Makkah, persis.or.id – Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS), Ustaz Dr. Ihsan Setiadi Latief, yang pada musim haji 1446 H ini ditugaskan sebagai Koordinator Utama Pembimbing Haji KBIHU PERSIS, menyampaikan evaluasi kritis terhadap kualitas penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Sorotan utamanya tertuju pada kualitas petugas haji Indonesia dan penerapan sistem 8 syarikah oleh otoritas Arab Saudi.
“PP PERSIS mendorong Kementerian Agama untuk segera mengevaluasi pola rekrutmen dan kinerja Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) agar ke depan pelayanan haji lebih profesional,” ujar Ustaz Ihsan dari Makkah, Selasa (17/6/2025).
Ia menyatakan bahwa ke depan, penyelenggaraan haji Indonesia akan menjadi tanggung jawab Badan Pengelola (BP) Haji, sehingga pola seleksi petugas harus berbasis kompetensi dan kemampuan teknis, bukan sekadar administratif.
“Masih ada petugas yang kesulitan berkomunikasi karena tidak menguasai bahasa Arab maupun Inggris. Ini harus jadi perhatian serius,” jelasnya.
Menurutnya, kemampuan komunikasi lintas bahasa sangat penting dalam menghadapi situasi di lapangan, terutama dalam interaksi dengan askar (petugas keamanan) dan pengelola syarikah. Selain itu, kemampuan lobi dan negosiasi juga harus menjadi bagian dari pelatihan petugas haji.
Dalam kesempatan yang sama, Ustaz Ihsan juga mengkritisi sistem multi syarikah yang diterapkan Arab Saudi. Menurutnya, sistem 8 syarikah menimbulkan distribusi jemaah yang terpecah-pecah.
“Banyak jemaah dari satu kloter atau satu KBIHU yang akhirnya tersebar di hotel dan sektor berbeda, seperti di Syisyah, Raudhah, Misfalah, dan Jarwal,” ungkapnya.
Kondisi ini menyulitkan proses pembimbingan manasik dan pelayanan kolektif kepada jemaah, apalagi menjelang pelaksanaan wukuf dan mabit.
PP PERSIS berharap evaluasi menyeluruh dilakukan, baik terhadap sistem perekrutan petugas maupun pengelolaan syarikah, agar pelaksanaan ibadah haji tahun-tahun mendatang lebih tertata dan kondusif.
“Kami mengapresiasi para petugas yang benar-benar bekerja profesional di lapangan. Tapi peningkatan kualitas SDM tetap harus menjadi prioritas,” pungkasnya.
BACA JUGA:Buntut Pernyataan Kepala Babi, Infokom PERSIS Desak Hasan Nasbi Minta Maaf