Bandung – persis.or.id, Pimpinan Pusat Pemudi Persis bersinergi dengan PZU dan PT Paragon menyelenggarakan Muslimah Beauty Class (MBC).
MBC tersebut diselenggarakan di empat (4) kota yaitu Bandung, Bogor, Banten dan Yogyakarta. Dijelaskan oleh Sekjen PP Pemudi Persis Farah Fatihah, bahwa Muslimah Beauty Class itu bertujuan untuk menghasilkan Pemudi Persis yang mandiri dalam berwirausaha, khususnya di bidang Tata Rias.
“Dalam tiap pelatihan, tidak hanya pemaparan materi yang disampaikan. Melainkan sekaligus praktik dalam berhias untuk muslimah”, ungkap Farah.
MBC diselenggarakan pertama kali di Bandung pada 31 Agustus lalu di hotel Grand Pasundan. Adapun MBC kedua diselenggarakan di Bogor di hotel Salak Heritage pada Ahad (15/09/2019) dengan 30 orang peserta yang terdiri dari 26 orang anggota pemudi dari Bogor , 2 orang dari PW Jabar dan 2 dari PW Jakarta.
“Sebelum pelaksanaan MBC para peserta di interview terlebih dahulu di kantor PD Persis Kota Bogor”, tambah Farah.
Muslimah Beauty Class itu berlangsung dari pukul 08.00-15.00 WIB. Acara dibuka oleh Heri Solehudin sebagai divisi Pendayagunaan PZU dan sambutan-sambutan mulai dari dari Perwakilan PP Pemudi Persis oleh Farah Fatihah, S. Pd ( Sekjen PP Pemudi), Perwakilan dari Wardah, dan wakil Ketua PD Persis Kota Bogor.
Sementara itu Humas PP Pemudi Persis Resi Disniyasari mengungkapkan bahwa acara MBC itu dibagi dalam 3 sesi yakni sesi pertama yaitu materi tentang pengenalan jenis-jenis kuli kemudian praktek dasar-dasar make-up dan terakhir tutorial dan praktek bermake-up.
Para Trainer dari Wardah Cosmetic turut mendampingi para peserta sehingga acara berlangsung lancar. Para peserta MBC di Bogor ini dinilai sangat antusias dalam mengikuti acara pelatihan.
“Berangkat dari pengalaman pribadi yang bermakeup tidak syari maka mereka berkomitmen tinggi untuk mengaplikasikannya”, ungkap Resi.
Humas PP Pemudi Persis itu pun melanjutkan, para peserta juga memiliki tekad untuk syiar berhias secara syari khususnya di wilayah bogor.
“Beberapa peserta menangkap kegiatan ini sebagai peluang dakwah melalui seni tatarias tanpa mengabaikan syariat”, tambahnya.
Para peserta berharap melalui kegiatan itu mereka bisa membuat sebuah tim untuk tata rias ala pemudi yang sesuai dengan syariat. (/RD)