"Bukan aqidah Islam, keyakinan yang mengurus masalah akhirat merupakan penghalang untuk kemajuan dalam hal keduniaan. juga bukan aqidah Islam, hidup hanya sekedar mengurusi keduniaan hingga menjadi penghalang kepada masalah akhirat," jelas KH.Muhammad Romli pada 'Kuliah Jam'iyyah PC Pemuda Persis Marhahayu, Ahad (5/3/17).
Kutipan itu langsung mengingatkan saya akan kasus penistaan Agama yang dilakukan oleh Gubernur non aktif Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang telah ditetapkan sebagai Terdakwa. Pasalnya yang disampaikan Ketua Dewan Hisbah PP Persis itu sangat mengena dan pantas disinggungkan kepada penyandang kasus Penistaan tersebut.
- Muhammad Romli menambahkan bahwa keduniaan tidak boleh dipisahkan dari masalah Ad-dien. Ia mengingatkan, agar kita tidak coba-coba berani memisahkan urusan Agama dan urusan keduniaan. Karena ketika keduniaan terus beriringan dengan Ad-dien, dengan aturan Allah, dengan Shibghoh Allah dan dengan Islam, suatu saat nanti akan terasa, bahwa kemajuan itu merupakan Rahmatan Lil 'Alamin.
Semakin jelas hal itu sangat bertentangan dengan viral-nya Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta yang menyematkan Calon Kepala Daerah beragama Nashrani di urutan no.2 BTP dengan pasangannya yang beragama Islam, Djarot. Bagi kaum Muslimin, memilih pemimpin non Muslim itu hukumnya Haram, yang merujuk kepada perintah Allah SWT di dalam Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 51 yang dinistakan oleh BTP di Kepulauan Seribu.
Banyak teriakan dari pendukung Ahok bahwasannya 'Agama itu jangan dipakai untuk Politik'. Itu sama sekali tidak bertaut dengan syari'at Islam! Jika saja mereka semua yang mengatakan itu adalah non Muslim mungkin sah-sah saja. Masalahnya adalah tidak semua pendukung Ahok itu non Muslim tapi ada beberapa diantaranya yang ber-KTP-kan Islam. Sedangkan mayoritas di Indonesia, khususnya di daerah Ibu Kota itu adalah beragama Islam.
Keawaman dan kurang memahami Agama akan berdampak pada penyelewengan perintah Allah SWT. Lalu akan menafsirkan dengan serampangan sehingga menimbulkan kekisruhan dalam hal apapun.
- Muhammad Romli mengutip QS.Al-Qasas ayat 77,
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Dengan kata lain berarti apa pun yg Allah berikan kepada kita itu merupakan alat dan jalan sarana untuk meraih kesenangan akhirat. makanya dunia tidak bisa dipisahkan dari akhirat, maksudnya; keduniaan tidak boleh terlepas dari masalah agama.
Sebetulnya apa yang disampaikan oleh KH. Muhammad Romli itu bisa diartikan dalam berbagai hal. Namun, pada saat ini saya rasa lebih cocok untuk disandingkan dengan Pilkada DKI Jakarta yang salah satunya mengusung dari golongan Nashrani yang bertentangan dengan Aqidah Islam.
Acara 'Kuliah Kejam'iyyahan' itu pun berlangsung lancar, meskipun didera hujan lebat namun tidak mampu menyurutkan semangat para mujahid Margahayu sekali pun harus datang dengan pakaian yang basah.
***
Ditulis oleh: Muslim Nugraha, peserta Kuliah Jam'iyyah