Bandung – persis.or.id, Ketua program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (Prodi KPI) STAIPI Bandung Nurdin Qusyaeri menyebutkan bahwa mahasiswa KPI kedepannya menjadi kader ilmuan mubaligh yang melek media.
Dengan kompetensi pembelajaran di prodi KPI, diharapkan mahasiswa dan lulusannya akan menjadi sebagai praktisi, peniliti, penyiar, advokat nilai
literasi media juga sebagai mubaligh yang mampu memafaatkan media untuk kepentingan dakwah Islamiyyah.
“Kedepannya para mahasiswa kami bisa menjadi Jurnalis, Reporter, dan Broadcaster. Kami juga mengarahkan mereka agar jadi intelektual ilmuan mubaligh yang handal”, ungkap Nurdin kepada persis.or.id, Senin (26/08/2019).
Ia juga menjelaskan kelebihan KPI STAIPI Bandung dengan prodi KPI atau FIKOM lainnya ialah soal kemampuan keagamaan.
“Di KPI STAIPI Bandung terdapat muatan lokalnya yakni ilmu-ilmu keislaman”, tambahnya.
Guna mengembangkan prodi KPI ini, Nurdin menjalin kerjasama dengan beberapa lembaga agar bisa menunjang mahasiswa dalam mengimplementasikan keilmuannya.
“Kami juga menjalin kerjasama dengan beberapa instansi lembaga, agar para mahasiswa bisa praktek PKL hingga mengembangkan dirinya sendiri”, ujarnya.
Pihaknya akan terus berusaha meningkatkan kualitas peralatan, kendati dari aspek sarana sudah memenuhi kebutuhan.
“Kapasitasnya perlu dan akan kami tingkatkan”, jelasnya.
Memahami pentingnya media online untuk dakwah, para mahasiswa pun diajarkan cara membuat website, caranya ngvlog dan pengenalan pemprograman.
“Diantara mereka, bahkan ada yang juara nasional, misalnya Muhamad Hafidz yang berprestasi”, tambah Nurdin.
Pihak kampus memberikan apresiasi berupa beasiswa
dan mempermudah kebutuhannya agar para mahasiswa itu mampu lebih menaikan levelnya lagi.
“Mahasiswa KPI diarahkan agar mampu mengisi media agar bernilai dakwah. Misalnya, mereka membuat film sederhana dan menarik tapi syarat nilai dakwah”, pungkasnya. (HL/TG).