Aksi bela Islam (4 November dan 2Desember 2016) yang dilakukan kaum muslimin di Indonesia memberikan dampak positif bagi pengajaran ilmu Fisika.
Selama ini masyarakat cenderung memahami ilmu Fisika sebagai ilmu yang terpisah dari kajian Islam. Kebanyakan masyarakat menganggap bahwa ilmu Fisika tidak berhubungan dengan religi, khususnya nilai-nilai keislaman.
Padahal al-Quran menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan berasal dari Allah dan manusia hanyalah makhluk yang mengiterpretasikan tanda-tanda kebesaran-Nya melalui kemampuan pemikirannya (QS Ali Imraan; 191, An-Nahl; 79, dan Al-Fathir; 27-28).
Pada saat ini umumnya guru dalam memberikan pemahaman kepada siswa serta memberikan suasana pembelajaran yang menarik bagi perbaikan motivasi belajar dan akhlak para siswa kurang memberikan dampak yang besar, terutama di luar pengajaran.
Dalam hal ini guru tidak menanamkan visi yang kuat tentang ilmu Fisika kepada para siswa sehingga mereka sulit memberikan gambaran masa depan akan dampaknya mereka mempelajari ilmu tersebut.
Sejauh ini mata pelajaran fisika di tingkat sekolah menengah masih kurang memberikan efek maksimal. Sebagian besar siswa masih memberikan asumsi yang kuat bahwa mata pelajaran Fisika adalah pelajaran yang sulit.
Hal tersebut juga didukung oleh rendahnya minat siswa pada mata pelajaran Fisika. Dampaknya adalah kemampuan siswa dalam melahirkan karya sains sederhana yang bermanfaat bagi kehidupan kurang terlatih.
Selain itu motivasi siswa dalam mengkaji pengetahuan secara mandiri di luar proses pembelajaran sekolah dirasa masih sangat rendah. Para siswa cenderung lebih menghabiskan waktu luangnya di luar jam pelajaran untuk melakukan aktivitas yang kurang bermanfaat bagi perkembangan hidupnya.
Problematika pengajaran fisika di atas tentunya kompleks, tetapi Aksi bela Islam sangat menginspirasi tulisan ini untuk memberikan pemahaman kepada siswa, guru, dan para stakesholder sehingga dapat memberikan suasana pembelajaran bersuasana Islami yang visioner bagi perbaikan motivasi belajar dan akhlak para siswa khususnya mata pelajaran fisika.
Tulisan ini menawarkan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan tersebut dengan membuat gerakan pengajaran Fisika Islami.
Gerakan pengajaran Fisika Islami merupakan bentuk gerakan kepedulian Fisikawan muslim untuk merealisasikan pembelajaran Fisika yang menghubungkan Fisika dengan nilai-nilai keislaman.
Gerakan tersebut bertujuan untuk meyakinkan siswa agar lebih termotivasi dalam mengkaji pengetahuan secara mandiri khususnya pada keilmuan Fisika.
Gerakan ini sangat diperlukan guna mengubah paradigma siswa bahwa Fisika tidak hanya sebatas rumus yang rumit untuk dipelajari, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai keislaman akan pentingnya al-Quran maupun al-Hadist sebagai referensi pembelajaran Fisika.
Dalam pengajaran fisika umumnya guru muslim kurang merelevansikan keilmuan Fisika terhadap nilai-nilai keislaman. Padahal ilmu fisika merupakan sarana untuk mendekatkan dirikepada Allah.
Mukjizat ilmu pengetahuan terbesar berupa al-Qura’an banyak mengungkap makna dari penemuan modern khususnya dalam ranah ilmu Fisika. Namun, banyak guru muslim yang tidak menyadarkan hal tersebut kepada siswa, sehingga siswa tidak merasa penting untuk mempelajarinya.
Jika nilai-nilai keislaman yang ada di dalam al-Qura’n ditanamkan pada proses pembelajaran Fisika, siswa akan sadar tentang pentingnya mempelajari ilmu tersebut.
