Bandung, persis.or.id - Muktamar PERSIS XVI telah melahirkan Ketua Umum Persatuan Islam (PERSIS) baru ke-10 Dr. H. Jeje Zaenudin, M.Ag. mendapatkan 337 suara dari para jamaah.
Hadirnya PERSIS dalam satu abad ini menjadi dakwah skala nasional. Amanah jamiyyah adalah harapan dan kepercayaan. Dengan perubahan zaman yang sudah satu abad, Dalam khutbah Iftitahnya Jeje berharap ada perubahan yang signifikan di dalam gerakan jamiyyah dakwah. Harapannya telah tersemai di seluruh jiwa para jamaah. Memikirkan cara untuk merengkuh kembali masa kejayaan jamiyyah, seperti yang telah ditorehkan para pemimpin dimasa-masa pendirian dan kebangkitan.
"Kita harus membuat strategi ekspansi gerakan dakwah yang lebih luas karena Indonesia ini sangat luas masih banyak wilayah yang belum tersentuh dengan dakwah-dakwah kita yang berbasis kepada Al-Qur'an dan As-sunnah. Kita harus menyiapkan perangkat Information Technology (IT) sebagai penunjang dakwah dan pendidikan," ungkapnya saat diwawancarai.
"Tentu, bagaimana menumbuhkembangkan semangat entrepreneurship, semangat berwirausaha, semangat mandiri, dan ekonomi di kalangan generasi muda kita. Karena kita semua termasuk di jamiyyah, akan memasuki masa bonus demografi yang melimpah. Sumber tenaga kerja muda kita yang harus diperdayakan termasuk di jamiyyah, insyaallah," lanjutnya.
Isu-isu kebangsaan yang sedang hangat diperbincangkan umat, sesuai dengan tema Muktamar tahun ini "Transformasi Gerakan dakwah PERSIS untuk Mewujudkan Islam Rahmatan Lil 'Alamien dalam Bingkai NKRI". PERSIS merespon dan menyadari konsekuensi sebagai jamiyyah wajib merespon apa yang berkembang di Indonesia.
"Karena suatu tanggung jawab ormas itu bagaimana ikut mengawal kehidupan berbangsa dan bernegara terutama dari aspek ketahanan etika dan ketahanan peradaban. Jangan sampai dengan berbagai macam perubahan zaman ini budaya dan etika umat kita tergerus dengan budaya tidak Islami, insyaallah seperti itu," sambungnya.
PERSIS sangat antusias berkolaborasi dan berkompetisi. Langkah ideal untuk ormas Islam skala nasional seperti Persatuan Islam ialah menyatukan kesamaan gerakan dakwah yang didahulukan, bukan perbedaan yang menjadi pembahasan.
"Kompetisi dan kolaborasi untuk ormas nasional sesuai dengan nama kita 'Persatuan Islam', harus banyak menebar dengan bersatu dan bersama. Jangan bersatu-bersatu, atau pergi satu. Tapi bagaimana kita mempersatukan banyak kesamaan dengan gerakan-gerakan dakwah yang lain daripada perbedaan," kata dia kepada Pusdapi Media pada, Senin (26/9/2022).
Tantangan global semakin besar tidak mungkin dihadapi dengan sendirian, ataupun dengan keegoisan. Jamaah Persatuan Islam harus berbagi peran. Dengan merekat, merakit, dan meroketkan jamiyyah.
"Untuk kader muda, pesan saya tetaplah istiqamah dalam segala perubahan, komitmen, dedikasi, dan terus berinovasi. Hal ini, kunci untuk kita bisa bersaing dan eksis di dalam persaingan global yang cepat. Maka kuasailah teknologi setelah kita memiliki basis ilmu dan aqidah yang kuat. Tanpa kedua hal itu, kita akan mudah terbawa arus. Kuatkanlah, baru kita berkompetisi dan bersaing di dunia global," tegas Jeje.
Dalam membangun pendidikan tidak mudah. Perlunya kekuatan dalam Sumber Daya Manusia (SDM), kekuatan di sumber dana, dan juga kekuatan perangkat-perangkat pendukung lainnya. Persatuan Islam akan menggarap secara bertahap dan tetap mengembangkan program-program lainnya.
Adapun Islamic Center Jakarta dengan gedung baru dan kampus STAIPI Jakarta yang baru. UNIPI pun menjadi program nasional Pesatuan Islam yang terus bertahan digarap. Tahap awal sudah dilakukan untuk pembenahan lahan, kemudian membuat site plan yang sedang digalang untuk pendanaan.
Garapan awal, "Kita sedang merancang beberapa lokasi untuk unit kesehatan. Berupa rumah sehat yang berdampingan dengan masjid dan sekolah. Ada program menyiapkan klinik di Pimpinan cabang (PC), Pimpinan Daerah (PD), sampai kepada persiapan kerja sama tanah wakaf untuk dibangun rumah sakit dengan beberapa rumah sakit yang sudah eksis," lanjutnya.
Rencana untuk pembangunan telah disurvei daerah Garut, dekat dengan Pesantren Persatuan Islam 99 Rancabango. Adanya lahan wakaf yang mungkin memenuhi standar yang diharapkan untuk sebuah rumah sakit tipe C.
"Sebetulnya jika dipercepat bisa selesai tahun ini, karena sudah ada rekan patner kerja samanya. Cuma memang prosedur untuk perizinan, dan kelayakan tidak mudah. Kalau ini tidak termasuk analisis amdal yang tidak mudah, yang jelas itu MoU-nya sudah dibikin insyaallah," tutup dia.
Kontributor: Pusdapi Media (Tania Rahmawati)
Editor: Ilmi Fadillah