Persis siap Quran Sunnahkan Maluku
Atsar dari perluasan dakwah Persis yang diawali dengan pengembangan jam’iyyah sudah mulai dirasakan, salah satunya dengan banyaknya anak-anak dari beberapa kepulauan, salah satunya dari kepulauan Maluku yang menimba ilmu di beberapa lembaga pendidikan Persis, baik yang melanjutkan ke lembaga pendidikan pesantren atau lembaga umum lainnya yang berada dibawah payung jam’iyyah Persatuan Islam, dari mulai jenjang SLTP,SLTA hingag ke Perguruan Tinggi.
Kamis, 14 Juli PP. Persatuan Islam (Persis) kembali kedatangan puluhan calon santri dari Maluku, tidak kurang dari 43 calon santri dikirimkan ke kantor pusat, Jl. Persintis Kemerdekaan Bandung untuk disebarkan ke berbagai lembaga pendidikan Persatuan Islam. Beberapa orangtua, tokoh masyarakat serta perwakilan PW. Persis Maluku turut serta mengiringi para calon mujahid/ah yang diangkut dua bis dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Tampak hadir beberapa jajaran jam’iyyah PP. Persis dalam menyambut kedatangan mereka. Suasana menjadi lebih haru ketika para calon santri tersebut disambut oleh rekan dan keluarga mereka yang sudah lebih awal tinggal beberapa dilembaga pendidikan Persis yang ditempatkan di beberapa daerah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sekretrais Umum PP. Persis, Ust. Haris Muslim menyambut khusus kedatangan mereka dan sekaligus memandu berlangsungnya acara serah terima para calon peserta didik tersebut.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua Umum PP. Persis, Ust. Jeje Jaenudin mengucapkan selamat datang di Kota Bandung, Kota Perjuangan, karena sejarah mencatat, bahwa banyak para pejuang Negara kita yang pernah mampir dan tinggal di Bandung. Beliau pun berharap supaya para calon santri membawa spirit dan semangat berjuang untuk menjadi kader jam’iyyah demiu kejayaan Islam dan kaum muslimin. “ Kalian hrus sungguh-sungguh, karena kita semua s\udah mengorbankan waktu, tenaga dan materi. Jangan lupa tanamkan niat yang ikhlas serta tekad yang kuat” tutur Ust Jeje ketika mengakhiri sambutannya.
Disis lain, Ust. Nurdin menyampaikan dalam sambutannya, bahwa mereka yang mengikuti program pendidikan di lembaga pendidikan Persis tersebut tidak asal datang, tetapi melalui beberapa tahapan dan seleksi, dan terakhir dengan penandatanganan aqad, perjanjiann yang harus disepakati oeh kedua belah pihak. “Dari sejak pengiriman para calon santri dan mahasiswa yang berjumlah 167, diantara mereka ada yang sudah dipulangkan sebanyak 21 orang, karena dikategorikan melanggar kesepakatan” tuturnya. Diantara butir kesepakatan itu adalah bahwa mereka harus menyelesaikan proses pembelajaran sampai selesai, tidak boleh menikah, dan jika suatu saat menikah dengan orang sunda, maka pasangannya harus mau dibawa ke Ambon.
Dalam pandangan Ust. Irfan, Ketua Bidang Tarbiyyah PP. Persis, beliau menyampaikan, bahwa program pengiriman calon santri tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2012 pasca Muktamar di Tasikmalaya. Hingga saat ini jumlah santri dan mahasiswa yang dikirim dari Maluku sebanyak 210 orang, yang terbagi kedalam tingkat Tsanawiyyah, Muallimin/Aliyah/SMA/SMK dan Perguruan Tinggi. Mereka didistribusikan di beberapa lembaga pendidikan Persis yang ada Jawa, seperti : Pesantren Persis Rancabogo Garut, Pesantren Persis Rancabango Garut, Pesantren Persis Matraman, Jakarta Pesantren (SMA Plus) Persis Rajapolah Tasikmalaya, Pesantren Persis Majalengka, Pesantren Persis Ciawi Tasikmalaya, Pesantren Cibegol Kabupaten Bandung, Pesantren Persis Ciganitri Kabupaten Bandung, Pesantren Persis Bekasi, SMK Persis 02 Kota Bandung, Pesantren Persis Bangil. Mereka juga ada yang melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi, seperti STAIPI Bandung, STAIPI Garut, Mahad Imarat Kota Bandung, dan STKIP Persis Kota Bandung.
