Syiah & PKI; Bahaya Gerakan, Pemikiran dan Penyimpangannya

oleh Reporter

03 Agustus 2016 | 11:08

Dian Hardiana,M.Pd.I[1] PENDAHULUAN Maraknya berbagai macam kegiatan yg dilakukan pihak-pihak pengusung pemikiran komunis lewat seni di dua kampus Kota Bandung, yaitu Kampus Francis depan BEC dan kampus ISBI di jalan Buah Batu pada Bulan Mei 2016, juga penggunaan atribut PKI baik kaos maupun Pin di daerah sampang Madura seperti yang dikatakan Mayjen Kivlan Zein dalam orasinya di gedung sate tanggal 20 Mei 2016 menjadi sinyal adanya upaya menghidupkan kembali komunisme di era reformasi ini, terlebih ILC TV One telah dua kali membahas secara serius masalah ini dengan menghadirkan dua tokoh sekaligus baik dari pihak keturunan PKI yg melakukan Makar ditahun 1965 dan pihak keturunan Jendral yg menjadi korban Makar tersebut. Disamping itu, adanya fakta baru yang cukup mengejutkan dengan didapatkannya AD/ART PKI hasil pertemuannya ditahun 2010 dan orasi Revolusi mahasiswa ISBI menambah keyakinan kita tentang adanya upaya memunculkan dan menghidupkan kembali komunis gaya baru, ada yang masuk lewat seni seperti di ISBI, ada yang masuk lewat tokoh pergerakan islam seperti di Kampus Francis depan BEC dengan mengusung Komunis putih ala Tan Malakanya. Pada saat yang bersamaan, pemerintah Indonesia saat ini sedang “mesra-mesranya” menjalin hubungan dengan pemerintah China yang berhaluan Komunis, baik dalam Bus Transjakarta yang diimpor Jokowi saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta maupun Proyek Kereta Cepatnya China saat sekarang menjabat sebagai Presiden, diperparah dengan didatangkannya imigran-imigran dari China yang mencari pekerjaan ditanah Air dengan jumlah yang tidak sedikit bahkan bisa dibilang ribuan, semakin memberikan kekhawatiran atas bangkitnya komunis gaya baru, sebab interaksi perorangan secara social ditengah masyarakat memestikan adanya pertukaran informasi dan pengetahuan antar kedua belah pihak dalam berbagai bidang termasuk masalah keyakinan agama sebagaimana interaksi imigran Syiah didaerah Puncak Bogor yang ditayangkan TV One dari wawancaranya dengan RW dan Kepala Desa daerah Puncak bogor beberapa bulan yang lalu yang menyebarkan faham kawin kontraknya didaerah tersebut. Pada saat yang bersamaan, keberadaan tokoh politik Ribka Ciptaning Ploretariat dan Jalaludin Rahmat yang menjadi utusan fraksi PDIP di DPR RI menunjukan adanya kekhawatiran lain dalam masalah politik dan kenegaraan, terlebih sejak ditulisnya buku “Aku Bangga Menjadi Anak PKI” oleh politisi PDIP tersebut dan terjalinnya hubungan kenegaraan dalam bidang Politik antar Pemerintah RI dengan Iran dalam bidang Pendidikan sebagaimana yang dilakukan Menteri Agama baru-baru ini dan hubungan dalam penanganan Terorisme antar Presiden Jokwi dan Preisden Iran Hassan Rouhani ketika KAA dibandung semakin memperkuat keyakinan bahwa keberadaan Komunis dan Syiah  masing-masing memiliki keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan, apalagi diSuriah sejak tahun 2011 telah terjadi perang hebat antara syiah dan ahlusunnah yang melibatkan campur tangan Amerika, China, Rusia, dan Iran yang membantu pasukan Basar Asad melumpuhkan barisan mujahidin ahlusunnah disuriah sebagaimana perkataan Imam Al-Ghamadi yang dilansir Bumi Syam.com dan peristiwa Aleppo baru-baru ini yang melibatkan Pasukan Rusia.    
