Pengertian Madzhab Salaf
Menurut Kamus Bahasa Arab yang termasyhur, yaitu Lisânul ‘Arab, madzhab ( (مذهب berasal dari kata kerja: ذهب - يذهب - ذهابا yang artinya pergi, berlalu, atau melewati. Seperti dalam Al-Quran dikatakan:
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ [الأنفال: 46]
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan berlalu kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar
اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى [النازعات: 17]
"Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas!”
Ketika kata dza-ha-ba dimuta’addikan, yaitu dijadikan kata kerja yang mempunyai maf’ul bih atau objek pekerjaan, yaitu dari dza-ha-ba menjadi adz-ha-ba, atau ditambah huruf jar “bi” menjadi dz-ha-ba-bi, atau dza-ha-ba-‘an maka maknanya dari “pergi” menjadi “memergikan” “memberangkatkan” “melewatkan” sehingga artinya berubah menjadi “menghilangkan”. Seperti firman Allah Ta’ala:
مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ [البقرة: 17]
Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
فَلَمَّا ذَهَبَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ الرَّوْعُ وَجَاءَتْهُ الْبُشْرَى يُجَادِلُنَا فِي قَوْمِ لُوطٍ [هود: 74]
Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, diapun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum Luth.
Memang antara “pergi” dan “hilang” ada korelasi substansial. Sesuatu yang pergi jauh terkadang sampai tidak kelihatan sehingga sama maknanya denga menghilang dari pandangan.
Madzhab dalam pengertian “isim makan” atau kata benda yang menunjukan tempat pergi. Secara bahasa artinya “tempat yang menjadi tujuan bepergian”. Terkadang juga difahami sebagai kata dasar yang diberi tambahan huruf “mim” alias “masdar mim”.
Pergi itu sendiri bisa dalam arti hakiki atau zahir, yaitu ia pergi secara fisik ke tempat tujuannya. Atau pergi dalam makna kiasan, yaitu “pergi pemikirannya” atau “pergi pemahamannya”. Sehingga kalimat “dzahaba ilâ ...” bisa berarti “pergi menuju ...” atau “berpendapat ...”. Seperti kalimat: “Imam Syafi’i pergi ke mesjid” ذهب الشافعى إلى المسجد . Sedangkan kalimat ذهب الشافعى إلى أن لمس الرجل المرأة تبطل الوضوء artinya “Imam Syafi’i berpendapat bahwa laki-laki-laki menyentuh perempuan membatalkan wudhu”.
Dengan demikian, kalimat “madzhab” bisa berarti tempat bepergiannya jasmani juga bisa berarti tempat bepergiannya pemikiran. Oleh sebab itu, para pakar Bahasa Arab mengemukakan bahwa arti madzhab kemudian berkembang kepada beberapa makna. Diantaranya, madzhab berarti “keyakinan yang dijadikan dasar pendapat” (almu’taqid alladzî yudzhabu ilaih); madzhab berarti “cara” atau “jalan” (al tharîqah); madzhab berarti “pangkal” atau “pokok” (al ashlu). (Taj al ‘Arûs, II/450, Lisânul ‘Arab, I/393-394).
Sampai di sini kita sudah bisa memahami alasan mengapa kata “madzhab” digunakan untuk menunjuk pengertian suatu pendapat, pemikiran, aliran pemikiran, atau kelompok pemikiran. Dan karena itu pula maka istilah madzhab digunakan secara fleksibel kepada disiplin ilmu apa saja. Sehingga ada madzhab aqidah, madzhab fikih, madzhab politik, madzhab ekonomi, madzhab pendidikan, dan lain sebagainya. Demikian juga bisa digunakan kepada ciri dan aliran pemikiran berdasar tempat, generasi, dan pendapat-pendapat individual. Seperti istilah madzhab Ahlul Madinah, madzhab Kufah, madzhab Hijaz, dan sebagainya; madzhab Shahabat, madzhab Salaf, dan madzhab Khalaf; madzhab Hanafy, madzhab Maliky, madzhab Syafi’iy, madzhab Hambay, dan sebagainya.
Berdasar penelusuran kebahasaan di atas serta cara digunakannya kata madzhab, kita juga dapat merumuskan pengertian madzhab itu sendiri yang bisa lebih mencakup keseluruhan makna dan penggunaannya. Madzhab dalam agama Islam adalah suatu atau sekumpulan pendapat dan pemikiran keagamaan di bidang aqidah, syariah, dan yang lainnya yang dinisbatkan kepada seseorang atau sekelompok orang berdasar tempat atau zaman yang diketahui melalui perkataan, perbuatan, ataupun tulisannya.
Dengan demikian, jika kata madzhab dikaitkan dengan Salaf, berarti penisbatan madzhab kepada seseorang atau sekelompok orang berdasar masa waktu tertentu, yaitu seseorang atau sekelompok orang dari zaman Salaf, yaitu zaman shahabat, tabi’in, dan tabiut tâbi’in. Singkat kata, Madzhab Salaf adalah pemikiran, pendapat, atau praktek keagamaan dari generasi Salaf terkait dengan aspek-aspek ajaran Islam baik itu akidah, syariah, ataupun yang lainnya.
***
Bekasi, 16 Juni 2021
J. Zaenudin Abu Himam