Hujan Turun, Jamaah Umrah Karya Imtaq Nikmati Kesyahduan Beribadah di Masjidil Haram

oleh Reporter

28 April 2023 | 16:56

Mekah - persis.or.id, Pada hari Jumat yang suci, jamaah umrah dari PT. Karya Imtaq Bandung mengalami pengalaman yang luar biasa, ketika mereka beribadah di Masjidil Haram di tengah cuaca yang mendung dan hujan deras.

Pembimbing umrah, Ustaz Jejen Jaenudin, M.Pd.I, telah mewanti wanti jamaah agar datang lebih awal ke Masjidil Haram jika tidak ingin kehabisan tempat shalat Jumat, mengingat banyaknya jamaah yang berkumpul di sana.

"Meskipun cuaca tidak bersahabat, para jamaah tetap berduyun-duyun menuju Masjidil Haram dengan suka cita, di tengah hujan yang turun cukup deras", demikian penuturan Prof. Dadan Wildan, sekretaris Majelis Penasehat PP PERSIS (28/04/2023).

Askar menutup sementara halaman masjid karena hujan, sehingga jamaah bersama-sama masuk ke bangunan Masjidil Haram yang baru, yang sama mewahnya dengan bangunan lama yang lebih dulu berdiri.

Pukul 10.30 waktu setempat, mesjid sudah penuh sesak oleh jamaah yang datang dari berbagai penjuru dunia. Walaupun berasal dari berbagai negara dengan berbagai bahasa dan pakaian yang berbeda-beda, mereka datang bersatu dalam ketaatan kepada Allah SWT.

Shalat Jumat di Masjidil Haram merupakan kesempatan yang luar biasa bagi umat Islam. Shalat di mesjid ini sama dengan 100 ribu kali shalat di masjid lainnya.

Tidak banyak kaum muslimin yang memiliki kesempatan untuk beribadah di tempat suci ini dan para jamaah merasa sangat bersyukur dapat melaksanakan shalat Jumat di sana.

Dalam ketenangan dan ketundukan, mereka bersujud, berdoa, dan menundukkan kepala dekat dengan Ka'bah.

"Hari itu, mereka merasakan hadir di forum internasional dengan orkestrasi ketaatan kepada Allah SWT", terang Prof. Dadan.

Meskipun cuaca tidak bersahabat, para jamaah tetap merasa terberkati dan bersyukur karena dapat merasakan kesempatan yang luar biasa untuk beribadah di Masjidil Haram.

"Semoga pengalaman ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan ketaatan kita sebagai hamba-Nya", ujarnya.

Para jamaah dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Masjidil Haram. Di tengah keramaian, seorang pemuda dengan berjanggut lebat dan didampingi oleh seorang tua berjanggut putih, membagikan air zamzam ke setiap jamaah.

"Kebaikan seringkali ditemukan di mesjid ini dari hal-hal kecil seperti ini", ungkap Prof. Dadan Wildan

Tanda persiapan khutbah jumat dimulai dengan adzan awal yang berkumandang pada pukul 11.49. Di Masjidilharam, adzan pertama dan kedua di hari jum'at cukup lama, sekira 30 menit, berbeda dengan adzan di sebagian masjid di Indonesia yang cukup singkat hanya untuk shalat qobla jumat dua rakaat. (*)

 

Reporter: Reporter Editor: admin