Dalam sabar ada cinta sehingga orang sanggup menanti walau itu harus berhari-hari demi yang dicintai-Nya. cinta adalah kekuatan, dari sebelumnya terasa beban maka ia akan menjadi ringan, dari sebelumnya cuma bayang maka ia akan begitu nyata di angan. Cinta adalah kekuatan yang merubah sangsi menjadi pasti, dari pedar (kesal hati) menjadi sabar.
Sebagian orang tidak sabar ketika diuji penyakit misalnya, hingga lepaslah jaminan syorga karena ia tidak bisa meraih hakikat cintanya Allāh. Sungguh sangat sayang. Ibnu Abbas radliyallāhu ‘anhumā pernah berkata kepada Atha bin Abī Rabbāh; "Maukah aku tunjukkan kepadamu seorang wanita dari penduduk surga?" jawab Atha; "Tentu." Dia berkata; "Wanita berkulit hitam ini, dia pernah menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; "Sesungguhnya aku menderita epilepsi dan auratku sering tersingkap (ketika sedang kambuh), maka berdoalah kepada Allah untukku." Beliau bersabda: "Jika kamu berkenan, bersabarlah maka bagimu surga. (H.R. Muslim, No. 2576)
Menanti itu sangat tidak mengenakkan, namun bagi seorang muslim yang ta’at dan penyabar ia adalah masa perjalanan hati untuk menggapai pundi-pundi pahala dari-Nya. ketika hati sudah terpaut pada-Nya, maka tunggulah saat-saat kebahagiaan datang dari-Nya. Layaknya seekor ulat walau harus beberapa hari lamanya di dalam kepompong namun penantiannya berbuah manis menjadi kupu-kupu yang indah.
Bagi yang sedang dirundung duka, diuji dengan penyakit, menanti jodoh belum kunjung tiba, hati yang sedang galau karena ketidak pastian atau semisalnya untuk senantiasa tetap bersabar. Yang bersabar Jaminan pahalanya bagai pahala orang yang mati syahīd (H.R. al-Bukhārī, No. 3474). Setiap kali kita bersabar ujungnya pasti berbuah manis.
Kesabaran bagai sinar terang yang mampu menyingkap tabir kehidupan. Bahwa hidup ini hakikatnya adalah ibadah untuk mendapatkan ridla dan cinta-Nya. Allāh itu maha suci, maka selayaknyalah hati ini bersih untuk mendekat pada Sang Maha Suci. Lepaskan segala energi negatif dan prilaku buruk yang selalu menguasai kita. Setelah itu mulailah untuk selalu barbaik sangka, berfikiran positif, beramal shālih, menjaga wudlu, dan berusaha untuk menggapai seruan-Nya tepat waktu walau ada di tengah kesibukan, In-syā Allāh hati akan dipenuhi keridlaan dan kesabaran menerima keputusan-Nya. jika kita bersegera menjawab seruan-Nya, maka in syā Allāh, IA akan segera pula mengurus segala keperluan kita, harapan kita dan penantian kita.
Cinta perlu timbal balik. Jika cinta searah maka dari manis akan menjadi pahit. Ketika cinta Allah ditelantarkan maka dari cinta menjadi murka. Oleh karena itu balaslah cintanya Allāh dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Bulan ramadlan disebut juga bulan kesabaran seperti sabda Rasulullāh shallallāhu ‘alaihi wasallam yang telah kami kutip bagan riwayatnya diatas, dimana jalur Hammād sampai Abu ‘Utsman an-Nahdī dari shahabat Abī Hurairah radliyallāhu ‘anhu adalah jalur kuat. Mereka adalah rawi-rawi tsiqah. Untuk Hammād pada riwayat Imam Ahmad maksudnya adalah Hammād bin Salamah walau muridnya Tsābit al-Bunānī ini ada 3 rawi bernama Hammād. Itu diketahui karena pada jalur riwayat yang dikeluarkan oleh Ishāq bin Rāhūyah disebutkan Hammād bin Salamah.
Disebut bulan kesabaran karena pada bulan itu kita diuji menahan dari makan dan minum sampai maghrib selama sebulan penuh. Waktu itu tidak akan terasa. 1 minggu atau 1 tahun ujung akhirnya tetaplah sama yaitu sampai pada apa yang dinanti. Seperti kita memulai shaum setelah sahūr maka ujungnya akan kita jumpai juga waktu ifthār untuk berbuka.
Oleh karena itu, bagi yang sedang menanti sebuah harapan untuk selalu tetap bersabar dan optimis bahwa harapan itu sebentar lagi akan terwujud atas izin-Nya, karena kita ta’at pada-Nya dan senantiasa menjaga komunikasi yang baik pada-Nya dengan beramal shalih. Sebentar lagi bulan Ramadlan tiba, manfaatkan moment tersebut untuk melatih kesabaran hingga akhirnya mencapai derajat taqwa. Orang yang telah mencapai derajat taqwa akan mendapat hadiah dari Allah subhānahu wata’āla yaitu sebagaimana firman-Nya dalam surat at-Thalāq ayat 2-4:
- “... Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar.”
- “Dan memberikan rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya."
- “… Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam segala macam urusannya."
Mudah-mudahan kita masih tetap ada dalam naungan cinta-Nya. Âmīn.
___________
Abu Aqsith, Dadi Herdiansah,