Bandung, persis.or.id - Program silaturahmi orang tua santri sejatinya merupakan program tahunan di Muallimin Pesantren Persatuan Islam (PPI) 3 Pameungpeuk. Program ini bertujuan guna semakin mempererat silaturahmi antar orang tua dengan pesantren, demi tercapainya kesatuan dan kesepahaman orientasi, persepsi, dan tujuan.
Tahun ini, acara silaturahmi dihelat pada Ahad (24/07/22) di Aula Muallimin PPI 3 Pameungpeuk, Kab. Bandung. Silaturahmi tersebut bernuansa santai, tetapi khusyuk. Orang tua santri dapat mengikuti acara sambil menikmati snack serta kopi yang disediakan pesantren dan dilayani oleh santri RG-UG yang ceria dan santun.
Di dalamnya, disampaikan tausiah dari Mudirul 'Am PPI 3 serta sosialisasi program pesantren dari Mudir Mu'allimin PPI 3 beserta stafnya.
Dalam tausiahnya, Mudirul 'Am PPI 3 Pameungpeuk Bandung Al-Ustaz Aminudin Husein melontarkan pertanyaan dengan sedikit berseloroh.
"Bapak ibu menyekolahkan anaknya ke sini dengan harapan atau tujuan agar anaknya dapat menjadi anak saleh dan faqih, lalu bagaimana jika tidak terwujud? rék nyalahkeun saha?, pasti rék nyalahkeun ustadz, nya?" ("Mau menyalahkan siapa? Pasti mau menyalahkan ustaz, ya?") Tanya beliau yang dijawab dengan senyuman-mengiyakan para orang tua.
"Sebaiknya jangan begitu!," lanjut beliau.
Ustaz Aminudin pun mengingatkan bahwa segala sesuatu itu sudah Allah Swt. takdirkan. Ia berpesan terkait hal tersebut, bahwa yang terpenting adalah bagaimana ikhtiar optimal orang tua dalam mewujudkan harapannya.
"Dan ini tentu kewajiban kita bersama, bukan hanya tugas pesantren saja," tuturnya, yang nampak diiyakan para orang tua.
Adapun Mudir Mu'allimin PPI 3 Al-Ustaz Samsu Sukmawan, S.Ag. memuji para orang tua dengan sebutan "orang tua cerdas", dikarenakan mereka berani mengambil keputusan untuk menyekolahkan anaknya ke pesantren saja.
Ia menilai itu adalah sebuah indikator bahwa mereka memang cerdas, sebab definisi sebenarnya cerdas itu adalah mereka yg mampu memikirkan urusan jangka panjang (ukhrowi) untuk anak-anaknya, dan tidak hanya memikirkan urusan jangka pendek (duniawi)-nya saja.
Selanjutnya, Bagian Keuangan Muallimin PPI 3 Al-Ustaz Lomri Muttaqin, S.Ag, menegaskan bahwa di pesantren itu tidak dikenal istilah iuran, tetapi istilahnya infak dengan definisi syar'inya yang begitu dalam dan agung.
Ia juga menyitir hadits yg disampaikan sebelumnya oleh Mudirul 'Am, yaitu apabila keturunan adam mati, terputuslah amalnya kecuali tiga hal. Pertama, shodaqotun jariyatun. Kedua, 'ilmun yuntafa'u bih. Ketiga, waladun sholihun.
Lantas beliau menyampaikan bahwa seperti halnya sabda nabi tersebut, sepertinya untuk sampai ke harapan mewujudkan yang ketiga diperlukan yang kedua dan tentu yang pertamanya pun jangan ketinggalan.
Lebih lanjut Ustaz Lomri menyampaikan laporan dan rencana anggaran kegiatan pesantren. Lalu dengan menyitir lagi tausiah dari Mudirul 'Am di muka, beliau memberikan motivasi kepada para orang tua yang berharap anaknya saleh sekaligus faqih.
"Maka, faqih atau dalam bahasa sundanya surti, nampaknya harus dimulai dari orang tuanya juga. Terutama ke-surti-an terkait infak pendidikan yang saat ini hanya masuk tidak sampai 50%," ungkap beliau.
Adapun Bagian Kesiswaan Al-Ustaz Deni Hilman Abdullah, yang presentasi programnya diwakili Wakil Kesiswaan Al-Ustaz Ihsan Fauzal M.Ag., menyosialisasikan program kesiswaan Muallimin PPI 3 yang memang dari sejak dulu berorientasi pada pengembangan potensi keulamaan. Beberapa kegiatan andalannya berupa kajian turats dan media-media tabligh santri yang dipatenkan.
"Tidak lupa pengembangan minat bakat santri di ragam bidang lainnya pun akan difasilitasi dan dipatenkan juga, sebagai ajang refresh dan pelepas kepenatan. Kegiatan ekskul musik, ekskul menjahit, dan ekskul olahraga semuanya insyaallah akan direalisasikan," tuturnya.
Paparan selanjutnya dari Staf Mu'allimin PPI 3 Bagian Kurikulum Al-Ustaz Rahmat Ibnu Usin, S.Pd.I. Ia menyampaikan bahwa Mualllimin PPI 3 tetap berkomitmen dan konsisten berpedoman kepada manhaj pendidikan Persatuan Islam dari Dikdasmen PP PERSIS.
"Adapun status MA dari Kemenag, kita hanya menerima dan membuka jurusan keagamaan saja," ungkapnya.
Masih pada momen acara tersebut, dilangsungkan pula acara serah terima santri baru dari perwakilan orang tua kepada pesantren, sebagai simbol bahwa orang tua ridha dan ikhlash anak-anak mereka diasuh, dididik, diayomi, dan dibimbing oleh pesantren.
Mudir Mu'allimin yang mendapatkan amanah penyerahan tersebut melalui sambutan penerimaannya memastikan, bahwa santri yang sudah diserahkan Insyaallah akan dibimbing dan dididik sebagaimana mestinya. Sebagaimana yang menjadi motto/semboyan Muallimin PPI 3, yakni "Nungtun ngasuh ku élmu, ngasah rasa ku agama, metakeun ku raga".
[]
Kontributor: Adam Tsabiet
Editor: Dhanyawan