Kairo, persis.or.id - Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS) menugaskan Ketua dan Sekretaris Bidang Tarbiyah untuk melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke wilayah Timur Tengah, yakni Negara Uni Emirat Arab (UEA), Mesir dan Arab Saudi.
Di sana, terdapat banyak mahasiswa PERSIS, baik itu mahasiswa-mahasiswa yang berlatar belakang Pesantren PERSIS ataupun keluarga besar PERSIS—di Timur Tengah. Para mahasiswa PERSIS itu terutama terkonsentrasi di Negara Mesir dan Arab Saudi.
Di Mesir, mayoritas mahasiswa PERSIS kuliah di Universitas Al-Azhar. Sementara di Arab Saudi umumnya terkonsentrasi di Universitas Islam Madinah (UIM).
Sedangkan di UEA, baru terdapat dua orang mahasiswa PERSIS yang mengambil studi di Alqasimia University, Shurjah.
Dengan demikian, masih terbuka peluang besar bagi para santri Pesantren PERSIS untuk melanjutkan studi di UEA ini.
Pada Rabu (12/10/2023), Dr. Tiar Anwar Bachtiar dan Dr. Pepen Irpan Fauzan bertemu dan berdiskusi dengan dua mahasiswa PERSIS yang studi di Alqasimia University tersebut.
Pertama, Ariza Tatim, mahasiswa tingkat II pada jurusan Syariah and Islamic Studies. Ariza Tatim merupakan alumnus Pesantren PERSIS 19 Bentar, Garut. Boleh dikata, Ariza Tatim adalah santri PERSIS pertama yang mengawali studi di UEA.
Kedua, Lilim Abdul Halim, mahasiswa baru tingkat I pada jurusan Arts and Humanities. Lilim berasal dari Pesantren PERSIS 67 Benda, Tasikmalaya.
Keduanya —Ariza dan Lilim— mendapatkan beasiswa full scholarship dari Pemerintah Shurjah, UEA.
Kabar kedua mahasiswa tersebut dalam keadaan sehat dengan hasil prestasi belajar sementara yang memuaskan.
Menurut laporan keduanya, terdapat peluang yang sangat besar bagi santri-santri PERSIS untuk melanjutkan studi di UEA.
Tidak saja di Al-Qasyimie University, Shurjah, namun bisa juga di kampus-kampus lain di berbagai negara bagian UEA, baik itu di Dubai ataupun Abu Dhabi.
Keduanya siap menjadi fasilitator dan guide untuk Jamiyah maupun para santri PERSIS terkait dengan studi di universitas-universitas UEA, khususnya di Al-Qashimiya University, Shurjah.
Dengan dua program studi yang berbeda, mudah-mudahan Ariza dan Lilim sebagai mahasiswa PERSIS bisa menjadi contoh bagi santri-santri Pesantren PERSIS untuk melanjutkan studi di kampus-kampus UEA, khususnya di Shurjah.
Dengan demikian, para mahasiswa PERSIS itu sekaligus juga mengembangkan Jamiyah di UEA pada masa-masa yang akan datang, insya Allah.
Pada Kamis dini hari (13/10/23), Dr. Tiar dan Dr. Pepen melanjutkan Kunker ke negara Mesir.
Setelah istirahat sejenak di Homestay KPMJB Cairo, pada malam Jumat diadakan pertemuan dengan para mahasiswa PERSIS yang studi di Universitas Al-Azhar.
Selain perkenalan dengan perwakilan 16 mahasiswa yang hadir, juga terjadi diskusi hangat yang membahas berbagai program yang akan diselenggarakan di Kairo selama Kunker empat hari (Jumat – Senin, 14-18 Oktober 2023).
Fokus diskusi adalah pembahasan terkait program kerja sama yang diagendakan akan dilaksanakan pada tahun 2024 terkait dengan; pertama, Program Short Course Ushul Fiqig dan Metodologi Fatwa bagi para Asatiz Pesantren PERSIS di Darul Ifta Al-Misriyyah.
Kedua, Sandwich Program bagi para mahasiswa Pascasarjana IAI PERSIS Bandung maupun Pascasarajana STAI PERSIS Garut bekerjasama dengan Universitas-universitas di Mesir.
Ketiga, model kursus privat bersama Syeikh Azhar dengan nama “Program Talaqqi Syarah Ibnu ‘Aqil li-Alfiyah Ibnu Malik” (bersanad).
