Krisis agama dan kemanusiaan di Palestian, terutama Gaza, sejak Zionis mencaplok wilayah ini hingga kini masih belum berakhir. Terakhir, tahun 2014 lalu secara membabi buta, Zionis Israel menghujani Gaza dengan drone yang khusus dirancang untuk menghancurkan warga Gaza dan Palestina. Walaupun Zionis keji ini tidak pernah dapat menaklukkan musuh yang paling ditakutinya, yaitu pasukan Izzudin Al-Qassam milik Hamas, namun korban sipil dan kerusakan fasilitas umum tidak dapat dihindarkan. Inilah sumber bencana kemanusiaan terbesar abad ini.
Sebagai sesame Muslim, Pemuda Persatuan Islam tergerak untuk ikut sedikit ikut merasakan perjuangan yang tengah dirasakan oleh kaum Muslim di Palestina. Oleh sebab itu, pada bulan Ramadhan 1435 Hijriah yang lalu secara serentak PP Pemuda Persis menginstruksikan kepada seluruh daerah dan cabang untuk melakukan aksi solidaritas rakyat Palestina. Alhamdulillah, terkumpul dana, walaupun tidak terlalu besar, namun ini menandakan bahwa rassa ukhuwwah Islamiyah kader-kader Pemuda Persis terhadap sesama saudaranya yang tertindas dan teraniaya cukup besar. Dalam jangka waktu sekitar dua bulan pengumpulan dana, terhimpun dana sebesar 120.460.000,00. Tentu saja ini angka yang kecil. Dihitung dalam dolar tidak sampai angka 10 ribu USD. Sebetulnya, pada saat yang sama penggalangan dana juga dilakukan oleh PZU dengan seluruh jaringannya dan berhasil mengumpulkan dana lebih dari 200 juta. Di Bendahara PP Persis juga masih tersimpan dana lebih dari 500 juta hasil pengumpulan dana Gaza sejak tahun 2009 silam yang hingga saat ini masih belum disalurkan. Mudah-mudahan nanti pada tahap kedua akan segera disalurkan.
Bagi PP Pemuda Persis, ini adalah pengalaman pertama mengumpulkan dana untuk disalurkan secara internasional. Sebetulnya, banyak alternatif untuk menyalurkan dana yang jumlahnya kecil ini. Yang paling mudah dan umum adalah menitipkannya ke lembaga-lembaga kemanusiaan yang khusus menangani masalah Gaza seperti KISPA, KNRP, Sahabat Al-Aqsha, ACT, dan lainnya. Akan tetapi, karena kami merasa Persis adalah ormas yang sudah cukup berumur dan sudah banyak memiliki jamaah, maka sudah sepatutnya hubungan internasional dilakukan secara mandiri. Ormas seperti Hidayatullah yang baru berdiri sekitar tahun 2000-an saja, sudah memiliki Sahabat Al-Aqsha yang secara khusus menyalurkan bantuan ke Gaza secara mandiri. Beberapa aktivisnya ikut terjun langsung ke Gaza, bahkan sempat ada yang ikut bersama Kapal Mavi Marmara Juni 2010 silam. Sementara Persis sebagai Ormas yang sudah cukup berumur belum sanggup melakukan itu.
Dengan niat untuk membangun hubungan internasional di masa-masa yang akan datang, dengan bekal dana 100 juta-an, kami memberanikan diri untuk ikut dalam rombongan saudara-saudara kita yang hendak pergi menyampaikan amanah kaum Muslim Indonesia untuk kaum Muslim di Gaza Palestina. Sebetulnya, kami ingin menginjakkan kaki di Gaza agar bertemu langsung dengan kaum Muslim di Gaza, namun apa daya tangan tak sampai. Hingga kini Gaza terus diblokade oleh tentara Zionis laknatullâh ‘alaihim sehingga selain warga asli Gaza, sangat sulit bagi warga luar Gaza untuk masuk ke sana. Kalaupun ada yang boleh masuk, hanya rombongan yang membawa bantuan bahan makanan dan sejenisnya. Itupun sangat terbatas waktunya. Alhasil, untuk saat ini agak mustahil bagi kita, kaum Muslim di Indonesia untuk masuk ke Gaza.
Walaupun demikian, atas bantuan Ust. Ferry Nur dan Ust. Muhendri Muchtar (alumni Pesantren Persis Koja Jakut dan mantan Pengajar di Ma’had Ustaman bin Affan) yang saat ini menangani KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Rakyat Palestina), kami diajak untuk menemui yayasan yang langsung menangani berbagai kegiatan kemanusiaan di Palestina, terutama di Gaza. Belakangan, setelah peristiwa Suriah tahun 2010, yayasan ini juga bergerak ke Suriah. Yayasan ini In sya’ Allah merupakan jalur yang tepat untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Kami dipertemukan dengan Syaikh Abu Ahmad yang menjadi mas’uul lembaga sosial bernama Muassasah Al-Sarraa’ (Al-Sarraa’ Foundation) di Turki. Semula yayasan ini berpusat di Damaskus Suriah. Namun, karena masalah keamanan yang tidak kondusif karena konflik Basyar Asad dengan para mujahidin, akhirnya operasional yayasan ini dipindahkan ke Turki.
Mu’assasah Al-Sarra’ ini berfokus pada penanganan bantuan kemanusiaan untuk korban-korban perang di Palestina; dan sekarang ditambah dengan korban perang di Suriah juga. Yayasan ini sudah cukup dikenal di kalangan aktivis kemanusiaan untuk Palestina di Asia Tenggara. Palaporan dana yang tarnsparan, sesuai permohona program dari pemberi bantuan, dan keterlibatan langsung dari penyalur amanah menyebabkan lembaga ini hingga saat ini terus mendapatkan kepercayaan dari para aktivis kemanusiaan untuk Gaza. Sahabat Al-Aqsha, KISPA, Peduli Al-Aqsha AQL, Dompet Dhu’afa, Haluan Malaysia, dan lainnya sudah lama bekerja sama dengan lembaga ini untuk penyaluran bantuan kemanusiaan untuk Gaza; dan sekarang untuk Suriah juga. Mudah-mudahan kedatangan PP Pemuda Persis dapat membuka jalan kebaikan bagi jamaah Persis di masa yang akan datang, terutama dalam masalah penyaluran dana kemanusiaan ke Palestina.