Khutbah Arafah 1446 H: Hari Ampunan, Tauhid, dan Persaudaraan Umat Islam

oleh Henri Lukmanul Hakim

05 Juni 2025 | 20:49

Khutbah Arafah 1446 H: Hari Ampunan, Tauhid, dan Persaudaraan Umat Islam

Khutbah Arofah

Oleh: Ustaz Dr. Ihsan Setiadi Latief



لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكُ لَا شَرِيكَ لَكَ.


اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ


Jamaah wukuf, Jamaah Haji, Para Tamu Allah yang dimuliakan oleh Allah SWT. Ribuan Tahun Silam, Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk mengumandangkan Pangilan Haji.


Beliau mengatakan, “Suara saya tidak bisa sampai kepada mereka”. Allah mengatakan kepada Ibrahim,”Cukup Bagimu memanggil dan Aku yang akan menyampaikan dari atas Bukit Jabal Abi Qubais”. Beliau mengumandangkan Panggilan Haji. Dikatakan, siapapun yang akan menjadi Jamaah Haji semenjak masih berbentuk Janin di Rahim Ibunya, sudah mengucapkan Talbiyah setiap datang bulan Dzulhijjah.


وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ ۙ


... لبيبك اللهم لبيك


Hari itu 1436 tahun yang lalu, di tempat ini, rasulullah saw bersama 100 rban para sahabat dan kaum muslimin menunaikan ibadah haji, tepatnya 9 Dzul Hijjah tahun 10 H (peristiwa haji wada), merupakan momen paling bersejarah di padang Arafah.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai manusia yang paling dicintai Allah, bersama ratusan ribu sahabatnya, sedang menunaikan rukun Islam yang kelima.


Inilah haji pertama sekaligus terakhir yang beliau tunaikan, setelah diangkat menjadi Nabi. Benar-benar peristiwa langka dan momen luar biasa.


Apalagi jika mengingat bahwa wukuf di Arafah adalah inti dari ritual haji.

Sabda beliau,


الْحَجُّ عَرَفَةُ


“Haji adalah Arafah” (HR. Ahmad 18774, Nasai 3016, Turmudzi 889, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)


Gersangnya padang Arafah dan teriknya matahari, sama sekali tidak mengurungkan tekad para sahabat untuk memerhatikan dengan seksama setiap gerakan dan ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Sebab beliau sendiri berulang kali mengingatkan sedari awal, agar mereka meneladani praktik manasik ini sebaik mungkin, sebab beliau mungkin takkan berjumpa lagi dengan mereka setelah itu.


Masih tertanam kuat dalam ingatan para sahabat, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menggambarkan fenomena wukuf yang demikian agung tadi dalam sabdanya,


إِذَا كَانَ يَوْمُ عَرَفَةَ إِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ إِلَى السَّمَاءِ فَيُبَاهِي بِهِمُ الْمَلَائِكَةَ، فَيَقُولُ: انْظُرُوا إِلَى عِبَادِي أَتَوْنِي شُعْثًا غُبْرًا ضَاحِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ أُشْهِدُكُمْ أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ ” فَتَقُولُ لَهُ الْمَلَائِكَةُ: أَيْ رَبِّ فِيهِمْ فُلَانٌ يَزْهُو وَفُلَانٌ وَفُلَانٌ قَالَ: يَقُولُ اللَّهُ: «قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ


“Pada hari Arafah, Allah turun ke langit dunia dan membanggakan mereka yang wukuf di hadapan para malaikat.


Allah berkata,

“Lihatlah hamba-hamba-Ku itu !,

Mereka datang dari segala penjuru dengan rambut kusut dan tubuh berdebu…

Saksikanlah oleh kalian, bahwa Aku telah mengampuni mereka”. Para malaikat menyela, “Akan tetapi di sana ada si fulan dan si fulan ?”, namun kata Allah :

“Aku telah mengampuni mereka”.


Lanjut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,


فَمَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرُ عَتِيقًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ


“Tidak ada satu hari pun yang saat itu Allah demikian banyak membebaskan manusia dari neraka, melebihi hari Arafah.” (HR. Ibnu Khuzaimah)


Jangan anda bayangkan bahwa kondisi mereka seperti jemaah haji kita saat ini.


