokoh
أينما تكونوا يدرككم الموت و لو كنتم في بروج مشيدة: النساء: 78
3.Nabi dan rasul yang dicintai Allah, di ma’sum Allah tidak terlepas dari kematian
إنّك ميّتٌ و إنهم ميَّتون . الزمر : 30
4.Disyareatkan berusaha dari kesembuhan, dan berdo’a kepada Allah
أَذْهِب البأسَ ربَّ الناس و اشف و أنت الشافي لا شفاء إلا شفائك شفاءً لا يغادر سقما
5. Harus menerima kematian seseorang, seperti Abu Bakar menerima kematian Rasulullah
من كان منكم يعبد محمدا فإن محمدا قد مات و من كان منكم يعبد الله فإن الله حيٌّ لا يموت
6.Berlindung dan memohon pertolongan Allah dari sakarat Al-Maut, dan minta dimudahkan dalam kematian اللهم أعنىّ على الموت و هوّنه عليّ
7.Tidak ada keutamaan dalam hukum islam bagi seorang yang mati kecuali dengan amalnya, dalam khutbah jum’at pertama Rasul berkhutbah
أيّها الناسُ فَقَدِّمُوْا لأَِنْفُسِكُمْ, تَعْلَمُنَّ وَ اللهِ, لَيُصْعَقَنَّ أَحَدُكُمْ, ثُمَّ لَيَدَعَنَّ غَنَمَهُ لَيْسَ لَهَا رَاعٍ, ثُمَّ لَيَقُوْلَنَّ لَهُ رَبُّهُ وَ لَيْسَ لَهُ تُرْجُمَانٌ, وَ لاَ حَاجِبٌ يَحْجُبُهُ دُوْنَهُ : أَ لَمْ يَأْتِكَ رَسُوْلِي فَبَلَّغَكَ, وَ آتَيْتُكَ مَالاً, وَ أَفْضَلْتُ عَلَيْكَ : فَمَا قَدَّمْتَ لِنَفْسِكَ ؟ فَلَيَنْظُرَنَّ يَمِيْنًا وَ شِمَالاً فَلاَ يَرَى شَيْئًا, ثُمَّ لَيَنْظُرَنَّ قُدَّامَهُ فَلاَ يَرَى غَيْرَ جَهَنَّمَ. فَمَنِ اسْتَطَاعَ أَنْ يَقِيَ وَجْهَهُ مِنَ النَارِ وَلَوْ بِشِقٍّ مِنْ تَمْرَةٍ فَلْيَفْعَلْ, وَ مَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ فَإِنَّ بِهَا تُجْزَى الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضُعْفٍ. ابن إسحاق
Wahai manusia berbuat baiklah untuk kepentingan dirimu sendiri, ketahuilah demi Allah, sungguh salah seorang diantara kamu akan dimatikan, kemudian akan meninggalkan kambingnya yang tidak ada gembalanya, lalu Tuhannya pasti akan bertanya padanya yang tidak ada baginya penterjemah dan tidak ada penghalang yang menghalanginya : Bukankah rasulku telah datang padamu lalu menyempaikan / ajaran padamu ? dan aku telah memberimu harta dan akau ytelah mengutamakanmu. Apa yang telah engkau perbuat untuk kepentingan dirimu ? Lalu ia melihat ke kanan dan ke kiri maka tidak mendapatkan sedikitpun kebaikan, kemudian melihat di depannya ia tidak melihat selain neraka Jahanam. Siapa yang mampu untuk menjaga dirinya dari api neraka sekalipun dengan sebutir kurma, maka lakukanlah, dan siapa yang tidak punya, maka berbicaralah dengan tutur kata yang baik, karena tutur kata yang bagus akan dibalas dengan ke baikan sepuluh hingga tujuhratus kali lipat. Ibnu Ishaq