Masih dalam penuturannya, bahwa program tersebut bertjuan agar para santri dari Maluku tersebut untuk menyiapkan para dai, mubaligh, dan ulama masa depan khususnya di Propinsi Maluku dan umumnya untuk Indonesia Bagian Timur. “Perkembangan program beasiswa para santri ini cukup baik dan mengalami peningkatan jumlahnya dari tahun ke tahun, sedangkan santri-santri yang sudah selesai ada yang pulang ke Maluku dan meneruskan ke berbagai Perguruan Tinggi di Jawa dan juga ada yang ke Universitas Madinah, seperti latar belakang santri yang melanjutkan ke Universitas Madinah berasal dari SMA kemudian mengikuti kuliah di Mahad Imarat dan dapat melanjutkan ke Universitas Madinah.
Dari Proses beasiswa untuk para remaja dari Maluku, ini menjadi target pilot project bagi bidang Tarbiyah, sehingga dalam mengimplementasikan program jihadnya sudah mempunyai model yang baik. Model ini akan diterapkan untuk mengundang para calon santri dari Propinsi-Propinsi lainnya guna mengikuti pendidikan di lembaga-lembaga Pendidikan milik jamiyyah Persis, sehingga semua Pimpinah Wilayah mempunyai kader dan kader-kader tersebut ke depan dapat mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Persis di masing-masing daerahnya mulai tingkat RA sampai Perguruan Tinggi. Dan mereka para santri dan sarjana diharapkan dapat membangun dan memimpin lemabga-lembaga Pendidikan Persis tersebut.
Namun tentu saja, program mulia tersebut bukan berarti tanpa kendala, terutama dalam pendanaan, karena dana Pimpinan Pusat cukup terbatas. Demikian juga dengan dana yang dimiliki oleh beberapa pesantren dan Perguruan Tinggi, sehingga PP Persis, Pesantren maupun Perguruan Tinggi belum secara optimal menerima dan menampung santri dan mahasiwa dari propinsi Maluku. Disamping itu juga dalam hal sarana dan prasarana yang dimiliki Pesantren seperti jumlah gedung asrama yang terbatas.
Ketrika ditanya tentang bagaimana menangani persoalan tersebut, Ust. Irfan memberikan jawaban, “Bidang Tarbiyah akan bekerja sama dengan Pinpinan Wilayah se Indonesia dalam menerapkan kontribusi dari para orang tua calon santri dan mahasiswa dalam pendanaan putra-putrinya. Pendanaan tersebut bisa dibagi dalam kontribusi para orang tua mulai dari 25 %, 50 %, 75 % dan 100 %, sehingga dana bidang Tarbiyah bisa mensubsidi terhadap daerah-daerah lainnya yangsangat memerlukan. Kontribusi pendanaan dari para orang tua santri ini juga dapat meringankan beban dana Pesantren” tuturnya.
Dijelaskannya, seperti untuk kafilah calon santri dari Propinsi Maluku tahun 2016 sekarang ini, Pimpinan Wilayah Maluku menerapkan adanya kontribusi dari para orang tua santri sampai 50 %, dan nampaknya para orang tua tersebut tidak keberatan. Ini terlihat ketika mereka ikut bersama kafilah ke Jawa dan mengantarkannya ke lembaga-lembaga Pendidikan Persis.
“Khususnya kepada para Mudir ‘Am, Para Mudir dan para Asatidz di pesantren/sekolah dan Perguruan Tinggi Persis yang telah menampung para santri, dalam hal ini Pimpinan Pusat c.q Bidang Tarbiyah mengucapkan Jazakumullah khayran Katsieran dan mengapresiasi setinggi-tingginya atas keikhlasan dan perjuangannya untuk mengantarkan kader-kader mujahid di masa depan. (JJ. Kominfo PP. Persis)