Jemaah haji kita hanya menempuh sepuluh jam untuk tiba di tanah suci, sedangkan para sahabat harus menempuhnya dalam sepuluh hari. Jemaah kita menaiki pesawat yang full AC, sedangkan para sahabat hanya mengendarai unta dengan terpaan hawa panas gurun pasir. Makanya, dapat dipastikan bahwa setelah 10 hari lebih dalam keadaan ihram, rambut mereka pasti kusut dan berdebu.


Mereka juga tidak tinggal dalam kemah yang sejuk dengan makanan yang melimpah.


Mayoritas sahabat – termasuk Rasulullah – justru melalui hari yang demikian terik tadi tanpa naungan apapun.


Jamaah Wukuf Jamaah Haji Yang dimuliakan Allah SWT. Suku Quraisy, Suku yang disebut namanya dalam Al Qur’an dan menjadi salah satu nama surat dalam Al-Quran. Suku yang paling dekat dengan Ka’bah, paling melayani Ka’bah. Paling dekat dan paling melayani dan memperhatikan tamu-tamu Allah. Sungguh mendapatkan keberkahan karena melayani Tanah Suci dan para tamu Allah SWT.


Haji merupakan simbol tauhid dari sejak pertama kali seseorang mengawali haji. Jabir bin Abdullah berkata tatkala menjelaskan sifat haji Nabi shallallahu alaihi wa sallam,


ثم أهل بالتوحيد لبيك اللهم لبيك لبيك لا شريك لك لبيك إن الحمد والنعمة لك والملك لا شريك لك " رواه مسلم.


"Kemudian beliau mengawali dengan kalimat tauhid, 'Labbaika allahumma labbaik, Laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan-ni'mata laka wal mulk, laa syariikalak." (HR. Muslim)


Anas berkata saat menjelaskan cara Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengawali ihramnya, dia berkata,


لبيك عمرة لا رياء فيها ولا سمعة


"Labbaika umratan, laa riyaa'a fiiha wa laa sum'ah. Aku penuhi panggilan-Mu yang tidak ada riya dan sum'ah di dalamnya."


Maka seorang jamaah haji telah memulai langkahnya dengan tauhid dan berpindah antara satu amalan kepada amalan berikutnya dengan tauhid.


Talbiyah memiliki beberapa makna, di antaranya;


  1. Diulang-ulang pernyataan menyambut untuk menunjukkan terus menerusnya sambutan.
  2. "Labbaika allahumma labbaik" artinya: aku tunduk kepada-Mu setelah ketundukan.
  3. Di antara makna talbiyah; Cinta kepada-Mu setelah cinta.Tidak dikatakan 'labbaika' kecuali kepada orang yang engkau cintai dan engkau muliakan.
  4. Didalamnya tergantung ikhlas.
  5. Di dalamnya terkandung makna 'dekat', Maksudnya adalah, dekat kepadaMu setelah dekat.
  6. Di dalamnya terkandung syiar tauhid, millah Ibrahim yang merupakan ruh dan tujuan haji.
  7. Pengakuan terhadap seluruh nikmat-Nya.
  8. Juga pengakuan bahwa seluruh kekuasan milik Allah semata. Tidak ada pemilik yang hakiki selain-Nya (Lihat Mukhtashar Tahzib Sunan, Ibnu Qayim, 2/335-339)
  9. Seorang yang menunaikan haji, saat melantunkan talbiyah merasakan kedekatannya kepada seluruh makhluk yang satu sama lain saling menyambut seruannya untuk bertauhid dan beribada kepada-Nya.


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏ "‏ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُلَبِّي إِلاَّ لَبَّى مَنْ عَنْ يَمِينِهِ أَوْ عَنْ شِمَالِهِ مِنْ حَجَرٍ أَوْ شَجَرٍ أَوْ مَدَرٍ حَتَّى تَنْقَطِعَ الأَرْضُ مِنْ هَا هُنَا وَهَا هُنَا ‏"‏


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah seorang muslim menyampaikan talbiyah, kecuali ikut bertalbiyah juga di kanan kirinya, dari bebatuan, pepohonan dan makhluk bernyawa, hingga berbagai belahan di sini dan di sini (maksudnya di kanan dan kiri)." (HR. Tirmizi, no. 828 dan Ibnu Khuzaimah dengan sanad yang shahih)


Memang Perjalan Haji adalah Perjalan yang sangat luar biasa….


