PP PERSIS Apresiasi Pengetatan Haji oleh Saudi, Soroti Carut Marutnya Penyelenggaraan Haji Indonesia 2025

oleh Henri Lukmanul Hakim

10 Juni 2025 | 09:43

PP PERSIS Apresiasi Pengetatan Haji oleh Saudi, Soroti Carut Marutnya Penyelenggaraan Haji Indonesia 2025

Makkah, persis.or.id — Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS) memberikan apresiasi kepada Kerajaan Arab Saudi atas langkah pengetatan akses masuk jemaah haji tahun 1446 H/2025 M. Pengetatan ini dinilai berhasil menciptakan suasana haji yang lebih tertib, aman, dan nyaman, termasuk bagi jemaah haji Indonesia.

“Secara umum, saya melihat Kerajaan Saudi berhasil mencegah masuknya jemaah ilegal. Jumlah jemaah lebih ideal, sehingga tidak terjadi penumpukan, terutama di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna), dan Jamarat,” ujar Sekretaris Umum PP PERSIS, Dr. KH. Haris Muslim, kepada persis.or.id, Senin malam (9/6/2025) Waktu Standar Arab Saudi (WSAS).

Namun, di sisi lain, Kiai Haris menyampaikan keprihatinan dan kritik tajam terhadap penyelenggaraan haji Indonesia tahun ini.

“Sulit mengatakan haji Indonesia tahun ini sukses. Saya harus jujur: ini adalah penyelenggaraan haji paling carut-marut,” tegasnya.

Menurutnya, kekacauan ini bermula dari kebijakan penerapan multi syarikah yang meski diniatkan baik, justru berujung menyusahkan jemaah. Masalah mulai terasa sejak keberangkatan, penempatan hotel di Makkah dan Madinah, hingga puncaknya pada saat pelaksanaan Armuzna.


Kiai Haris yang juga menjabat sebagai Pembimbing Utama KBIHU PERSIS menambahkan, kekacauan paling nyata terjadi saat jemaah selesai mabit di Muzdalifah.

“Puluhan ribu jemaah tidak terangkut oleh bus, akhirnya memilih jalan kaki ke Mina. Kalau mereka tidak inisiatif, bisa terjadi penumpukan parah seperti tahun 2023,” paparnya.

Ia mengungkapkan, untuk pertama kalinya, satu kloter jemaah bisa terpisah hotel sangat jauh, termasuk pasangan suami istri, orang tua dan anak yang tidak bisa tinggal bersama.


Menurut Kiai Haris, sistem multi syarikah menjadi catatan kritis yang harus dievaluasi secara menyeluruh jika Indonesia ingin memperbaiki tata kelola haji tahun-tahun mendatang.

“Jika dibiarkan seperti ini, haji tahun depan juga terancam. Evaluasi besar-besaran harus dilakukan segera setelah musim haji selesai,” katanya.

Dalam kondisi serba sulit itu, tim KBIHU PERSIS tetap berupaya memitigasi dampak kebijakan dengan pendampingan penuh kepada jemaah.

“Kami dari KBIHU PERSIS sejak dari tanah air sudah siapkan langkah antisipatif. Bagaimana tetap menyatukan jemaah satu kloter yang tersebar di banyak hotel agar tetap bisa beribadah bersama,” jelasnya.

Sebagai penutup, Kiai Haris menyampaikan rasa syukur bahwa pelaksanaan ibadah haji oleh jemaah KBIHU PERSIS tetap berlangsung secara baik dan khusyuk.

“Alhamdulillah, seluruh syarat, rukun, dan kewajiban haji dapat ditunaikan sesuai kemampuan dan kondisi lapangan. Semoga menjadi haji yang mabrur dan diberkahi Allah SWT,” pungkasnya.


BACA JUGA:

Jelang Tarwiyah dan Armuzna, KBIHU PERSIS Mantapkan Edukasi dan Konsolidasi Jemaah