Bandung, persis.or.id – Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS) turut membahas gerak transformasi atau harakah tajdid sebagai ciri khas jam'iyyah PERSIS.
Masih dalam momen soft opening Muskernas ke-2 PP PERSIS di Hotel Sutan Raja Soreang, Dr. K.H. Jeje Zaenudin, M.Ag sangat mendorong arah perubahan paradigma yang konstruktif.
Pertama, dari gerakan pemurnian pemikiran akidah dan syariah Islam ke gerakan massa.
Kedua, dari gerakan dakwah dan pendidikan berkembang ke gerakan sosial ekonomi dan politik. Ketiga, dari isolasi diri (eksklusif) ke infiltrasi dan inklusif.
”Dakwah Persatuan Islam hari ini mesti menyebar ke berbagai ruang dan berdampak kebermanfaatan bagi masyarakat, bangsa dan negara,” ungkapnya.
Keempat, dari menjaga eksistensi dan posisi secara depensif bergeser untuk memberi peran, kontribusi, dan bersifat opensif.
Dr. Jeje Zaenudin menyebutkan beberapa contoh konkrit terkait transformasi paradigmatik di tubuh jamiyyah PERSIS.
”Dalam transformasi dakwah; kita terus mengembangkan sarana, metode, dan strategi. Di bidang dakwah ada bidgar daerah tertinggal, BMC, TV Persis, Medsos PERSIS, Dakwah Budaya dan Teknologi Dakwah. Semuanya sama, substansinya tetap di dakwah Persatuan Islam," jelasnya.
Adapun untuk transformasi pendidikan, PP PERSIS sedang melangkah ke pengembangan perguruan tinggi, dan membuka model model pendidikan yang variatif.
Sedangkan transformasi kejamiyyahan, PP PERSIS sedang merekontruksi sistem perkartuan dan pengelolaan sumber daya insani.
Terakhir, transformasi maliyah ijtimaiyyah, PP PERSIS melalui Bidgar Perwakafan sebelumnya mendata dan mengembangkan wakaf, sekarang membuat lembaga perberdayaan wakaf.
”Saat ini kami menghendaki adanya pengelolaan Wakaf Produktif. Bahkan saat ini mengembangkan BMT hingga adanya HIPPI atau Himpunan Pengusaha Persatuan Islam," terang Ustaz Jeje. (HL/TG)
[]