Bandung - persis.or.id, Kriminalisasi ulama merebak dilakukan oleh pihak-pihak yang dinilai membenci Islam dan anti kebhinekaan, salah satunya Sukardiman Sungkuno yang akan melaporkan Ulama sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Gontor.
Sukardiman yang melihat ceramah Kyai Hasan Abdullah Sahal dalam acara Reuni Alumni Gontor pada 3 Mei 2017 lalu, menilai bahwa ucapan Kyai tersebut provokatif.
Seperti dilansir dari SuaraNasional, “Saya sudah lihat ceramah Kyai Hasan Abdullah Sahal tentang syahadatnya batal melihat umat saat ini, ini sangat provokatif,” ujar Jumat (02/06/2017).
Kyai Sahal menjelaskan dalam ceramahnya, kalau kondisi Al-Quran dinistakan seperti sekarang ini, lalu hati umat Islam tidak terpetik, umat Islam tidak tersentak dalam arti marah, maka diragukan keislamannya bahkan perlu syahadat lagi. “Tidak kecewa ayat Al-Quran diganggu, syahadatnya batal", ucap Kyai Sahal.
Upaya yang dinilai mengkriminalisasi ulama seperti yang dilakukan Sukardiman tersebut, menulai banyak kecaman dari para Alumni Gontor.
"Tolong jangan bangunkan singa yang lagi tidur. Jangan sampe alumni Gontor semua sampe turun. Sabang sampe Merauke bahkan luar negeri pun akan datang membela kiyainya", ujar Ardilla Arham.
"Berani ganggu kyai kami, berarti mengganggu kami para alumni, Camkan !" lanjut Harif Muhammad.
"Alumni Gontor dari sabang sampai merauke bahkan luar negeri siap turun! Buktikan Sungkono ucapan anda! nyeri hate aing maca beritana ge! wallahi teu ridho kyai aing dikriminalisasi! sia Islam lain Sukardiman Sungkono? ngaji matakan, ngaji!" sambung Fitrah.
"Heran dengan orang-orang yang sedikit-sedikit mau laporin kiai dan ulama ke polisi (kriminalisasi ulama, red). Gimana umat islam gak marah? Rezim apaan ini !" tambah Subri Yanto.
"Gontor berdiri di atas dan untuk semua golongan, saya siap berada di garis depan apabila Gontor diusik", tegas Sulaiman.
Upaya-upaya kriminalisasi ulama mesti diwaspadai dan mendapat perlawanan dari umat Islam, agar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak dirusak oleh mereka yang memiliki makar terhadap Negara ini. (/TG)