Madinah, persis.or.id - Jemaah haji Indonesia akan disuguhi menu citra rasa nusantara selama berada di Kota Madinah. Menu makanan Jemaah haji disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Demikian disampaikan pemilik catering Nooha Abu Abdurrahman kepada Media Center Haji, di dapur Nooha di Madinah, Sabtu 11 Mei 2024.
Ia menjelaskan, pihaknya akan memasak menu calon Jemaah haji dengan bumbu asli Indonesia.
“Bumbu untuk memasak saya datangkan langsung dari Indonesia dan juru masaknya juga merupakan orang Indonesia serta para pekerja disini pun didominasi oleh orang Indonesia. Hal ini untuk menjaga keaslian rasa menu orang Indonesia. Dan ini pun permintaan dari Kementerian Agama, agar bumbu dan juru masak harus dari Indonesia,” ujar Abdurrahman.
Selain menjaga khas rasa menu Indonesia, Abdurrahman mengatakan, pihaknya juga memiliki tim Qulality Control (QC). Sebelum makanan ini kita bagikan kepada seluruh Jemaah, makanan tersebut harus melewati QC.
“Ini dalam rangka menjaga kehigienisan makanan tersebut,” ujarnya.
Pihaknya juga membedakan menu regular dan menu untuk lansia. Untuk itu, kami selalu berkordinasi dengan pihak Kementerian Agama. Terakhir, dalam menjaga kualitas makanan, bumbu-bumbu dan bahan makanan semuanya kami pilih yang segar.
Sementara ditemui secara terpisah, Kepala Seksi Cattering Daerah Kerja Madinah Musta’in menyatakan, tidak hanya perusahan katering Nooha yang dikontrak. Masih ada 20 perusahaan katering lagi yang kami berikan kontrak untuk melayani makanan Jemaah haji selama di Madinah dan sudah lulus tes.
“Kami tes semua catering untuk memasak sesuai menu yang kami pilih. Dan kami menngecek satu per satu dapurnya,” ujar Mustain.
Satu perusahaan katering harus memiliki dua orang juru masak asli Indonesia. Hal ini tambah Musta’in, untuk menjaga stamina juru masak tersebut. Kalau hanya satu juru masak, kami khawatir akan kewalahan. Dan pada akhirnya menu jadi tidak sesuai pesanan.
Selain itu, menu kita bagi menjadi dua, pertama menu untuk regular itu 80 persen. Dan kedua, menu untuk lansia itu 20 persen.
“Untuk Jemaah lansia, pihaknya membuatkan menu khusus,” ungkap Musta’in.
Dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada Jemaah haji, Kemeterian Agama akan memberikan makanan kepada Jemaah sesuai dengan citra rasa khas orang Indonesia.
Kenapa? Karena menurutnya, makanan adalah sumber tenaga yang merupakan alah satu modal penting dalam rangka menjaga stamina untuk melaksanakan ibadah. Bagaimana kalau Jemaah itu tidak selera makananya dan tidak mau makan.
“Akhirnya Jemaah itu akan sakit, yang pada akhirnya tidak bisa melaksanakan ibadah dengan baik,” ungkap dia.
Selama di Madinah, Jemaah haji akan mendapatkan makanan selamat datang, makan 3 kali sehari dan makanan perpisahan.
(Dari Madinah, Henri persis.or.id anggota MCH melaporkan)