Bandung, persis.or.id - Pandemi sangat menghambat pelaksanaan pendidikan formal. Namun, pandemi bukan alasan untuk tidak mempelajari ilmu agama, apalagi mempelajari ilmu al-Qur’an.
Berangkat dari kondisi ini, guru tahsin MTs Manba'ul Huda Ustaz Abdul Rozak atau yang akrab disapa dengan Ustaz Rozak menggagas satu ide yang Ia namai Ramah, singkatan dari Rajin Mengaji di Rumah.
“Ramah adalah sebuah program yang diperuntukkan bagi para santri MTs Manba'ul Huda, dengan tujuan agar para santri mau membiasakan diri untuk membaca Al-Qur'an setiap hari di rumah,” kata ustaz Rozak, Senin (24/1/2022)
Lebih lanjut Ustaz Rozak menjelaskan ada tiga teknis program Ramah.
Pertama, setiap pekannya, guru tahsin memberikan materi di kelas, menjelaskan, dan mempraktikannya.
Kedua, lanjut Ustaz Rozak, santri diberikan tugas tilawah Al-Qur'an di rumah dan dibersamai oleh orang tua atau walinya. Sebagai buktinya, kegiatan harus ditulis dan ditandatangani di dalam buku panduan yang sudah diberikan.
Dan yang ketiga, dipekan selanjutnya ketika di jam pelajaran tahsin, setiap santri diberikan tes tilawah untuk mengetahui apakah materi yang disampaikan sudah dipraktikkan dengan baik atau belum.
“Dengan begitu para santri akan termotivasi untuk terus meningkatkan kualitas bacaannya,” ucap Ustaz Rozak.
Menurut dia, tujuan Ramah mempunyai program untuk membiasakan para santri agar mau bertilawah setiap hari di rumah dan bukan hanya di madrasah saja. Sehingga kualitas bacaannya bisa terus meningkat.
“Dan juga dapat mengetahui kualitas bacaan santri. Sehingga bisa ditangani secara tepat dan efektif,” jelas Ustaz Rozak.
Sebenarnya ide Rajin Mengaji di Rumah ini sudah ada sejak tahun 2018, tetapi sempat berhenti. Namun, karena pandemi, alhamdulillah program Ramah ini dilanjutkan kembali.
“Ramah ini untuk seluruh santri. Bedanya, untuk santri yang pulang dibimbing oleh orang tau atau walinya, sedangkan untuk santri yang mondok dibimbing oleh pembimbing asrama,” pungkas ustaz Abdul Rozak.
Program Ramah ini mendapat apresiasi dan dukungan dari orang tua santri. Hal itu terlihat dari pesan WhatsApp yang dikirimkan oleh orang tua santri kepada asatiznya. Salah satunya dari orang tua santri Ashari Aqil, santri kelas VII MTs Manba'ul Huda.
"Saya ibunya Ashari Aqil Kelas VII B, menyampaikan pesan dan kesan mengenai program mengaji di rumah ini. Program mengaji di rumah ini sangat positif bagi anak kami. Karena dengan program ini anak termotivasi untuk selalu membaca al-Qur'an," tulisnya.
Lebih lanjut orang tua santri tersebut berpesan untuk guru mengajinya anaknya, agar tidak bosan-bosannya mengingatkan para santri untuk selalu mengaji dan memperbaiki bacaan Al-Qur’annya.
(HL/dh)