Program tersebut dirancang berlangsung satu bulan penuh, baik di Lembaga Negara Darul Ifta maupun secara privat dengan Syeikh Azhar tertentu.
Keduanya —Ariza dan Lilim— mendapatkan beasiswa full scholarship dari Pemerintah Shurjah, UEA.
Kabar kedua mahasiswa tersebut dalam keadaan sehat dengan hasil prestasi belajar sementara yang memuaskan.
Menurut laporan keduanya, terdapat peluang yang sangat besar bagi santri-santri PERSIS untuk melanjutkan studi di UEA.
Tidak saja di Al-Qasyimie University, Shurjah, namun bisa juga di kampus-kampus lain di berbagai negara bagian UEA, baik itu di Dubai ataupun Abu Dhabi.
Keduanya siap menjadi fasilitator dan guide untuk Jamiyah maupun para santri PERSIS terkait dengan studi di universitas-universitas UEA, khususnya di Al-Qashimiya University, Shurjah.
Dengan dua program studi yang berbeda, mudah-mudahan Ariza dan Lilim sebagai mahasiswa PERSIS bisa menjadi contoh bagi santri-santri Pesantren PERSIS untuk melanjutkan studi di kampus-kampus UEA, khususnya di Shurjah.
Dengan demikian, para mahasiswa PERSIS itu sekaligus juga mengembangkan Jamiyah di UEA pada masa-masa yang akan datang, insya Allah.
Pada Kamis dini hari (13/10/23), Dr. Tiar dan Dr. Pepen melanjutkan Kunker ke negara Mesir. Setelah istirahat sejenak di Homestay KPMJB Cairo, pada malam Jumat diadakan pertemuan dengan para mahasiswa PERSIS yang studi di Universitas Al-Azhar.
Selain perkenalan dengan perwakilan 16 mahasiswa yang hadir, juga terjadi diskusi hangat yang membahas berbagai program yang akan diselenggarakan di Kairo selama Kunker empat hari (Jumat – Senin, 14-18 Oktober 2023).
Fokus diskusi adalah pembahasan terkait program kerja sama yang diagendakan akan dilaksanakan pada tahun 2024 terkait dengan; pertama, Program Short Course Ushul Fiqig dan Metodologi Fatwa bagi para Asatiz Pesantren PERSIS di Darul Ifta Al-Misriyyah.
Kedua, Sandwich Program bagi para mahasiswa Pascasarjana IAI PERSIS Bandung maupun Pascasarajana STAI PERSIS Garut bekerjasama dengan Universitas-universitas di Mesir.
Ketiga, model kursus privat bersama Syeikh Azhar dengan nama “Program Talaqqi Syarah Ibnu ‘Aqil li-Alfiyah Ibnu Malik” (bersanad).
Program tersebut dirancang berlangsung satu bulan penuh, baik di Lembaga Negara Darul Ifta maupun secara privat dengan Syeikh Azhar tertentu.
Pada Jumat (14/10/23), Dr. Tiar dan Dr. Pepen—dengan ditemani dua orang mahasiswa PERSIS—bersilaturahmi dengan Prof. Bambang, pejabat Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo, Mesir.
Pertemuan diadakan di Indonesia-Cairo School (ICS). Prof. Bambang menyambut baik utusan dari PP PERSIS dan siap memfasilitasi program-program yang hendak diadakan oleh Jamiyah PERSIS di negara Mesir, khususnya Kota Kairo.
Prof. Bambang juga memberikan arahan terkait teknis administratif yang mesti dilakukan oleh PP PERSIS supaya lebih mudah.
Prof. Bambang berjanji akan memberikan surat pengantar KBRI ke pihak otoritas Mesir, sehingga prosesnya menjadi resmi antar dua negara (G To G).
"Dari pihak PBNU, PP Muhammadiyah, bahkan kemarin dari Al-Washliyah, sudah membuka program kerja sama di Kairo. Semuanya kami bantu. Dari PERSIS, nih, yang belum,” kata Prof. Bambang dengan tersenyum berseloroh.
Mewakili PP PERSIS, Dr. Tiar pun langsung menyambut uluran tangan yang hangat dari Prof. Bambang terkait program strategis Jamiyah di Kairo-Mesir ini. (/PIF)
[]