Lombok - persis.or.id, Kunjungan Pimpinan Pusat Persis pada hari jumat (12/8) ke PW Persis NTB untuk melakukan pembinaan langsung. Dalam kesempatan itu, PP Persis mengingatkan para tasykil PW Persis Nusa Tenggara Barat agar senantiasa ingat visi misi jamiyyah dalam mengemban amanah dakwah.
Koordinator acara, Abah Yamin, membuka acara yang kemudian diserahkan kepada Pimpinan Pusat dan dimoderatori oleh Sekretaris Umum PP Persis, Haris Muslim, Lc.MA. Sebagai salah satu fasilitator pembentukan PW Persis NTB, Abah Yamin menyampaikan harapannya dalam acara pembinaan tersebut. "Saya hanya memfasiltasi sehingga terbentuknya PW Persis NTB. Saya berharap dengan hadirnya Persis di Kota Seribu Masjid, ukhuwah islamiyyah dan memberikan warna dakwah tersendiri juga untuk menampung aspirasi para alumnus pesantren Persis yang sebagian diantaranya sudah tidak lagi menjadi bagian dari Persis, inilah gunanya Persis dibentuk di NTB", tutur Abah Yamin.
Wakil Ketua Umum, Dr. Jeje Zaenudin dalam sambutannya menyampaikan agar para tasykil PW Persis NTB senantiasa mengingat visi misi jamiyyah dan mampu mengimplementasikannya. "Terbentuknya PW Persis NTB sebagai pengingat kembali visi misi jamiyyah", ucap Dr. Jeje mengawali sambutannya.
Lebih lanjut beliau menyampaikan alasan kenapa Persis harus hadir di Nusa Tenggara Barat. "Sekarang sudah semakin banyak ajaran dhol mudhil atau sesat dan menyesatkan, disinilah fungsi peran Persis untuk kembali meluruskan ibadah umat dan menyelamatkan umat dalam beribadah", papar Dr. Jeje.
Dr. Jeje pun menganalogikan perjuangan dakwah yang terorganisir rapi ibarat lidi-lidi yang terhimpun dan diikat untuk menjadi sebuah sapu lidi yang bisa menyapu dan membersihkan. "Apakah kita bisa berjuang sendiri melawan mereka yang teroganisir secara profesional? ibarat satu batang lidi saja ! tidak bisa menyapu bersih kotoran. Tapi kalau beberapa batang lidi diikat menjadi satu keutuhan dan dikelola secara profesional, insyaa Allah akan bisa membersihkan semua ajaran yang sesat menyesatkan", imbuh Dr. Jeje
Esensi dakwah yang paling kokoh adalah gerakan perubahan dari gelap menjadi terang, dari kekafiran menjadi muslim. dari syirik menjadi tauhid serta dari bid'ah menjadi sunnah. "Risalah dakwah ada dipundak kita sebagai pemegang amanah dakwah. Jadilah masyarakat Islam yang tafakuh fiddin. Ormas islam jangan sampai menjadi simbol perpecahan umat Islam. Jadilah sebagai kelompok yang menyeru umat, agar tercegah dari mengerjakan perbuatan keji dan munkar", pungkas Dr.Jeje Zaenudin. (HL & TG)