Pelita Dunia yang Padam

oleh Reporter

02 Januari 2022 | 02:06

Oleh: Ibrahim Nasrul Haq Alfahmi

 

Kebahagiaan dan kebanggaan yang tak dapat diungkap kata-kata pernah saya alami, saat menyaksikan salah satu sahabat ada di pencapaian terbaik dalam hidupnya.

Begitu pun kesedihan dan kepedihan yang tak dapat diungkap kata-kata baru saja kami alami. Saat ditinggalkan oleh pemandu umat; guru dan kakak kami.

Ternyata keduanya bukan sebuah istilah belaka. Tapi benar-benar kami alami juga.

Ulama adalah pelita dunia. Kehadirannya dirindu dan dinantikan umat, kepergiannya menyisakan pedih di hati umat.

Ustadzuna Eka Permana Habibillah adalah ulama muda yang dicintai dan mampu berbenteng di hati umat. Laiknya pelita yang padam, wafatnya meredupkan terang dunia. Dunia dakwah dan pergerakan yang telah dipandunya kini tak lagi seterang dulu. Titian jalan juangnya berhenti karena pertemuannya dengan batas waktu.

Yang kami rindukan dari beliau adalah jalan fikir al-Ustadz dalam menyingkap ilmu. Cara berfikirnya khas, ucapannya lugas dan sikapnya tegas, tak pernah abu-abu. Rasionalitasnya membersihkan keragu-raguan umat dalam beragama.

Kematian selalu menjadi nasihat paling baik bagi orang-orang beriman, dan wafatnya Ustaz Eka adalah nasehat yang terbaik bagi kita kader dakwahnya. Perhatian dan kepedihan umat adalah gambaran begitu sangat baiknya hidup yang telah diabdikannya untuk dakwah.

Ungkapan 'Aidh Al Qarni sangat tepat untuk hidup dan wafatnya beliau.

ولدتك أمك يا ابن أدم باكيا و الناس حولك يضحكون سرورا،

فاعمل لنفسك أن تكون إذا باكوا في يوم موتك ضاحكا مسرورا

"Wahai anak adam, engkau dilahirkan ibumu dalam keadaan menangis sementara orang-orang (menyambut) tertawa dengan bahagia. Maka beramallah untuk dirimu yang apabila orang-orang menangis di hari kematianmu engkau tertawa bahagia."

Kawan-kawan ada pekerjaan besar bagi kita hari ini sebagai pelanjut perjuangan untuk menggenapkan ikhtiar meniti jalan dakwah. Ya … kita nyalakan kembali pelita dunia itu. Umat tak bisa dibiarkan tanpa arah, mereka menunggu dan membutuhkan pemandunya.

Nam shaalihan, Ustaz Eka Permana Habibillah, selamat istirahat dari lelahnya perjuangan. Kami akan melanjutkan.

 

Al-Faqir ilallah
Ibrahim Nasrul Haq Alfahmi

Reporter: Reporter Editor: admin