Tangerang - persis.or.id, Pondok Tahfizh Wadil Quran PD Persis Tangerang saat ini tak hanya diisi oleh santri dari Indonesia saja, tapi sudah ada santri kehormatan yang datang dari negeri sebrang.
Dua orang santri kakak beradik ini berasal dari provinsi Washington DC, Azam dan Sabrina dan satu orang santriwati lagi dari German, Ika Damayanti Puasa.
Ika merupakan santri asal Manado yang saat ini sedang menyelesaikan kuliah beasiswanya di fakultas kedokteran semester 8 di salah satu Universitas di German.
Ia mengatakan bahwa dirinya mengetahui keberadaan pondok Tahfizh Wadil Qur’an dari Instagram.
“Saya termotivasi dari Qur’an Surat Al-Hijr ayat 9 yang artinya “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” ujarnya, Sabtu (21/07/2019).
Ketika kita terbiasa menjaga Al-Qur’an di dalam diri dan hati kita, Ika meyakini bahwa Allah pun akan menjaga orang-orang yang menjaga kitab Al-Quran ini.
Ika sudah dua minggu berada di pondok tersebut, dan merasakan kenyamanan.
“Saya sangat merasa senang sekali berada disini, bersyukur sekali bisa diterima di pondok ini. Selain digratiskan biaya masuknya, uang bulanan pun bahkan sampai biaya makan pun digratiskan”, jelas Ika.
Ika menilai bahwa fasilitas tersebut merupakan hal yang amat luar biasa, yang tidak ada di pondok lainnya.
Selain itu, Ika juga senang karena mempunyai banyak teman yang mempunyai visi misi yang sama yaitu menghafal Al-Quran.
“Dari mulai membuka mata hingga menutup mata yang kita pegang dan kita baca adalah Al-Quran”, imbuhnya.
Ika in syaa Allah akan berada di pondok tersebut selama dua bulan saja, setelah itu akan silaturahiim ke Manado untuk menemui ibunya dan setelah itu kembali ke German untuk menyelesaikan kuliah kedokterannya.
Sementara itu kakak beradik dari salah satu Provisni di Washington DC Azzam Alqudsi, Shabrina Alqudsi. Motivasi mereka berdua jauh-jauh dari USA ke pondok tahfizh itu hampri sama dengan Ika.
“Kami juga mengetahui pondok ini dari Instagram, sangat senang kami berada disini”, ungkap mereka.
Karena mereka berdua sudah lama sekali tinggal di Washington sampai mereka kurang terbiasa dengan bahasa Indonesia.
Azam yang saat ini masih duduk di bangku sekolah SMA in syaa Allah akan berada di pondok ini selama 6 bulan.
Sedangkan Sabrina yang masih duduk di bangku sekolah SMP akan berada dipondok ini selam 1 bulan saja.
“Motivasi yang terbesar saya adalah, saya ingin menghadiahkan mahkota kepada ayah ibu dan mengangkat derajat mereka setinggi-tingginya di akhirat kelak. Hanya ini yang bisa saya lakukan untuk berbakti pada mereka”, ungkap Sabrina. (HL/TG)