Ibrahim bin Adham kenamaan, ketika berangkat haji dengan berjalan kaki. Beliau menjumpai seorang yang kedua kakinya terputus dan berjalan dengan mengesot. IImam Ibrahim Bin Adham melihat orang tersebut beliau penuh iba…Lalu Orang tersebut bertanya kepada Ibrahim bin Adham, dari manakah asalmu? “Dari Iraq," jawab Ibrahim bin Adham. Berapa lama kamu menempuh perjalanan dari Iraq ke Tanah Suci? Beliau mengatakan 3 bulan. Lalu si orang yang berkebutuhan khusus itu mengatakan “Berarti setiap tahun kamu haji?” Kemudian Ibrahim bin Adham bertanya kalau kamu berapa lama menjemput perjalan menuju tanah suci? Beliau menjawab: “aku berpisah dengan keluargaku 5 tahun yang lalu. Luar biasa dalam keadaan berkebutuhan khusus, berjalan dengan cara mengesot. Lima tahun waktu yang ditempuh untuk sampai ke Tanah Suci.


Haji bisa juga bermakna Hujjah yang berarti bukti. Perjalanan haji adalah bukti pencarian ridho dari hakikat cinta kita. Cinta dan penghambaan kepada Allah SWT, siap meninggalkan Tanah Air, meninggalkan keluarga, meninggalkan semua yang selalu melekat dan membuat kita berbeda. Semua kita tinggalkan sebagai bukti cinta dan penghambaan kepada Allah SWT


Di padang Arafah, padang yang mengantar untuk Ma'rifat, untuk mengingat dan mengenal jati diri.

Nabi Adam AS setelah diturunkan dari surga dengan penuh kesadaran, wukuf/berhenti, dengan merenenung yang dalam, terus mengucapkan:


قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ


"Wahai Tuhan kami, kami telah mendzalimi diri kami. Jika Engkau tidak memaafkan kami dan tidak merahmati kami, maka kami benar-benar termasuk orang yang merugi."


Nabi Ibrahim AS, Bapak Para Nabi dan Rasul. Bapak Tauhid. Haji adalah napak tilas dari keteladanan Beliau dan keluarga Beliau. Beliau adalah ayah, yang semua ayah wajib meneladani beliau. Di padang Arafah, mendapatkan kalimat yang diuji kepada Beliau. Beliau berhasil meraih kesuksesan dengan diangkat sebagai Imam.


Holy Qur an 2: 124


وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ.


Nabi Muhammad SAW dalam haji perpisahan (haji wada) menyampaikan pesan-pesan begitu istimewa dari Jabal Rahmah. Ya Jabal Rahmah. Bukti kasih sayang pada hari Arafah. Hari Arafah adalah:


يوم عرفة يوم الرحمن يوم المعرفة والعرفان.


Di hadapan Beliau, tidak kurang 100 ribu sahabat yang mulia Radiyallah Anhum wa Ardhohum, para sahabat yang mengelilingi Beliau laksana bintang-bintang yang indah. Dalam kesempatan itu, Nabi Muhammad menyampaikan nilai-nilai kesetaraan, yang jauh mendahului Piagam PBB:


Semua kamu dari Adam dan Adam berasal dari tanah..."

"Tidak ada kemuliaan bagi orang Arab atas Non Arab (Ajam) kecuali hanya karena ketaqwaannya tidak ada kemuliaan bagi yang berkulit putih atas yang berkulit hitam kecuali hanya karena ketaqwaan."


إنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ. (الحجرات: ١٣).

وقف النبي -صلى الله عليه وسلم- ينادي: يا أبا بكر، يا قرشيُّ، يا سيدُ، أنتَ وبلالٌ الحبشيُّ أخوانِ، لا فرق بينكما عند الله إلا بالتقوى، وقف هناك يقول: يا عمر، يا أبا حفص، يا فاروق الإسلام، أنتَ وصهيب الرومي أخوانِ، وقف هناك يقول: يا عليُّ أنتَ وسلمانُ الفارسيُّ أخوانِ.


