Bandung - persis.or.id, (14/10/2017) Imam I Lanah (ketua umum) Shurulkhan Persis Farazdaq Hazmi Ahmad selepas dilantik oleh PP Persis, menyampaikan sambutannya sebagai berikut.
Kalau diibaratkan dalam pemilu, para pegiat Shurulkhan mirip dengan pemilih partai politik yang didasarkan secara ideologis, maka para murid atau kita biasa menyebutnya tamid yang pernah berlatih thifan atau taesyukan merasa memiliki ikatan yang kuat, bukan hanya karena nama nya saja yang membuat bangga “Thifan Po Khan” Beladiri Kepalan tangan Bangsawan Thifan, atau Syufu Tae Syukhan yang berarti Beladiri Ilmu Jurus Gerakan Bangsawan Syufu.
Jadi belajar beladiri ini seolah belajar ilmu bela diri para raja atau bangsawan. Lebih dari itu, yang membuat bangga adalah karena beladiri ini tidak bisa lepas dari ideologi kita sebagai muslim.
Kedua beladiri ini memiliki akar sejarah yang panjang, Shurulkhan diracik dipadukan ditempa dari berbagai bermacam beladiri yang terbentang dari daerah dataran Seldjuk sampai dengan dataran Cina Utara. Kemudian setelah digubah, ditambah, ditempa, dipilah, dan diteliti maka terbentuk dua aliran shurulkhan yaitu Thifan Po Khan dan Syufu Tae Syukhan.
Beladiri ini dilahirkan dari para pendekar muslim, diwakafkan kepada umat Islam untuk mempertahankan Islam. Ada beberapa pejuang muslim yang disebut-sebut seperti Asaduddin Syirakuh/sirkuh paman dari Salahudin Al Ayubi, pahlawan Islam penakluk Al Quds Palestina dan juga Zhahirudin Muhammad Babur pendiri kerajaan Mughal di India.
Hadirin, karena dilahirkan dari aqidah Islam, beladiri ini memiliki janji yang sudah dirumuskan sejak awal beladiri lebih dari 700 tahunan yang lalu. Dan ini dikenal dengan janji Thifan Pokhan atau janji Syufu Taesyukhan atau janji Shurulkhan.
Sehingga, itulah yang menyebabkan beladiri ini menjadi favorit di kalangan para aktivis dakwah Islam di seluruh pelosok negeri, hampir semua para pegiat beladiri muslim di Indonesia, mengenal Thifan Po Khan dan Syufu Taesyukhan. Aktivis tapi belum mempelajari beladiri ini rasanya tidak afdhol.
Selain Persatuan Islam saat ini, beberapa jam’iyyah atau kelompok bahkan partai politik menggunakannya sebagai olah raga beladiri resmi nya, padahal beladiri ini awalnya di ajarkan oleh Allohu Yarham Ust. Marzdedek secara terbuka di kalangan Jam’iyyah Persatuan Islam, dan yang menyebarkan bela diri ini ke luar Persis pun, pernah ada bersama-sama atau singgah di jam’iyyah ini.
Ikhwatu iman, Di Persis sendiri, beladiri ini kemudian menyebar ke pesantren-pesantren, sebagian ada juga yang mempelajari di PJ-PJ ataupun PC. Mereka yang berasal dari kalangan internal jamiyyah dan pernah belajar, yakin akan merasa rindu untuk kembali belajar, karena tahu beladiri ini dirasakan sarat muatan islam, dan merasa sudah sangat sesuai dan cocok dengan visi misi perjuangan persatuan Islam.
Dan hari ini kita bersyukur, PP Persatuan Islam dibawah imam kita bersama Al Ustadz Aceng Zakariya dapat meresmikan beladiri ini menjadi beladiri resmi jam’iyyah, dan keputusan PP ini didukung oleh banyak pihak dan semua pegiat beladiri ini yang ada di jam’iyyah karena memang secara defacto kenyataannya bela diri ini sudah tumbuh subur di jam’iyyah. Pesantren-pesantren besar di Persatuan Islam sudah lama mengajarkan Thifan Po Khan maufun Syufu Taesyukhan.
Jazakumullohu khoeron kepada PP Persis Bidang Jam’iyyah juga pihak-pihak yang terlibat sebagai inisiator dalam pembentukan Lanah Shurulkhan ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Dengan disatukan dibawah satu komando, tidak individual lagi, maka semua energi kebaikan yang dihasilkan akan menjadi lebih besar dan dahsyat.
Dari lubuk hati yang paling dalam, kepada semua perintis beladiri ini yang menjadi para sahabat allohuyarham, semua pelatih/khoydam yang ikhlas melatih sampai saat ini, para tamid yang juga ikut membesarkan Thifan Pokhan dan Syufu Tae Syukhan, dimanapun semua berada, jazakumullohu khoeron katsiro, semoga Allah membalas dengan yang lebih baik dengan berlipat-lipat dan semoga ini menjadi amal jariyah yang mengalir kepada Allahu yarham Ust. Marzdedeq.
