Hadiri Daurah Ekonomi PERSIS, Ahmad Najib Berharap Ada Tindak Lanjut dan Realisasi

oleh Reporter

16 Januari 2022 | 06:05

Bandung, persis.or.id - Anggota DPR RI Komisi 11 Ahmad Najib Q. hadir dan menjadi Keynote Speaker Dauroh Ekonomi PP PERSIS di Hotel Horison Bandung, Jumat (14/1).

Ahmad Najib mengawali pemaparannya dengan mengungkapkan bahwa dirinya lahir di lingkungan jamiyyah PERSIS. Namun, dari sejak sekolah dan merantau sampai hari ini dirinya tidak mempunyai NIAT (Nomor Induk Anggota Tetap) sebagai anggota PERSIS.

“Insyaallah, ketika kegiatan ekonomi syariah ini bisa terus berlangsung, saya izin untuk mempunyai NIAT suatu saat nanti,” ucapnya.

Dihadapan ratusan jamaah yang hadir, anggota dari Fraksi PAN ini menjelaskan bahwa acara Daurah Ekonomi sangatlah penting, karena data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat. Berdasarkan data tersebut dan data yang dirilis juga oleh negara-negara Islam tentang pusat kegiatan ekonomi syariah pada tahun 2018, Indonesia masih menduduki peringkat 46 dunia. Dan pada perkembangannya, pada tahun 2021 ada lonjakan yang sangat luar biasa hingga Indonesia berhasil menaik ke urutan empat. 

“Kita harus akui secara jujur, kenaikan peringkat ini adalah akselerasi yang sangat luar biasa. Artinya potensi ekonomi syariah yang selama ini dianggap sebelah mata, jika kita usahakan dengan serius terlebih dengan SDM yang mumpuni, Indonesia bisa dengan begitu cepat menjadi pemimpin. Insyaaallah akan kita canangkan di tahun 2030 menjadi nomor satu di dunia,” ungkap Ahmad Najib.

Ia melanjutkan dengan memaparkan data terkait pusat ekonomi baru, salah satunya bahwa Tiongkok menjadi eksportir utama untuk produk busana muslim yang nantinya akan dikirim ke negara-negara Timur Tengah.

Selain itu, Thailand pun telah mencanangkan untuk menjadi pusat wisata halal dunia, diikuti oleh Korea Selatan. Sedangkan Indonesia, yang berdasarkan demografi kependudukan termasuk negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, menduduki posisi ke 5 dan 6.

Ia menilai, Indonesia dengan segala potensi yang ada, sadar betul sudah bukan saatnya hanya menggulirkan wacana-wacana, tetapi perlu langkah yang lebih konkrit untuk dilaksanakan. Untuk itu, pemerintah dan Bank Indonesia sudah menyusun roadmap agar pada tahun 2030 Indonesia menjadi pusat keuangan syariah di dunia.

“Maka dengan kegiatan saat ini, yang disebut Dauroh Ekonomi, saya berharap ada langkah yang lebih konkrit,” tuturnya.

“Kalau hari ini saudara-saudara kita para pengusaha di luar sana, yang belum bersatu padu mengikatkan dirinya sebagai komunitas untuk memperjuangkan bagaimana tegaknya ekonomi syariah dinegeri kita, inilah saatnya hal itu kita lakukan,” lanjutnya

Jika hal tersebut tidak dilakukan, masih menurutnya, negara lain sudah mencanangkannya bahkan pusat syariah hari ini masih diduduki oleh Inggris sebagai pusat keuangan syariah dunia.

Mengenai potensi perekonomian di jamiyyah PERSIS, dirinya menyadari banyak potensi yang dimiliki PERSIS yang belum dimanfaatkan dengan maksimal. Perbankan yang dimiliki PERSIS masih berada di lvel BPR, belum masuk ke dalam buku Bank satu dan dua.

“PERSIS pasti menyimpan uang, tetapi pertanyaanya, apakah menyimpannya di perbankan syariah atau di BPR Amanah Rabbaniah?” tanya Ahmad.

Ia juga menyebut para pengusaha konveksi PERSIS yang berada di Soreang, potensi pesantren PERSIS yang jumlahnya ratusan yang saat ini ekonomi pesantren berbasis pertanian dan peternakan.

“Harapannya, pada hari ini tidak hanya konteks pertemuan saja, tetapi ada tindak lanjut dalam rangka merealisasikan ide dan wacana,” harapnya.

Sebagai penutup, Ahmad memohon doa, insyaallah pada awal Februari pihaknya dengan jajaran PD PERSIS Kabupaten Bandung akan segera meluncurkan program sosial Bank Indonesia yang bergerak di bidang UMKM.

“Dan kami pastikan di dalamnya ada poin-poin tentang peningkatan ekonomi syariah terutama di wilayah Kabupaten Bandung,” jelasnya.

Pihaknya juga sudah mempersiapkan program eL-Satu Mart yang nantinya di 31 Kecamatan di Kabupaten Bandung memiliki 1 kios. Akan ada juga pelatihan-pelatihan khusus yang diberikan kepada para ustaz, sehingga mereka akan paham dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini.

 

(HL/dh)

Reporter: Reporter Editor: admin