Jakarta, persis.or.id - Penipuan bisa terjadi kepada siapa saja tak terkecualibisa menimpa orang-orang yang akan menjalanan ibada umroh maupun haji ke Tanah Suci. Penipuan ini terjadi saat calon jemaah haji menunggu dengan waktu yang lama.
Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama Jaja Jaelani menjelaskan, problematika masa tunggu lama ibadah haji bisa menyebabkan calon jemaah haji tergiur tawaran haji. Apalagi bisa beribadah haji tanpa harus antre menunggu lama.
"Calon jemaah haji bisa melaksanakan ibadah haji dengan tawaran biaya haji murah di bawah Rp200 juta," kata Jaelani ketika memberikan materi Bimtek PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Ahad (24/3 2024).
Ia menambahkan, dampak dari penipuan ini banyak korban gagal berangkat.
"Pasalnya, karena travel atau calo gagal menyiapkan tiket dan visa," ujarnya.
Tetapi, lanjut Jaelani, banyak juga yang berhasil berangkat ke Tanah Suci. Namun, para jemaah akhirnya terlantar di Arab Saudi.
"Hal ini dikarenakan pihah travel tidak bertanggung jawab ketika jemaah di Arab Saudi dan tidak bisa membelikan tiket pulang, karena uangnya sudah tidak ada," papar dia.
Atau ada yang bisa berangkat juga, tetapi pihak travel memberangkatkan jemaah dengan visa ziarah bahkan visa umrah.
"Hal ini dikarenakan, Kementerian Agama tidak dapat melarang pemegang visa ziarah keluar Indonesia di musim haji," imbuhnya.
Modus lainnya juga terjadi pada ibadah umroh. Banyak travel umroh yang menawarkan harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah di bawah Rp23 juta.
Mereka menawarkan harga 18 juta, bahkan ada yang sampai menawarkan harga 15 juta," ucapnya.
Dan dampaknya pun sama, para jemaah umroh terlantar di Arab Saudi. Layanan haji dapat memberikan jalan keluar bagi masyarakat yang ingin berhaji tanpa antre lama.
"Hanya menggunakan visa mujamalah, dengan biaya di atas Rp300 juta," tutupnya.
Terakhir ia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar hati-hati dengan penawaran biaya haji maupun umroh yang sangat murah.