Bandung, persis.or.id - Empat otonom pelajar dan mahasiswa Persatuan Islam (PERSIS) menggelar Grand Launching Jambore Nasional (Jamnas) ke-7 Pelajar dan Mahasiswa Persatuan Islam se-Indonesia di Aula Gedung Sate, Rabu (21/7/23).
Mereka adalah Pimpinan Pusat (PP) dari Himpunan Mahasiswa (HIMA) PERSIS, Himpunan Mahasiswi (HIMI) PERSIS, Ikatan Pelajar PERSIS (IPP), dan Ikatan Pelajar PERSIS Putri (IPPi).
Ada kesan berbeda dari pelaksanaan Jamnas ke-7 tahun ini. Yakni program tersebut adalah hasil kolaborasi empat otonom kader muda PERSIS, yang mengusung tema "Kolaborasi Pelajar dan Mahasiswa Persis: Berdaya, Berkarya, Digdaya untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045".
Ketua pelaksana Rizal Faturohman mengatakan bahwa kegiatan tersebut menjadi momen untuk merekatkan ukhuwah juga tali persaudaraan. "Terutama (bagi) para santri akan wilayah dan karakter setiap pesantrennya," ujarnya.
Menurutnya, inovasi dalam kolaborasi baru ini menjadi perhatian khusus untuk meneguhkan, dan meneruskan perjuangan para pendahulu PERSIS tentang silaturahmi antar daerah dan generasi muda seluruh Indonesia.
Hal tersebut juga ditekankan oleh Ketua Umum PP IPP Rifqi Rifyal Rizaldi, yang menjelaskan bahwa pelajar dan mahasiswa PERSIS merupakan satu kekuatan.
"Dan juga sebuah potensi yang harus dikembangkan dan mendapatkan perhatikan khusus sebagai pelanjut bagaimana PERSIS dan Indonesia akan berkembang maju di masa depan," ungkapnya.
Jamnas ke-7 ini juga sebagi bentuk keseriusan agar dapat bersaing menjadi salah satu generasi unggul di masa yang akan datang.
"Dan menjadi sektor strategis sebagai salah satu bentuk dakwah di Persatuan Islam yang menguasai segala bidang," tambahnya.
Ustaz Dr. Tiar Anwar Bahtiar, M.Hum selaku Ketua Bidang Tarbiyah PP PERSIS juga menegaskan tentang kegiatan tersebut.
"Acara yang bersifat kepesantrenan harus ditonjolkan karena ini adalah acara kader muda Pesantren PERSIS. Lebih dari itu, istilah santri punya kekuatan khusus ialah menjadi kekuatan sejarah PERSIS, yang daluhu dipimpin dan dikembangkan oleh santri," paparnya.
Jamnas e-7 ini dibuka oleh Dr. K.H. Haris Muslim, L.c., M.A selaku Sekretaris Umum PP PERSIS.
Dalam sambutannya, Ustaz Haris menjelaskan bahwa sejarah PERSIS tidak bisa dipisahkan dari pendidikan. Dan pendidikan tidak bisa dipisahkan dari santri atau pelajar.
"Santri ialah potensi terbesar yang PERSIS miliki. Maka harus mengelola dengan baik makan potensi tersebut menjadi yang terbaik bagi masa depan jamiyyah," kata ustaz Haris sekaligus membuka acara.
[]
Kontributor: Pusdapi Media/Tania Rahmawati