Kontribusi Isa Anshori Menjaga NKRI dari Komunisme

oleh Reporter

07 Oktober 2017 | 05:06

M Isa Anshori merupakan ulama intelektual dan intelektual ulama sekaligus merupakan aktivis, dan oratoris dakwah handal. Keulamaan dan keintelektualnnya dibuktikan dengan ketajaman dalam menulis hingga banyak karya-karya yang dihasilkan. Sedangkan ke aktivisannya dibuktikan dengan aktif memimpin berbagai organisasi seperti PSII, Persatuan Pemuda Rakyat Indonesia, Indonesia Berparlemen, dan puncaknya menjadi ketua Umum PP PERSIS pada tahun 1953-1960, serta Anggota Parlemen dan Konstituent RI pada 1950-1960. Menurut Hadi Nur Ramadhan, Peneliti Pusat Kajian Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Isa Anshori yang lahir di Maninjaw, Agam, Sumatera Barat pada 1 Juli 1916 ini, kiprahnya di dunia dakwah cukup luar biasa dan mengesankan bagi kaum muda aktivis dakwah. Interaksi pemikiran sejak usia 16 tahun dengan tokoh legendaris A Hassan dan M Natsir membuat cakrawala pemikiran keislamnnya semakin luas dan kritis. "Interaksi pemikiran dengan tokoh-tokoh lain membuat Isa Anshori dipercaya sebagai ketua Front Anti Komunis yang kala itu merupakan amanah Muktamar ulama ulama se-Indonesia yang diadakan di Lembang pada 1957, ujarnya saat Kajian PW Hima Persis DKI Jakarta dengan tema "Jejak Perjuangan KH M Isa Anshori dan Front Anti Komunis di Pentas Sejarah Indonesi" di aula Mahad Utsman Bin Affan, Cipayung, Jakarta Timur (5/10/17) Isa Anshori dikenal sebagai orang yang keras dan tegas menolak faham komunis. Karena faham tersebut sangat berbahaya bagi rakyat khususnya rakyat Muslim dan utamnya bagi NKRI. Sedangkan Ketua Umum PP Hima Persis, Nizar Ahmad Saputra mangatakan bahwa M Isa Anshori dalam kiprahnya telah memberikan kontribusi besar dalm menjaga NKRI dari faham komunisme. "KH M Isa Ansory telah berjasa besar dalam menjaga rakyat dari faham komunisme dan ateisme di bumi Indonesia. Dan Isa Anshori lah orang terdepan yang membendung faham komunisme melalui gerakan Front Anti Komunis, yang kala itu Komunis sangat geliat dalam pergerakannya" jelasnya Menurutnya, ketokohannya sebagai ulama-intelektual dan intelektual-ulama serta aktivis dakwah yang handal, membuat Isa Anshory dikaruniai anak yang kiprahnya tidak jauh berbeda dengan sang Ayah yakni di dunia dakwah dan pergerakan. Anaknya yaitu Endang Saefuddin Ansory dikenal sebagai intelektual dan akademisi. Endang yang kala itu aktif di PB HMI. Nizar menambahkan bahwa KH Muhammad Isa Anshori telah berjasa dalam menjaga NKRI. Isa telah memberikan kontribusinya yakni menjga NKRI dari hantaman ideologi komunisme. Selain itu Isa telah memberika kontribusinya bagi bangsa dan negara yakni mencontohkan politik intelektual. Sedangkan Hadi Nur Ramadhan pada sesi akhir diskusi menyampaikan bahwa para aktivis kaum muda perlu lebih banyak mengkaji sosok / tokoh-tokoh penting yang mampu berkontribusi untuk bangsa dan negara. "Aktivis Hima Persis harus banyak menulis tokoh penting dan membuat penelitian-penelitian baik tesis maupun desertasi tentang KH M Isa Anshori." tuturnya Hadi pun mengajak Hima Persis agar lebih giat membaca karya-karya Isa Anshori antara lain : Islam dan Demokrasi (1938) Tuntunan Puasa (1940) Islam dan Kolektivisme (1941) Pegangan Melawan Fasisme Jepang (1942) Barat dan Timur (1948) Falsafah Perjuangan Islam (1949) Sebuah Manifesto (1952) Islam Menghadapi Pemilihan Umum (1953) Umat Islam Menghadapi Pemilihan Umum (1953) Inilah Partai Masyumi (1954) Islam dan Nasionalisme (1955) Partai Komunis Indonesia (PKI), Pembela Negara Asing (1955) Bahaya Merah Indonesia (1956) Islam Menentang Komunisme (1956) Manives Perjungan Persatuan Islam (1958) Bukan Komunisto Fobi, tetapi Keyakinan Islam (1960) Ke Depan Dengan Wajah Baru (1960) Pesan Perjuangan (1961) Umat Islam Menentukan Nasibnya (1961) Mujahid Dakwah (1966) Tugas dan Peranan Generasi Muda Islam dalam Pembinaan Orde Baru (1966). Diakhir sesi kajian, moderator mengajak para undangan kader Hima Persis Jakart untuk membuat penelitian-penelitian baik skripsi maupun tesis tentang tokoh-tokoh penting yang berkontribusi besar untuk Bangsa dan Negara, agar dapat dijadikan contoh bagi aktivis dalam berjuang. (*)
Reporter: Reporter Editor: admin