Bandung - persis.or.id, Sekolah Tinggi Agama Islam - Persatuan Islam (STAIPI) Bandung memilih Dr. Nurmawan, M.Ag, sebagai ketua yang baru.
Menanggapi terpilihnya menjadi Ketua STAIPI, Dr. Nurmawan menilai hal tersebut sebagai satu hal yang wajar dan alamiah.
"Disebut wajar karena STAIPI sebagai lembaga Perguruan Tinggi memiliki aturan dan pedoman dalam tatacara peralihan kepemimpinan yang tercantum dama STATUTA. Disebut alamiah karena setelah kepemimpinan sebelumnya (Ustad Anwar) yang telah memimpin selama 2 periode, perlu ada regenerasi selanjutnya", papar Dr. Nurmawan, senin (06/03/2017).
Lebih lanjut beliau menjelaskan visi kedepannya, menjadikan STAIPI ksebagai perguruan tinggi di bidang ilmu-ilmu Agama Islam dengan segala keunggulannya yang tidak hanya diminati oleh Jam'iyyah Persatuan Islam, tetapi juga diminati oleh masyarakat luas pada umumnya.
STAIPI Bandung mesti memainkan peran harapan (role expectation) tidak hanya Jam'iyyah Persis tetapi ummat Islam secara keseluruhan (rahmatan lil'alamin). Oleh karena itu misi yang diemban adalah melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pengajaran, penelitian, pengabdian) secara maksimal terukur dan terarah dilengkapi semua kegiatan berbasis Informasi Teknologi.
Menyoal tentang program pengembangan STAIPI, Dr. Nurmawan menyebutkan bahwa dirinya akan membuat lembaga-lembaga sayap yang akan menopang terlaksananya prgoram-program yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pertama, Lembaga Pengembangan Tafaquh Fiddin. Lembaga ini dimaksudkan agar para lulusan memiliki kedalaman yang lebih dalam hal kajian Dirasah Islamiyah, memperkuat tradisi thuras, dan menjadi kader ulama ke depan.
Kedua, Lembaga Pengembangan Karir Mahasiswa, lembaga ini dimaksudkan untuk dapat menyalurkan minat dan bakat mahasiswa dan mendapatkan informasi peluang-peluang pengembangan karir mahasiswa.
Ketiga, Lembaga Pengembangan Kajian Pemikiran Islam dan Publikasi Ilmiah. Lembaga ini dimaksudkan agar mahasiswa memiliki kajian plus di dalam kajian pemikiran Islam dan mampu mepublikasikanya melalui lembaga-lembaga ilmiah resmi seperti jurnal baik dalam sekala nasional maupun internasional.
Keempat, Lembaga Pengembangan Kewirausahaan Kampus. Lembaga ini dimksudkan agar para lulusan mandiri dalam kehidupan karena dibekali mental enterpreuneur, pemanfaatan potensi-potensi ekonomi di lingkungan kampus dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak.
Dan program pengembangan lain yang dilakukan adalah memperkuat sinergitas kegiatan dengan PP Persis. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan baik di STAIPI maupun PP Persis dapat dilakukan terintegrasi bukan kegiatan sporadis sehingga menjadi satu kekuatan umat.
Program yang dapat disinergikan itu misalnya dalam membuat lembaga ekonomi umat dalam bentuk BMT. STAIPI memiliki Prodi Ekonomi Syari'ah yang perlu diaplikasikan dalam kenyataan, sementara di antara program PP Persis adalah menciptakan pundi-pundi kekuatan ekonomi umat.
Kondisi STAIPI hari ini, Dinilai Dr. Nurmawan menunjukkan grafik pengembangan dari sebelumnya dalam berbagai aspek.
Bertambahnya jumlah Program Studi sebagai cikal bakal berdirinya Institut, jumlah mahasiswa yang terus bertambah di setiap tahun, SDM tenaga pengajar dan tenaga kependidikan yang meningkat, sarana ruang belajar yang terus bertambah, dan sarana pengembangan kampus berupa lahan kosong yang masih luas.
"Saya merasa tidak ada kendala dan hambatan karena keberadaan STAIPI atau perguruan tinggi apa pun namanya yang ada di lingkungan Jam'iyyah Persis merupakan hajat Jam'iyyah Persis", terang Dr. Nurmawan.
Adapun banyaknya kekurangan terutama dari aspek infrastruktur seperti ruangan kelas, asrama, ruang pelayanan yang representatif, itu merupakan tantangan yang Insya Allah semua memikirkannya.
"Keterlibatan dan partisipasi aktif Dewan Penyantun akan menjadi partner utama bagi saya untuk mengembangkan STAI Persis baik dari segi infrastruktur maupun Sumber Daya Manusia STAIPI", pungkasnya. (HL/TG)