Kabid Jamiyyah PERSIS Kiai Salam: Ide Kibarkan Bendera One Piece di Hari Kemerdekaan Bentuk Ketidakpatriotisan
Bandung, persis.or.id - Ketua Bidang (Kabid) Jamiyyah Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PERSIS), KH. Salam Russyad, angkat bicara terkait viralnya ajakan untuk mengibarkan bendera One Piece pada perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Menurut Kiai Salam, gagasan tersebut berasal dari individu atau kelompok yang tidak memiliki jiwa patriotisme dan bahkan bisa jadi ingin merusak tatanan bangsa. Ia menegaskan bahwa semangat patriotisme sejati berasal dari semangat perjuangan dalam membangun negeri.
“Dalam konteks syariat Islam, jiwa patriotisme adalah jiwa-jiwa yang senantiasa berjihad di jalan Allah dan ingin menjadikan negerinya sebagai negeri yang makmur dan bertakwa,” ujar Kiai Salam ketika dimintai keterangannya, Sabtu (2/8/2025).
Kiai Salam yang juga Aggota Dewan Hisbah PP PERSIS pun mengutip firman Allah dalam Surat Al-A'raf ayat 95 yang artinya:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
Selanjutnya, ia menekankan pentingnya ketakwaan kolektif, baik dari pemimpin hingga rakyat, sebagai kunci keberkahan suatu negeri. Jiwa patriotisme dalam Islam, menurutnya, adalah keinginan untuk terus memperbaiki dan menjaga negeri dari kerusakan.
“Jika ada kebijakan atau sistem yang kita anggap salah, maka kewajiban kita adalah memberi gagasan perbaikan secara elegan, sesuai konstitusi dan syariat,” tegasnya.
Menanggapi perdebatan seputar simbol bendera, Kiai Salam menjelaskan bahwa bendera hanya selembar kain. Meskipun awalnya hanya selembar kain, menjadi bermakna ketika diberi warna dan simbol yang merepresentasikan suatu kelompok atau negara. Dalam konteks Indonesia, bendera merah putih memiliki makna dan nilai nasionalisme yang harus dihormati.
Ia juga menjelaskan, dalam sejarah Islam, bendera dikenal dengan istilah Al-Liwa dan Ar-Rayah, yang digunakan dalam peperangan dan mewakili kelompok kaum muslimin.
“Bendera adalah lambang. Dalam Islam, lambang ini tidak untuk disakralkan atau disembah, tetapi sebagai bentuk identitas dan penghormatan terhadap suatu komunitas atau negara,” jelas dia.
Menutup pernyataannya, Kiai Salam mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjaga keutuhan dan kemakmuran Indonesia.
“Marilah kita sama-sama menjaga negeri ini agar tetap gemah ripah loh jinawi. Menjadi negeri yang subur, makmur, dan diridhai Allah. Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” pungkasnya.
BACA JUGA: Ustaz Salam Rusyad: "Patuhi Asas-Asas Berjamiyyah"