Jakarta - persis.or.id, Masih dalam upaya menjaga keadaulatan NKRI, Jamiyyah Persatuan Islam tetap Istiqamah menjalankan Quran Sunnah termasuk dalam hal siyasah. Persis dinilai mulai gencar dalam memahamkan fiqih siyasah kepada Umat.
Dr. Jeje Zaenudin, wakil ketua umum PP Persis, menyebutkan poin-poin Quran Sunnah dalam fiqh siyasah. Beliau mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kewajiban syariah dalam dalil naqli dan aqli hanya wajibnya kifayah, kamis (19/01/2017) dalam kegiatan kajian rutin PW Persis Jakarta.
Pertama, Pedomannya adalah Al-Quran. Kedua, Proses kepemimpinan melaui mekanisme Syuro (Al Imron : 159 dan As-Syura : 38 3). Ketiga, kewajiban pemimpin untuk berlaku amanah dan menjunjung keadilan (An-Nisa :58). Keempat, kewajiban rakyat adalah mentaati para pemimpin yang amanah dan adil (An-Nisa : 59). Kelima, Syarat-syarat pemimpin Islam : Mukmin yang tata kepada Allah dan Rasulnya (Al Maidah : 55), Kuat fisik dan jasmani dan amanah. (al Qasas : 26) serta kuat fisik dan luas ilmu pengetahuannya (al baqarah: 247)
Dr. Jeje melanjutkan, untuk itu diintruksikan oleh PP Persis harus dihidupkan lagi brigade-brigade yasng santun tidak anarkis agar tumbuh calon pemimipin yang kuat fisik dan taat kepada Allah dan Rasulnya dari Persis. Harus mulai diubah paradigma siapa yag akan kita pilih, kita harus meningkatkan kualitas dan kuantitas kader kedepan.
"Kualitas kepemimpinan harus mencermikan kualitas rakyatnya, perjuangan menuju kepemimpinan Islam adalah membangun kesabaran menghadapi tantangan dan keyakinan, jadi sebelum memimpin umat Islam harus teruji dulu dari semua aspek yang ada, sabar dalam menghadapi semua cobaan dan yakin akan kesuksesan. Al Quran sudah secara eksplisit dalam mengangkat pemimpin", terang Dr. Jeje
Beliau menilai, Saat ini media mainstream sudah tidak terlalu menguasai dan membangun opini kepada masyarakat dikarenakan sudah banyaknya media media online Islam.
"Sudah kalahnya media mainstream oleh media media online, tetap kita harus berhati hati ketika kita bermedsos, jangan menyebarkan berita hoak dan berkomentar karena ini akan dijadikan sasaran tembak untuk melumpuhkan kembali kekuatan media Islam", ungkap Dr. Jeje
Dr. Jeje menyampaikan solusinya yaitu dengan menggencarkan dakwah Isklam di seluruh lapisan umat dilevel akar rumput yang gampang sekali disuap dan dipalingkan opininya sehingga hati dan suara umat benar benar di tangan ulam. "Kuncinya ulama arus menguasai umat, makanya kita sedang bekerja jeras supaya MUI mempunyai wibawa yang amat besar di tengah ummat", ujarnya.
Jika wibawa MUI sudah kuat, dinilai bisa mengalahkan wibawa penguasa agar umat Isalam dapat terkontrol dari kepemimpnan ulama.
"Menggencarkan fiqh siyasah Islam, bukan karena jabatannya tapi karena amanahnya. Menyadarkan umat akan bahaya besar dan ancaman yang sangat besar kepada masyarakat Indonesia di bidang aqidah, politik dan ekonomi agar umat tidak mudah dibodohi dengan faham dan ideologi yang sesat, sekarang isu yang diangkatnya adalah etnis dan sekte itu sebabnya sekarang dimunculkan peperangan syiah dan sunni", papar Dr. Jeje (HL/TG)