Ikhwatu Iman, saat beladiri ini diwacanakan untuk dibentuk, dan kami diamanatkan untuk menjadi motor penggerak Lanah Surulkhan ini, ada banyak hal yang terbersit, ada keraguan yang muncul…apakah Shurulkhan hanya akan seperti dulu, gerakannya jalan ditempat.
Karena ini bukan lembaga profit, tidak ada sanksi, sanksinya hanya dari Allah kalau tidak mau menjalankan amanah, Ada kekhawatarin, mampukah kami memegang amanat ini untuk membesarkan shurulkan, atau semua itu tak perlu dipikirkan, yang penting kan sudah diresmikan oleh jam’iyyah.
Persatuan Islam memiliki lembaga beladiri Shurulkhan, sama seperti Muhammadiyah dengan tapak sucinya atau NU dengan silat Pagar Nusanya. Tetapi apakah hanya cukup merasa senang dengan seperti itu ?
Semoga dengan Tasykil yang sangat luar biasa saat ini, kami ingin bela diri ini massif keberadaannya di jam’iyyah, beladiri ini terlalu amat disayangkan kalau hanya dijadikan sebagai ekskul saja di pesantren, harus jauh lebih dari itu, beladiri ini adalah beladiri wakaf sehingga harus menjadi alat atau sarana untuk membantu visi misi strategi perjuangan persatuan Islam. Shurul khan tidak hanya sekedar beladiri tetapi bela haq.
Untuk itu, paling tidak ada beberapa harapan yang ingin dan harus ditempuh:
1. Pembentukan Lanah Shurulkhan di pusat atau zho Lanah (Lanah Pusat), akan diikuti dengan pembentukan Lanah Shurulkhan di tingkat daerah (Tsem Lanah). Untuk Tingkat Wilayah (Zhe Lanah), dan tingkat cabang (Hent Lanah) dibentuk sesuai dengan permintaan dan kebutuhan.
2. Berkenaan dengan point 1 di atas, Bidang Jam’iyyah dimohon membuat edaran kepada seluruh struktur jam’iyyah, bahwa saat ini sudah ada lembaga beladiri Shurulkhan di Persis, dan dimohon untuk mendorong pembentukan lanah shurulkhan di struktur jam’iyyah dan otonom di daerahnya.
3. Untuk kalangan pesantren, beladiri ini harus ada di setiap pesantren. Bentuk pembelajarannya bersifat fleksibel disesuaikan dengan kurikulum yang ada di pesantren itu, bisa menjadi ekstrakurikuler, kulikuler atau bahkan intrakurikuler. Saya jadi teringat, Dr. Adrian Husaini bahkan membuat pesantren yang di sebut Pesantren Shoul Lin, yang pelajarannya selain adab dan ibadah adalah justru beladiri, sepertinya menjadi pesantren yang pelajaran beladiri nya diajarkan tiap hari. Dan shurulkhan melalui tae syukhan sudah mengajarkan di pesantren itu.
4. Berkenaan dengan point 3, kami pun memohon kepada bidang tarbiyah untuk membuat edaran kepada seluruh pesantren yang ada.
5. Bagian Otonom pun, kami menginginkan untuk membuat edaran yang sama baik itu Persistri, Pemuda, Pemudi, Hima dan Himi. Kalau perlu kita ada pertemuan lebih intensif dengan Persistri dan Pemudi atau Himi,
Beladiri shurulkhan ini tidak akan menyebabkan hormon progesteron wanita berubah, pencipta beladiri ini sudah mendesain gerakan-gerakan yang khusus untuk perempuan, kalau di sebagian bela diri, wanita belajar beladiri akan menjadi gagah atau sterk, tetapi di shurulkhan secara fisik tetap dengan kodrat kewanitaannya.Untuk pemuda ataupun Hima sama juga, para pelatih kita kebanyakan aktivis pemuda Persatuan Islam, bahkan Pimpinan Pemuda pun menjadi tasykil di Shurulkhan ini.
Hadirin, ada beberapa peran yang bisa diberikan oleh Lembaga ini untuk jam’iyyah diantaranya :
1. Dengan kegiatan shurulkhan yang didesain memiliki kurikulum yang baik dan menyenangkan, secara menarik dan berjenjang dari mulai MTs, MA atau PT maka diharapkan menjadikan nilai plus atau selling point untuk mengangkat nama baik pesantren/PT di masyarakat.