Siswa akan lebih termotivasi secara religius sebagaimana Aksi Bela Islam untuk lebih memperdalam kajian ilmu Fisika di luar jam pelajaran. Bahkan siswa tidak akan merasa rugi dalam mempelajari ilmu Fisika ini karena niat mereka belajar bukan lagi atas dasar keterpaksaan, melainkan karena ingin mengkaji tanda kebesaran Allah. Bukan hal yang mustahil pula jika suatu saat mereka menjadi ahli Tafsir dan ahli Fisika di saat yang bersamaan.
Gagasan visi pengajaran ini hendaknya menjadi proyek utama di universitas Islam yang memiliki program studi Pendidikan Fisika dalam mengembangkan pembelajaran Fisika yang bernuansa Islami. Hal tersebut akan berdampak pada lulusannya agar memiliki arah yang jelas dalam mendakwahkan nilai-nilai keislaman yang disisipkan pada proses pembelajaran Fisika.
Beberapa penelitian tentang pengintegrasian pembelajaran Fisika terhadap nilai-nilai keislaman telah banyak dilakukan. Namun, penelitian tersebut kurang memiliki dampak yang tegas pada pelaksanaannya.
Penelitian tersebut masih belum mampu mengubah pola pembelajaran Fisika menjadi lebih Islami. Hal itu dikarenakan belum adanya gerakan yang masif untuk melaksanakan gagasan hasil penelitian tersebut.
Dengan adanya gagasan tentang gerakan pembelajaran Fisika Islami diharapkan hasil penelitian tentang pengitegrasian pembelajaran Fisika bernuansa Islami dapat digunakan di seluruh sekolah berbasis Islam di Indonesia.
Aksi Bela Islam yang telah dilakukan kaum muslim merupakan motivasi yang diberikan Allah yang dapat dijadikan sebagai fondasi penting perubahan paradigma pembelajaran sains khususnya Fisika untuk lebih memperhatikan nilai-nilai keislaman dalam menerapkan proses pembelajarannya.
Hendaknya guru-guru Fisika yang mengajar di sekolah berbasis Islam mampu menangkap makna dari aksi tersebut untuk lebih memikirkan, merancang, dan menerapkan pembelajaranFisika yang menghubungkan nilai-nilai keislaman.
Sekolah berbasis Islam sudah saatnya mengevaluasi seluruh perangkat pembelajaran sains supaya pembelajaran sains khususnya Fisika dapat merelevansikan nilai-nilai keislaman di dalamnya. Sebab, jika hal ini tidak segera dilaksanakan, euforia aksi bela Islam akan menjadi sia-sia.
Kesempatan seperti ini harus lebih dimanfaatkan oleh kaum muslimin sebagai langkah awal revolusi pembelajaransains islami yang visioner di Indonesia.
Gerakan pembelajaran Fisika berbasis Islami membutuhkan dukungan penuh dari mahasiswa/i yang menempuh pendidikan pada ranah ini. Karena sebagai anak muda muslim yang mengkaji ilmu Fisika di perguruan tinggi hendaknya memperhatikan hal ini sebagai bagian dari gerakan dakwah. Mahasiswapendidikan Fisika muslim harus menyadari akan pentingnya menyuarakan gagasan visioner ini agar memberikan efek yang maksimal bagipelaksanaannya.
Hal ini penting untuk dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap generasi penerus serta perbaikan kualitas pembelajaran Fisika. Sudah saatnya kita semua bergandeng tangan untuk memikirkan hal ini di masa sekarang dan mendatang.
Semoga gagasan sederhana yang penulis sampaikan dapat membangkitkan semangat para akademisi muslim untuk duduk bersama dalam mengkaji dan memperbaiki kualitas pembelajaran Fisika di sekolah berbasi Islam. Sehingga para siswa merasa bahwa ilmu Fisika bukan hanya digunakan saat mereka menghadapi ujian saja, melainkan sebagai inspirasi dalam melahirkan karya sains yang bermanfaat bagi umat.
“Bukankah seharusnya ilmu pengetahuan dan teknologi lebih memudahkan manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah?” (Pertanyaan dari dosen Fisika bapak Hasian Pohan dalam salah satu perkuliahan yang saya jalani.)
***
Penulis: Ridhwan Dery Iradat (Kader Hima Persis DKI Jakarta)