Beliau SAW berdiri dan memanggil, "Wahai Abu Bakar, Wahai Orang Quraisy, Wahai Pemimpin, Kamu dan Bilal yang berasal dari Ethyopia adalah saudara. Tidak ada perbedaan di antara kamu berdua, kecuali dalam ketaqwaan". Beliau SAW juga berdiri di sana mengatakan, "Wahai Umar Abu Hafsh Wahai Faruq (pemisah antara yang hak dengan yang bathil, Kamu dan Shuhaib Alrumi (berdarah Romawi) adalah bersaudara". Beliau juga berdiri di sana mengatakan: "Wahai Ali dan Salman Alfarisi (berdarah Persia) adalah Saudara."


Padang Arafah menjadi saksi dihapusnya segala bentuk diskriminasi yang berarti telah mendahului Piagam PBB, ratusan tahun. Dari padang Arafah, beliau mengumumkan bahwa praktik ekonomi yang dzalim berupa riba' renten beliau mengumumkan dengan tegas bahwa praktik ekonomi yang buruk itu telah dihapus. Dan praktik riba yang secara lantang beliau nyatakan telah dihapus adalah riba yang dilakukan oleh paman beliau Sayyidina Abbas RA. Ini menandakan bahwa beliau menjadikan keluarga beliau sebagai teladan.


Beliau tegas mengingatkan tentang wanita harus diposisikan sebagaimana semestinya sebagai ciptaan Allah SWT yang mulia dan saudara kandung bagi laki-laki.


Jamaah Wukuf yang dirahmati Allah Subhanahu Wata'ala,

Hari Arofah Hari Rahman, hati kasih sayang Allah yang Maha Penyayang.

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


ما من يوم أكثر من أن يعتق الله فيه عبدا من النار من يوم عرفة، وإنه ليدنو، ثم يباهي بهم الملائكة فيقول ما أراد هؤلاء


"Tidak ada hari yang lebih banyak Allah membebaskan seorang hamba pada hari itu dari neraka selain hari Arafah. Sesungguhnya Allah mendekat kemudian membangga-banggakan mereka di hadapan para malaikat seraya berkata, 'Apa yang mereka inginkan?'".


Dari Ibnu 'Umar bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


فيقول : انظروا إلى عبادي أتوني شعثا غبرا


"Sesungguhnya Allah ta'ala membangga-banggakan penduduk Arafah kepada para malaikat-Nya ketika sore hari, lalu Allah berfirman: Lihatlat kepada hamba-hamba Ku, mereka datang dalam kondisi lusuh dan berdebu." (HR. Ahmad)


إِنَّ اللَّهَ – تعالى – تطوَّل – أي تفضل – عَلَى أَهْلِ عَرَفَاتٍ يُبَاهِي بهم الْمَلاَئِكَةَ يَقُولُ : يَا مَلاَئِكَتِي ، انْظُرُوا إِلَى عِبَادِي شُعْثًا ، غُبْرًا أَقْبَلُوا يَضْرِبُونَ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ ، فأشهدكم أَنِّي قَدْ أَجَبْتُ دَعَاءهُمْ ، وَشَفَعْتُ رَغْبَتَهُمْ ، وَوَهَبْتُ مُسِيئَهُمْ لِمُحْسِنِهِمْ ، وَأَعْطَيْتُ مُحْسِنيهُمْ جَمِيعَ مَا سَأَلُونِي غَيْرَ التَّبِعَاتِ الَّتِي بَيْنَهُمْ . رواه أبو يعلى)


Artinya: "Sesungguhnya Allah SWT memberikan banyak anugerah kepada orang-orang yang wukuf di Arafah seraya membanggakan mereka di hadapan para Malaikat dan berfirman: "Wahai para malaikat-Ku, lihatlah kepada para hamba-Ku yang lusuh penuh dengan debu, mereka menghadap kepada-Ku dari segala penjuru yang jauh. Maka Aku saksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengabulkan do'a mereka, memberikan harapan mereka, memberikan orang yang berlaku buruk kepada orang-orang yang berbuat baik pada mereka segala apa yang mereka minta kepada-Ku selain hal-hal yang masih bersangkutan di antara mereka,".


