Kegiatan Padat Daurah Santri PERSIS di Mesir

oleh Ismail Fajar Romdhon

14 September 2025 | 20:49

Kegiatan Padat Daurah Santri PERSIS di Mesir

Kairo, persis.or.id - Santri Pesantren PERSIS peserta Daurah Intensif Bahasa Arab di Mesir menjalani kegiatan padat selama dua pekan pertama pelaksanaan Daurah. Hampir semua santri terlihat merasa kelelahan, meskipun mereka juga tetap terlihat semangat menjalani program Daurah ini. Faktor cuaca yang panasnya berbeda antara Mesir dan Indonesia turut mempengaruhi kelelahan santri tersebut. Meski bulan September memasuki akhir musim panas di Mesir, tetap saja suhunya masih lebih panas daripada musim kemarau di Bandung dan sekitarnya.


Kegiatan Daurah ini merupakan program kolaborasi antara PP. PERSIS dan PCI. PERSIS/Persistri Mesir dengan Thabah Academy, Mesir, pimpinan Dr. Hidayat as-Syaikh ‘Ali yang juga menjabat Wakil Mudir Lembaga Bahasa Arab Universitas Al-Azhar, dan Muslim Cendekia Center pimpinan Dr. Feri Ramadhansyah.


Santri yang berjumlah 36 orang dibagi ke dalam empat kelompok; dua kelompok santri putra dan dua kelompok santri putri. Masing-masing kelompok dibimbing seorang musyrif/musyrifah yang ditunjuk oleh PCI. PERSIS dan Persistri Mesir. Mereka adalah mahasiswa Al-Azhar alumni Pesantren PERSIS yang siap meluangkan waktu selama tiga pekan untuk membimbing santri PERSIS dan menginap bersama santri di penginapan.


Selama di Mesir, santri menginap di penginapan Darul Maghfirah, Nasr City, Hay Sabi’, Abu Hayyan Tauhidi Imarah 59. Penginapan yang cukup representatif ini dimiliki oleh Pesantren Darul Maghfirah Bogor yang disewakan untuk kegiatan-kegiatan daurah santri mereka juga untuk pihak-pihak lain yang menyelenggarakan program daurah. Semoga ke depannya PP. PERSIS bisa memiliki gedung penginapan di Mesir untuk lebih meningkatkan program-program overseas santri dan mahasiswa PERSIS di Mesir.


Kegiatan utama berupa pembelajaran bahasa Arab yang difokuskan pada hiwar/conversation diselenggarakan di markaz Thabah Academy dari pagi hari sampai zhuhur, lima hari dalam sepekan; Ahad s.d Kamis. Jum’at dan Sabtu libur karena termasuk hari libur weekend di Mesir. Setiap hari santri diantar jemput oleh angkutan umum yang sudah disewa oleh panitia Mesir. Santri disuguhi pembelajaran langsung oleh dosen-dosen nathiqin bil-‘arabiyyah (penutur asli/native speaker berbahasa Arab). Kitab panduan yang digunakan adalah kitab yang diterbitkan Thabah Academy yakni Takallam bil-‘Arabiyyah. Kegiatan pembelajaran dilengkapi juga dengan media audio visual.


Khusus hari Senin dan Rabu, ada tambahan waktu belajar satu jam selepas zhuhur, dimana seluruh peserta yang dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil bercengkerama bahasa Arab dengan para pengajar lainnya seputar aktivitas harian. Satu pengajar Mesir membimbing dua orang santri.


Selepas shalat shubuh dan shalat ashar, santri melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelompoknya masing-masing di penginapan, dibimbing oleh musyrif/musyrifah yang sudah ditunjuk. Kegiatan pembelajarannya difokuskan pada fahmul-maqru` (reading/skill membaca) dan fahmul-masmu’ (listening/skill mendengar). Dalam beberapa kesempatan, kegiatan ini diliburkan dahulu jika santri diharuskan mengerjakan tugas yang banyak oleh markah Thabah Academy.


Selepas isya santri melaksanakan pembelajaran bahasa Arab di penginapan, pada kelompoknya masing-masing, oleh pengajar orang Mesir asli yang ditugaskan oleh MCC pimpinan Dr. Feri Ramadhansyah. Pembelajaran selama sekitar 1,5 jam ini dilaksanakan setiap malam selain hari libur.


Pada hari libur, kegiatan diisi dengan istirahat dan kegiatan ekstra lainnya. Seperti hari Jum’at pertama diisi dengan shalat Jum’at di masjid Jami’ al-Azhar as-Syarif, yang dilanjutkan dengan kunjungan ke masjid al-Imam al-Husain. Setelah itu santri berkegiatan outdoor di kebun nasional Al-Azhar bersama PCI. PERSIS Mesir sampai menjelang isya. Hari Sabtunya diisi dengan kuliah umum dari Dr. Rabi’ Sa’ad ‘Abdul-‘Azhim, peneliti Darul-Ifta Mishriyyah, yang menyampaikan materi tentang peran generasi muda dalam mengemban risalah Islam dan sejarah Universitas Al-Azhar.


Sementara hari Jum’at dan Sabtu berikutnya diisi dengan rihlah ke Semenanjung Sinai (Thur Sina) dan mendaki gunung Sinai atau jabal Musa. Dilanjut dengan rihlah ke pantai Dzahab di pesisir laut Merah Semenanjung Sinai, Mesir.


Banyak Asatidzah, orang tua, dan santri yang tertarik dengan program ini, yang mereka sampaikan langsung melalui pesan pribadi kepada para panitia dan juga santri. Mereka berharap program seperti ini bisa dilaksanakan setiap tahunnya.


BACA JUGA:

Daurah Al-Qur’an PPI 100 Banjarsari: Membangun Kecerdasan Spiritual Santri