Bandung – persis.or.id, Ketua Umum Persatuan Islam (PERSIS) KH. Aceng Zakaria turut hadir dan menyampaikan taushiyah dalam acara Wisuda S1 angkatan ke-20 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Persis Bandung, Sabtu (12/10/2019) di Gedung Budaya Sabilulungan.
Beliau merasa bersyukur bisa menghadiri acara wisuda tersebut. Menurutnya, jika di setiap angkatan mewisuda 100 orang, berarti STAIPI Bandung sudah meluluskan dua ribu orang sarjana. “Tentu saja ini kebanggan bagi kami, Persatuan Islam”, ujarnya.
KH. Aceng Zakaria mengutip satu riwayat hadis “Ya Rasulullah saya ingin menjadi orang terpandai, tentu saja ini cita-cita yang luhur, cita-cita yang baik, Nabi pun tidak menolak permohonannya, tetapi Nabi Saw menyarankan “Bertaqwalah kepada Allah pasti engkau menjadi orang yang terpandai, inilah menurut kriteria Nabi saw.
Ketua Umum PERSIS itu menegaskan, agar para wisudawan bisa mengintegrasikan dzikir dan pikir dalam setiap langkah kehidupannya.
“Kalian yang baru saja diwisuda dan sudah mendapat gelar sarjana, harus bisa memadukan dzikir dan mikir sebagai ciri ulul albab”, ungkapnya.
Lebih lanjut KH. Aceng Zakaria menerangkan, banyak dzikir kurang mikir bisa tertipu orang. Tapi mikir terus kurang dzikir bisa korupsi, karenanya dzikir dan mikir harus terpadu.
Ulama dan sarjana ibarat garamnya negara, seperti itu beliau mengumpamakan. Maksudnya tidak ada masakan apapun yang terasa nikmat jika tidak diberi garam. Perlu disadari juga garam sangat murah, bahkan garam keliatan pun tidak.
“Jadilah garamnya negara yang bisa memberikan rasa cita agar bisa dirasakan oleh umat”, ujarnya.
Terakhir, KH. Aceng Zakaria juga berpesan, agar menjadikan ilmu yang diterima selama ini sebagai bekal berkehidupan. “Jadilah manusia yang terbaik dan jadilah manusia yang paling bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga dan orang lain”, pungkasnya. (HL/TG)