Bandung - persis.or.id, Kajian Aliran Pemikiran Islam secara resmi dilaunchingkan pada hari Sabtu (31/03/2018) bertempat di mesjid PP Persis, Jl. Perintis Kemerdekaan no.1-2 (Viaduct).
Kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama Bidgar Pengembangan Dakwah dan Kajian Pemikiran Islam (PDKPI) dengan Dewan Tafkir dan seluruh otonom PP Persis.
Materi pertama sebagai pengantar Launching ini adalah, Imamah: titik temu dan titik tentang antara sunni dengan syiah. Dengan pemateri Ust Amin Mukhtar dan KH. DR. Jeje Zaenuddin.
Sebagaimana dipaparkan oleh Deni Solehudin, selaku penyelenggara sekaligus moderator, acara lauching tersebut mengawali kajian-kajian yang akan dilaksanakan selanjutnya.
Mengapa masalah Imamah yang pertama kali dibahas dalam urusan Syiah ini?
Deni menyebutkan dalam pengantarnya bahwa masalah perbedaan syiah dengan sunni banyak sekali, sebagaimana yang dikatakan oleh Prof Muhammad Baharun dalam bukunya Epistemologi Antagonisme Syiah dari Imamah sampai Mut'ah.
Deni mengutip hadits dari kitab Al Kafi disebutkan bahwa Wilayah atau Imamah itu adalah menjadi salah satu rukun islam dan rukun Iman dalam doktrin syiah.
"Masalah imamah menjadi fundamental, sedangkan masalah-masalah yang lain merupakan turunan dari doktrin imamah ini", ujarnya.
Dalam makalahnya, Amin Mukhtar memaparkan konsep imamah menurut syiah. Di situ dibahas Kriteria Imamah dan Kedudukannya dalam Syiah, hujjah syiah tentang imamah baik dari Alquran maupun dari hadits. Kemudian dilanjutkan dengan tanggapan Al Ustadz atas istidlal syiah dari alquran dan sunnah.
Dalam makalah dinilai sudah nampak titik temu dan titik tentang antara sunni dan syiah.
Menurut Jeje, titik temunya hanya satu baik sunni maupun syiah mengakui bahwa imamah adalah dari Allah, tetapi titik tentang antara keduanya sangat banyak mulai dari pemahaman terhadap ayat-ayat dan hadits yang dijadikan rujukan, sampai kepada siapa yang berhak mengangkat Imam setelah Rasul wafat.
Setelah kurang lebih 2 jam dibahas baik Amin dan Jeje sepakat sampai pada kesimpulan :
"Dalam pandangan syiah, imamah merupakan rukun iman dan rukun islam sedangkan di sunni tidak termasuk. Menurut syiah imam kaum muslimin langsung dipilih oleh Allah, sedang menurut sunni imam dipilih melalui syuro. Menurut syiah Imam bersifat maksum sedangkan menurut sunni imam tidak maksum. Selanjutnya dari masalah imamah ini muncul turunan turunan yang menjadi doktrin-doktrin keagamaan dari syiah", pungkas Deni Sholehuddin. (HL/TG)