Hari Arafah adalah hari yang paling sulit bagi syaitan. dia menjadi sangat kecil lemah hina dina di hari Arafah.


“ما رئي الشيطان يوما؛ هو فيه أصغر، ولا أدحر، ولا أحقر، ولا أغيظ منه يوم عرفة، وما ذاك إلا لما يرى من تنزل الرحمة وتجاوز الله –تعالى– عن الذنوب العظام.


Artinya: "Tidak ada hari di mana setan nampak lebih kerdil, terusir, dan marah melebihi Hari Arafah. Tidaklah hal itu terjadi melainkan karena dia melihat limpahan rahmat dan pengampunan Allah dari dosa-dosa besar". (HR. Imam Malik)


Siapa yang tidak yakin dengan wukuf dosa-dosanya diampuni, maka dia adalah orang yang sengsara.


إذا كان يوم عرفة لم يبق أحد في قلبه ذرة من إيمان إلا غفر له. فقيل : يا رسول الله المعروف خاصة؟ أي – لمن وقف في عرفة خاصة – أم للناس عامة؟ قال : بل للناس عامة. رواه أبو داود


Artinya: "Jika tiba hari Arafah, tidaklah seseorang masih mempunyai setitik iman dalam hatinya melainkan ia akan diampuni. Lantas ada yang bertanya: "Ya Rasulullah, apakah terkhusus bagi yang wukuf di Arafah saja atau untuk semua manusia?" Rasulullah menjawab: "Untuk semua manusia". (HR. Abu Daud).


Doa terbaik adalah dia yang dipanjatkan pada hari Arafah:


خير الدعاء دعاء يوم عرفة، وأفضل ما قلته أنا والنبيون من قبلي : لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ لْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رواه الإمام مالك.


Artinya: "Sebaik-baik do'a adalah do'a pada Hari Arafah. Dan sebaik-baik perkataan yang aku ucapkan begitu juga para nabi sebelumku adalah: Laa Illaha Illallahu Wahdahu Laa Syariika Lahu, Lahul Mulku wa Lahul Hamdu Yuhyii wa Yumiitu wa Huwa 'ala Kulli Syai'in Qodiir (Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekuti baginya. Kerajaan dan pujian hanyalah miliknya. Maha menghidupkan dan mewafatkan. Dan Dia berkuasa atas segalanya)". (HR. Imam Malik).


Jamaah Haji yang dirahmati Allah Subhanahu Wata'ala


Hari Arafah, hari dikabulkan semua doa.

Jamaah Wukuf Jamaah Haji yang dirahmati Allah Subhanahu Wata'ala

Jangan sampai dosa kita, kita anggap lebih besar dari Pengampunan Allah SWT.

Nabi Ibrahim as berdoa untuk Tanah yang Beliau berada disitu…


واجعل هذا البلد آمنا


Ya Allah balaslah pencarian ridho kami terhadap kasih sayang-Mu

ya Allah Ampunilah dosa kami.

yang belum kami akui dan yang belum kami ingat. Kami datang ke Arafah hanya bermodalkan tetesan air mata. Ya Allah limpahkan keridhaan-Mu.

Ya Allah Ridhoilah semua yang datang ke Padang Arafah. Jangan putuskan kami dari nikmat keberkahan Hari Arofah. Janji ampunan dan engkau memberikan kepada kami ridho- Mu.


أَفْضَلُ مَا قُلْتُ أَنَا وَ النَّبِيُّوْنَ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ : لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، لَهُ المُلْكُ وَ لَهُ الحَمْدُ ، وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر


Kalimat utama yang aku dan para nabi ucapkan pada senja hari Arafah adalah: LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI-IN QODIIR (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu).” (HR. Ath-Thabrani

BACA JUGA: Info Haji 2024: Khutbah Arafah, Habib Ali Hasan Doakan Keselamatan Bangsa dan Pemimpin Indonesia serta Selipkan Doa untuk Palestina Merdeka