Bandung - persis.or.id, Bertempat di Kantor Bersama Persis Padalarang, Pemuda Persis Bandung Barat menggelar Muskerda yang kedua dimasa jihad Ustadz Rahmat Hidayat, Ahad (01/04/2018).
Rahmat Hidayat yang merupakan seorang pegawai negeri sipil yang berdinas di Kantor Kemenag Kab. Bandung Barat sebagai Staff Pendidikan Madrasah ini, berusaha membawa Pemuda Persis Bandung Barat ke arah yang lebih maju dan berkembang.
Terbukti dengan digelarnya muskerda 2 ini, beliau memberikan tema “Revitalisasi Spirit Pemuda Dalam Gerakan Pendidikan, Dakwah & Jihad”. Diharapkan agar komponen pendukung jam’iyyah harus senantiasa digalakkan.
“Musibah itu Indah” sebuah judul buku yang dibedah pada muskerda 2 ini merupakan goresan pena dari seorang kader Pemuda Persis Cabang Cipatat.
‘Jahid’ sapaan akrab dari Jajang Hidayatullah memberikan pemaparan bahwa “Dari sekian banyak masyarakat pada umumnya memandang
Musibah itu sesuatu yang menyakitkan dan mengecewakan, serta memahami bahwa kejadian alam yang sering terjadi dilingkungan sekitarnya di fahami sebagai gejala alam biasa",
"Yang pada akhirnya masyarakat senantiasa berusaha sekuat mungkin untuk menghindarinya” pungkas seorang santri yang pernah menimba ilmu di Pesantren Persis Cibegol ini.
Dalam kenyataannya setiap kejadian yang selalu menimpa kepada manusia itu merupakan sebuah musibah baik musibah dalam tataran
etimologi maupun dalam tataran
terminology.
Sebagaimana dalam salah satu hadits riwayat Imam Bukhari; “
barang siapa yang Allah kehendaki satu kebaikan, maka Allah akan Mengujinya.” Ini merupakan landasan bahwa manusia akan senantiasa mendapatkan sebuah Musibah (ujian).
Tentunya Musibah (ujian) disini bukan hanya sebatas negatifnya saja, akan tetapi ada juga dari sisi positifnya.
Jahid menambahkan “Akan tetapi, ada hal yang berbeda dari sisi Musibah (ujian) yang Allah SWT timpakan kepada muslim yang beriman, contohnya; seorang muslim yang beriman ketika ditimpakan oleh Allah Musibah dalam bentuk Negatif (kekurangan harta dan mendapatkan sesuatu yang menyakitkan), Allah memberikan kabar gembira kepada seorang muslim yang
shabar sebagaimana dalam firman Allah SWT QS. Al-Baqarah [2]: 155, kemudian dari musibah yang positif ditimpakan oleh Allah kepada seorang muslim maka Allah akan memberikan kemulian kepada muslim yang
bersyukur” tutur ayah dua orang anak ini yang sekaeang tinggal di Komplek Pendidikan Al-‘Itishom Cipatat Bandung Barat.
lain halnya Musibah (ujian) yang Allah SWT timpakan kepada orang yang kafir, ketika Allah menimpakan Musibah itu dari sisi Negatif, maka itu merupakan sebagai bentuk
Adzab Allah SWT kepada orang yang ingkar (Kafir), kemudian ketika Allah menimpakan Musibah itu dari sisi Positif, maka itu merupakan sebagai bentuk
Istidroj.
Dalam hal ini, kenapa buku ini diberikan judul
Musibah Itu Indah, sebagai salah satu upaya dalam penyadaran kepada seorang muslim yang beriman bahwasannya Allah SWT ketika menimpakan Musibah terdapat hikmah dan kebaikan yang besar dari Allah SWT, syaratnya senantiasa disikapi dengan sikap
Shabar ketika mendapatkan musibah yang Negatif, dan
Syukur ketika mendapatkan musibah yang positif.(Oid/Diaz)