Kaifiyat Takbir 7 dan 5 Pada Shalat Ied

oleh Reporter

09 Agustus 2019 | 07:52

Perhatikan dalil-dalil sebagai berikut : Pertama, hadis dari sahabat Ummul Mukminin Aisyah 

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يُكَبِّرُ فِي الْفِطْرِ وَالأَضْحَى فِي الأُوْلَى سَبْعَ تَكْبِيْرَاتٍ وَفِي الثَّانِيَةِ خَمْسًا
sesungguhnya Rasulullah Saw. bertakbir pada salat Iedul Fitri dan Adha, pada Rakaat pertama 7 takbir dan rakaat kedua 5 takbir. (HR. Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, 1/229)

Pada riwayat Abu Dawud lainnya melalui Abdullah bin Wahb dari Ibnu Lahi’ah dengan tambahan kalimat:
سِوَى تَكْبِيرَتَيِ الرُّكُوعِ
“Selain dua takbir untuk ruku”

Kedua, Hadis dari Sahabat Abu Hurairah, tentang orang yang salatnya salah

إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا 
“Jika kamu mengerjakan shalat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat yang mudah dari Al Qur’an. Kemudian rukuklah hingga benar-benar rukuk dengan tenang, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk hingga benar-benar duduk, Setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, Kemudian lakukanlah seperti cara tersebut di seluruh shalat (rakaat) mu.” (H.R. Bukhari, Sahih al-Bukhari, 1/158) 
Ketiga, Atsar dari Umar bin Khatab yang berstatus marfu hukman

أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ مَعَ كُلِّ تَكْبِيْرَةٍ فِي الْجَنَازَةِ وَالْعِيْدَيْنِ 
“Sesungguhnya Umar bin al-Khatab mengangkat kedua tangannya setiap kali takbir pada salat jenazah dan dua ‘ied.” (HR al-Baihaqi, As-Sunanul Kubra, 3/293)

Keterangan : 

1. Hadis Pertama menunjukan bahwa kaifiyat salat ied adalah dua rakaat dengan rakaat pertama 7 kali takbir termasuk didalamnya takbiratul ihram, sedangkan pada rakaat kedua lima kali takbir. Takbir intiqal dari qiyam ke rukuk tidak terhitung dalam bilangan jumlah 7 kali takbir maupun 5 kali takbir. Takbir berturut-turut dan posisi doa iftitah setelah selesai semua takbir pada rakaat pertama diucapkan.
2. Hadis kedua menunjukan bahwa batas dalam satu rakaat adalah sujud ke-2, sehingga qiyam disertai takbir intiqal sudah termasuk dalam rakaat selanjutnya, dengan demikian takbir intiqal dari rakaat dari sujud terakhir rakaat pertama menuju qiyam rakaat kedua (disebut juga takbir iftitah) termasuk dalam bilangan 5 kali takbir
3. Atsar Umar menunjukan bahwa mengangkat kedua tangan setiap kali takbir

Kesimpulan 
Kaifiyat Takbir Ied pada rakaat pertama 7 kali takbir disertai dengan mengangkat tangan dengan takbiratul ihram masuk dalam bilangan takbir, sedangkan rakaat kedua 5 kali takbir dengan takbir intiqal dari sujud terakhir rakaat pertama menuju qiyam terhitung dalam bilangan takbir (disebut juga takbir iftitah) . Kaifiyatnya, ketika bangkit dari sujud menuju qiyam, mengucapkan takbir dan mengangkat tangan. Tidak ada bacaan antar takbir, baik pada rakaat pertama maupun rakaat kedua.

Ginanjar Nugraha
Bandung, 8/8/2019

Photo santri Tsanawiyah PPI 69 Matraman sedang praktek sholat

Reporter: Reporter Editor: admin