Kisah Yasa: Anak TK yang Memilih Islam, dan Ibu yang Ikut Bersyahadat

oleh Reporter

17 Juli 2023 | 09:46

Oleh: Widi Astuti (Anggota PERSISTRI Jawa Tengah)

 

Anak kecil bernama Yasa, berusia 7 tahun, menunjukkan keberkahan dan membawa ibunya memeluk Islam.

Yasa adalah murid TK PERSIS Samirono dan baru saja lulus dari TK. Di malam tahun ajaran baru untuk masuk SD, Yasa dan ibunya bersyahadat, memilih Islam meskipun keluarganya masih menganut agama Buddha.

Yasa adalah seorang anak istimewa dengan jiwa yang bersih. Ia selalu merengek ingin masuk Islam.

Awalnya, guru-gurunya di TK PERSIS tidak terlalu memperhatikan permintaan Yasa karena mengira itu hanya pengaruh lingkungan sekolah.

Guru-guru TK PERSIS tidak pernah memaksa Yasa untuk bersyahadat meskipun dia bersekolah di sana.

TK PERSIS memberikan pendidikan gratis kepada semua muridnya, tetapi tidak pernah memaksa atau mengarahkan murid non-Muslim untuk berpindah agama.

Oleh karena itu, guru-guru TK PERSIS tidak terlalu merespon permintaan Yasa, yang pada dasarnya hanyalah seorang anak TK.

Setelah Yasa lulus dari TK, mereka berpikir bahwa Yasa mungkin telah melupakan keinginannya untuk masuk agama Islam. Namun, dugaan mereka ternyata salah.

Yasa terus-menerus memohon kepada kedua orang tuanya dan melampiaskan kekecewaannya dengan merajuk dan ingin masuk Islam.

Akhirnya, orang tua Yasa mengungkapkan keinginan anak mereka kepada guru TK. Para guru terkejut dengan kegigihan Yasa.

Hal ini sangat jarang terjadi pada anak-anak usia TK. Biasanya, anak-anak TK tidak terlalu memahami masalah agama dan hidup mereka hanya seputar bermain. Tetapi ternyata Yasa berbeda.

Kami sangat terkejut dan kagum dengan Yasa. Dia adalah seorang anak yang istimewa dan langka. Inilah pertama kalinya kami menemukan seorang anak TK yang begitu tekun dalam memilih agama.

Awalnya, hanya Yasa yang berniat bersyahadat, sementara kedua orang tuanya tetap berpegang pada agama Buddha.

Tetapi malam itu, kami terkejut karena ibunya juga ikut bersyahadat. Ini adalah kejutan yang tak terduga.

Malam itu, kami menyaksikan bagaimana seorang anak kecil dapat menjadi perantara hidayah bagi ibunya.

Kami menyaksikan betapa hati anak-anak yang bersih dapat memikirkan dan memilih agama yang lurus. Tentunya ini adalah rahmat Allah semata.

Allah Maha Mengetahui kebersihan hati setiap hamba-Nya, dan Allah Maha Melihat betapa lurusnya hati Yasa sehingga ia selalu merengek ingin masuk Islam. Bahkan akhirnya, ibunya juga merasa terpanggil.

Ini adalah momen yang sangat menyentuh. Momen ini mengajarkan kepada kami arti kebersihan hati dan ketulusan jiwa.

Ini membuktikan bahwa fitrah anak-anak masih suci, dan fitrah itulah yang menjadi sebab terbukanya pintu hidayah.

TK PERSIS Samirono-Merbabu menjadi saksi perjalanan Yasa. Allah dengan mudah memberikan hidayah kepada orang yang dikehendaki-Nya, termasuk kepada seorang anak kecil.

Akhirnya, malam itu Yasa dan ibunya mengucapkan syahadat, mengakui Allah sebagai Tuhan mereka dan Nabi Muhammad sebagai rasul-Nya.

Semoga Yasa tumbuh menjadi anak yang shalih dan menjadi petunjuk bagi keluarganya.

Selain Yasa dan ibunya, ada satu anak lagi yang bersyahadat. Nama anak itu adalah Okta, seorang siswa kelas 6 SD.

Okta juga unik. Sebelum bersyahadat, Okta sudah rajin mengaji di masjid karena rumahnya dekat dengan masjid.

Okta adalah adik dari Sri Utami, yang juga memeluk Islam setelah bersyahadat.

Malam itu, Sri Utami bersyahadat, tetapi Okta belum tertarik untuk ikut serta. Ia masih memilih untuk beribadah di gereja, namun terkadang juga ikut ke masjid.

Alhamdulillah, malam itu Okta memutuskan untuk bersyahadat. Ia secara resmi menjadi seorang muslimah dan tidak memiliki identitas ganda lagi. Setelah ini, Okta hanya akan pergi ke masjid.

Malam itu sungguh istimewa. Ruangan TK PERSIS menjadi saksi dari tiga anak Adam yang bersyahadat. Semoga mereka tetap istiqamah hingga akhir hayat.

Dan semoga pahala jariyah senantiasa dikirimkan kepada seluruh donatur TK PERSIS. Aamiin.

[]

Reporter: Reporter Editor: admin