2. Para tamid shurulkhan di pesantren akan diarahkan untuk bisa berkiprah di Pemuda/pemudi/hima himi selepas tamat di pesantren. Di Shurulkhan ada dewan I Hakim, yang akan ikut menguatkan aqidah para tamid supaya tetap sesuai dengan Qur’an dan Sunnah, dan ikut berjihad di jam’iyyah.
3. Memberikan metoda yang lebih aplikatif dan lebih praktis dalam belajar para asatidz atau asatidzah. Kita sudah menginventaris dan memiliki SDM yang handal dalam hal itu.
4. Mengajarkan shurulkhan di jama’ah2 di PJ atau PC, selain materi dakwah maka beladiri bisa menjadi sebagai salah satu sarana bagi jama’ah untuk menempa diri, siap dengan situasi dakwah yang terpaksa harus menggunakan fisik.
5. Shurulkhan bisa bersinergis dengan Brigade, biarlah Brigade yang tetap tampil ke depan publik, sebagai garda terdepan pengamanan Persis, tetapi semua anggota brigade bisa dilatihkan shurulkhan.
6. Shurulkhan dengan izin Pimpinan Pusat, mungkin bisa menggarap tanah wakaf yang belum dimanfaatkan sehingga nilai jariyah nya bisa lebih mengalir optimal, ke depannya ingin memiliki padepokan yang terpadu, bisa digunakan semua komponen jam;iyyah, ada tempat latihan panahan, berkuda, outbond misalnya, seperti di lembaga lain. Kami yakin bisa melakukannya karena merasa memiliki SDM yang cukup komponen di semua itu.
Latihan panahan, berkuda dan berenang yang disabdakan Rasulullah saw., menjadi pelajaran dalam Kitab Shurulkhan dan seharusnya diajarkan sejak tingkat persiapan,
7. Shurulkan bisa bekerja sinergis dengan lembaga lain, SIGAB, PZU dll. ataupun mungkin dengan beladiri lain yang ada di jam’iyyah.
Dengan berharap kepada Allah, begitulah kami tidak ingin lembaga ini setelah dibentuk tidak ada follow upnya, oleh karenanya kami sudah mencoba bermusyawarah menyiapkan beberapa hal:
1. Administrasi harus mulai dilengkapi, administrasi surat menyurat, seragam latihan, aplikasi dat base keanggotaan dan software akuntansi keuangan, email, alamat2 medsos, FB, Twitter, WA, Instagram, Line, semua sudah dicoba diinventarisir,
2. Shurulkhan walaupun baru diresmikan tetapi tidak jalan dari nol… thifan dan syufu yang melebur dalam shurulkhan sudah mengakar di banyak pesantren dan sebagian jama’ah… Dengan dilembagakan, tentu harus lebih terorganisir,
- kalender tahunan kegiatan harus jelas,
- jadwal latihan dan ujian berjenjang jelas,
- pelatih semua tersertifikasi,
- kurikulum pelatihan distandardisasi
- dauroh-dauroh untuk meningkatkan kualitas dll. diadakan
- sarana prasarana latihan lebih baik.
Dengan share yang sudah dilakukan oleh Bidang Jamiyyah dan TV Persis, mulai banyak yang menanyakan latihannya dimana, bahkan dari luar jawa pun ada bertanya, ada anggota PD daerah tertentu yang sudah mengagendakan akan ada seminar dengan shurulkhan ini, bersama semua PC di daerahnya. Begitulah banyak harapan yang ingin dicapai, insya Allah nanti dirumuskan dan diuji dalam musyker tasykil shurulkhan yang akan dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober sekarang.
Hadirin, dengan kegiatan agenda program yang sudah dijelaskan di atas, maka kami sangat mengharapkan dukungan sepenuhnya dari Pimpinan Pusat dan seluruh komponen jam’iyyah baik selevel ataupun di bawahnya, Dukungan itu baik berupa kebijakan, saran ataupun kritikan sekalipun. Ataupun pun mungkin dukungan sarana/materi yang disesuaikan.
Jazakumullohu khoeron untuk semua yang sudah merintis sampai lembaga ini terbentuk. Mohon do’a dari semuanya, supaya beladiri ini bisa maju berkembang.
Hadirin, Mungkin beladiri bukan beladiri yang paling baik, tetapi karena ini adalah beladiri yang dikembangkan oleh para pejuang Islam, dan jelas-jelas memiliki baiat untuk meninggikan qur’an dan sunnah.
Kita memohon kepada Allah supaya lembaga shurulkhan yang mengembangkan beladiri ini menjadi salah satu kebanggaan jam’iyyah, bisa sinergis dengan semua komponen jam’iyyah, menjadi salah satu sarana untuk mencapai visi misi tujuan jam’iyyah Persatuan Islam Terlaksananya syariat Islam berlandaskan Al Quran dan sunnah secara kaffah dalam segala aspek kehidupan.Sambutan Imam I Lanah Shurulkhan. (*)