Bandung - persis.or.id, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persatuan Islam Prodi Pendidikan Sejarah telah melaksanakan Bedah Buku Jas Mewah pada senin lalu (14/04/2018). Kegiatan tersebut diselenggarakan di Aula PP. Persistri di Jalan Kalipah Apo no 153 Kota Bandung. Kegiatan ilmiah tersebut dimulai dari pukul 09.30 hingga pukul 12.30 dan berjalan dengan lancar dan sukses.
Muslim Nurdin, S.S., M Hum., ketua panitia pelaksana menuturkan pada pidato pembukaannya bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan dengan dua dasar dan tujuan. Pertama sebagai wujud aktualisasi diri akan eksistensi STKIP Persis sebagai satu-satunya kampus pendidikan keguruan yang dimiliki Persatuan Islam. Oleh karena itu, kegiatan tersebut tidak hanya melibatkan kalangan intern kampus. Akan tetapi melibatkan pula elemen jamiyyah mulai dari PW. Persis dan Persistri Jawa Barat dan beberapa PD Persis dan Persistri di wilayah Bandung Raya. Selain itu, lembaga-lembaga pendidikan Persis (PPI) ikut menyemarakan kegiatan Bedah Buku tersebut.
Tujuan dan dasar kedua diadakan kegiatan tersebut adalah sebagai wujud apresiasi kampus terutama Prodi Pendidikan Sejarah STKIP Persis terhadap karya-karya sejarah yang berani tampil beda. Terlebih lagi sang penulis merupakan kader potensial dari jamiyyah Persatuan Islam sendiri. Sementara itu, kegiatan dibuka dengan resmi oleh Wakil Ketua bidang Akademik, Bapak Uhud Sholihudin, M. Pd. Sebelum membuka acara, beliau berpesan dengan cukup singkat terkait urgensi studi pendidikan sejarah bagi masa depan bangsa. Selain itu, beliau atas nama kampus memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya sembari berseloroh, “sok beuli bukuna” (silakan beli bukunya-red.).
Kegiatan Bedah Buku Jas Mewah dihadiri langsung oleh penulisnya, DR. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum dan sebagai pembandingnya ialah ketua STKIP Persis Dr. H. Ihsan Setiadi Latief, M.Si. Adapun sebagai moderatornya ialah dosen muda dari Prodi Pendidikan Sejarah, Prima P. Sumantri, M.Pd.
Pada awal presentasi, sang penulis yang merupakan peneliti muda INSIST serta Peraih Penghargaan Penulis dan Karya terbaik IBF 2018 menegaskan terkait pilihan judul dari karya terbarunya tersebut. Bachtiar menyebutkan bahwa bakunya tersebut merupakan seri kumpulan tulisan yang sudah dipersiapkan sejak cukup lama. Selain itu judul yang tertulis tinta merah dicovernya tersebut bukan dari dirinya tetapi dari editor atau penerbitnya.
Sementara itu, sang panelis menyoroti konten tulisan-tulisan yang disuguhkan. Ihsan menyebutkan bahwa saya telah khatam membaca buku yang telah dibelinya langsung beberapa hari sebelum kegiatan. Apresiasi yang tinggi diberikan oleh panelis kepada penulis. Salah satu point penting yang disampaikannya bahwa penulis telah cukup apik menghadirkan eksistensi Ormas terbesar ketiga ini ke tataran nasional melalui tradisi literasi yang masih cukup digandrungi di khalayak. Masyarakat perlu diberikan informasi terkait apa dan siapa Persatuan islam.
Pada sesi kedua, ketika moderator memberikan kesempatan kepada para peserta yang memenuhi aula PP Persistri tampak antusiasme di aula. Mereka bertanya kepada penulis dan panelis. Salah satunya utusan dari PD. Persis Cimahi. Sekalipun usianya termasuk paling tua dari mayoritas peserta yang hadir namun beliau yang menjadi penanya pertama dalam forum ilmiah tersebut. (/MN)