Bogor, persis.or.id - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Unit Kerja Jabar Saber Hoaks bekerja sama dengan Diskominfo Provinsi Jabar dan Kota Bogor, Pimpinan Wilayah Persatuan Islam Jawa Barat (PW PERSIS Jabar), dan Pesantren Persatuan Islam (PPI) 112 Kota Bogor, menggelar acara Keliling Jabar Belajar Literasi Baik Asyik dan Fun (Kejar Tabayyun).
Dilaksanakan di Aula Pondok Pesantren PERSIS 112 Kota Bogor, pada Selasa (09/05/23), kegiatan tersebut dalam digelar dalam rangka mengantisipasi berita-berita hoaks.
Ketua Divisi Pengelolaan Aduan dan Pengecekan Fakta Jabar Saber Hoaks Tomi Sutami, S.H. melaporkan, Program Kejar Tabayyun ini merupakan rangkaian kunjungan Jabar Saber Hoaks ke Pondok Pesantren di Jawa Barat.
“Dan dalam rangka untuk mengantisipasi serta mengedukasi berita-berita hoaks,” kata Tomi Sutami dalam keterangan tertulisnya.
Ketua PW PERSIS Jabar Ustaz Iman Setiawan Latief, S.H. menyampaikan apresiasi kepada Jabar Saber Hoaks yang telah menggelar acara yang sangat penting ini.
Menurutnya, penting bagi kita untuk meng-counter berita bohong, jangan sampai membiarkannya karena lama-lama dapat dianggap sebagai sesuatu yang benar.
"Kebohongan yang terus menerus di propagandakan dan diberitakan secara masif, lama-lama akan dianggap sebagai sebuah kebenaran,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan kemudahan dalam berkomunikasi dan memperoleh informasi di tengah masyarakat. Hal ini dapat mendatangkan kemaslahatan bagi umat manusia, seperti mempererat tali silaturahmi, kegiatan ekonomi, pendidikan dan kegiatan positif lainnya.
“Tapi sering kali tidak disertai dengan tanggung jawab. Sehingga, tidak jarang menjadi sarana untuk penyebaran informasi yang tidak benar, hoax¸ fitnah, ghibah, namimah, gosip, pemutarbalikan fakta, ujaran kebencian, permusuhan, kesimpangsiuran, informasi palsu, desas desus, aib, kejelekan seseorang dan hal terlarang lainnya yang menyebabkan disharmoni sosial,” papar Ustaz Iman.
Ulama Persatuan Islam ini juga menyampaikan, justru yang sering juga terjadi adalah informasi pribadi yang diumbar ke publik, dan hal-hal lain sejenis, sebagai sarana memperoleh simpati, lahan pekerjaan, sarana provokasi, agitasi, dan sarana mencari keuntungan politik serta ekonomi.
“Pengguna media sosial sering kali menerima dan menyebarkan informasi yang belum tentu benar serta bermanfaat, bisa karena sengaja atau ketidaktahuan, yang bisa menimbulkan mafsadat di tengah masyarakat,” ucapnya.
Ia pun berpesan agar para santri dan santriwati harus lebih berhati-hati menerima informasi, dan harus mengedepankan sikap tabayun. Bahkan, harus menjadi garda terdepan dalam menghantam hoaks.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyampaikan bahwa hal ini adalah program Pemprov Jabar yang melibatkan pesantren dan sekolah yang ada di Jawa Barat.
“Sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian pemerintah terhadap hal ini. Kegiatan yang positif ini akhirnya juga dilakukan oleh pemerintah provinsi yang lain se-Indonesia,” pungkasnya.
Pimpinan Pesantren PERSIS 112 Kota Bogor, KH. Mansur Ali, S.H.I. menambahkan, kegiatan seperti sekarang ini harus terus digalakan dan terus disinergikan antara pesantren, pemerintah dan ormas Islam.
“Agar masyarakat, khususnya pelajar bisa tercerahkan dan bisa memilah dan memilih mana berita yang benar. Perang melawan hoaks itu menjadi sangat penting, dan umat Islam sudah diwanti-wanti untuk kroscek atau tabayun bila menerima sebuah informasi, sebagaimana disebutkan dalam Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 6,” ucapnya.
Acara Kejar Tabayyun ini kurang lebih diikuti 100 peserta, terdiri atas para santriwan dan santriwati serta guru pesantren, dengan menghadirkan tiga pemateri, yakni dari Jabar Saber Hoaks, R. Tommy Sutami; dari Pengurus Bidang Garapan Pendidikan PW PERSIS Jabar, Ustaz Bubun Farhabun, S.Pd.; dan dari Pimpinan Pesantren PERSIS 112 Kota Bogor K.H Mansur Ali, S.H.I.
[]
(HL/dh)