Bali - persis.or.id, Penasehat IKPAS sekaligus anggota Dewan Hisbah PP Persis, KH. Ad- Dailamy, memberikan kontribusi pemikiran pada acara temu nasional Focus Grup Discusion (FGD) dan Urum Rembuk dengan tema "Menyongsong Kepulauan Dakwah dan Wilayah Terpencil di Era Digital".
Acara yang diinisiasi oleh Ikatan Keluarga Besar Pesantren Persis Abu Hurairah Sapeken (IKPAS - Bali Indonesia) digelar selama dua hari dari tanggal 2 s/d 4 Februari 2018 di Hotel Rofa - Denpasar, Bali.
Acara tersebut dihadiri oleh beberapa alumni pesantren Persis Sapeken Abu Hurairah dari angkatan 1 sampai angkatan 25. Juga dihadiri Syamsul Bahri yang sekarang aktif di Dewan Dakwah Jakarta, Hasan Basri (Penasehat PW Persis Bali) dan Junaidi Alfan, sekarang tinggal di Solo Jawa Tengah.
KH. Ad-Dailamy Abu Hurairah, menyampaikan bahwa mesti ada upaya lebih memperkuat dakwah pedalaman (pelosok desa/kepulawan).
"Menyatukan visi dan misi dakwah hanya mengharap ridho Allah", ujar Ad-Dailamy memberikan spirit.
Ia melanjutkan, ekspansi dakwah pesantren bisa diperluas dengan membangun pesantren Abu Hurairah di daerah Banyuwangi.
Rencananya disediakan beberapa hektar tanah untuk berdirinya ponpes Abu Hurairairah di daerah Banyuwangi tersebut yang bisa di jangkau oleh semua pelosok negeri agar bisa ngorbitkan calon-calon duat yang handal di masa depan.
"Kita mendorong agar para duat untuk ikut berpartisipasi baik moriil maupun materil agar impian dan gagasan ini bisa kita wujudkan bersama", ungkapnya.
Menurutnya, program kristenisasi dan pemurtatan semakin marak melalui media digital. "Maka kita perlu membekali duat dengan dakwak di era teknologi", tambah Ad-Dailamy.
Ia merasa bangga dan bahagia atas kedatangan para duat alumnus yang hadir.
"Rasanya seluruh penyakit saya, rasanya sembuh dan dianggkat karena terobati dengan semangat dan ruhul jihad dakwah yang dimiliki alumnus pesantren Abu Hurairah", Ad-Dailamy mengungkapkan.
Ekspansi dakwah yang dilakukan, menurut Ad-Dailamy sebagian dicontoh, namun ketika akan diterjunkan ke medan dakwah masih banyak yang tawar menawar itupun sudah tingkat sarjana namun duat ponpes Abu Hurairah cukup lulusan MA sudah siap jiwa raga untuk terjun di medan dakwah meskipun nyawa taruhannya.
Terakhir, Ad-Dailamy berpesan, agar yang hadir memberitahu yang tak hadir. (HL/TG)