  1. KOMUNIS DAN BAHAYA MAKARNYA
Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah detasemen pelopor dan bentuk organisasi yang tertinggi dari klas buruh Indonesia, didirikan pada tanggal 23 Mei 1920 dengan nama “Perserikatan Komunis di Indonesia” atau “Party der Komunisten in Indie”, dan dalam Kongres 1924 nama itu diganti menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Dasar Ideologi dan Teori PKI adalah Marxisme-Leninisme-Maoisme. Sejak lahirnya, PKI telah dengan Heroik dan tidak henti-hentinya memimpin perjuangan klas buruh dan rakyat Indonesia,melawan segala bentuk penghisapan,baik dari Kolonialisme,Feodalisme maupun dari klas-klas penghisap lainnya.[2]Gerakan komunis menentang konsep pemikiran imperialisme Barat yg terlahir dari ajaran Katolik dan Protestan.Kapitalis memproduksi ajaran Protestan atau Calvinisme.Tidak heran jika melahirkan ajaran Karl Max menolak ajaran agama.Dinilai agama sbg candu untuk rakyat karena dibarat,agama identik dgn alat penjajahan,buat menidurkan rakyat yg ditindas oleh pemerintah penjajah yg didukung oleh gereja untuk merealisasikan tujuannya Tiga G:Gold,Glory,Gospel.(Api Sejarah:165) Berangkat dari ideologi komunisme yg anti agama,pecahlah 70 tahun kemudian,Revolusi oktober 1917 di Rusia yg dipimpin oleh Lenin.(Api Sejarah:165), dampak Revolusi Oktober 1917 M tersebut, hanya dalam waktu tiga tahun,atas usaha Sneevliet di Indonesia,lahirlah perserikatan komunis di Indonesia (PKI),23 Mei 1920,dipimpin oleh Samaoen,Darsono dan Tan Malaka. Dasar ajaran ideologi komunisme yang anti agama,menjadikan PKI berseberangan dengan Sjarikat Islam pimpinan Oemar Said Tjokroaminoto,Abdoel Moeis,Agoes Salim,Wignjadisastra,Soerjopranoto dan Samanhoedi yang menuntut Indonesia merdeka,1916 M.(Api Sejarah:166). Buruh dan Rakyat kelas bawah bassis utama kaderisasi PKI menuju REVOLUSI PKI Berseru kepada kaum buruh,kaum Tani/Nelayan,Kaum intelektual Revolusioner,Kaum pengusaha kecil,Kaum Pengusaha Nasional Patriotik,kepada setiap orang Indonesia,laki-laki maupun perempuan dari semua suku bangsa yang berkemampuan baik, untuk bersatu padu melakukan revolusi bersenjata menggulingkan rezim reaksioner/diktatur militer fasis,sebagai pembuka jalan kekehidpan baru yang bebas dan demokratis menuju kesosialisme dan komunisme.[3] Tujuan PKI adalah pertama-tama membentuk kekuasaan rakyat yang demokratis atau diktatur demokrasi rakyat dibawah pimpinan partai klas buruh,menuju terbentuknya masyarakat sosialis kemudian masyarakat komunis.Berdasarkan pengalaman PKI selama ini,untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut tidak dapat dilakukan dengan jalan damai atau jalan parlementer.Revolusi Indonesia tingkat sekarang adalah revolusi burjuis demokratis tipe baru yang dipimpin partai klas buruh,yang hakekatnya adalah revolusi agrarian kaum tani bersenjata dibawah pimpinan partai klas buruh,atau Perang Rakyat sebagai bentuk pokok perjuangan rakyat bersenjata melawan kontra revolusi bersenjata[4]. Untuk dapat menjalankan kewajibannya memimpin revolusi,klas buruh dan PKI harus berpegang teguh kepada kebenaran ajaran dan prinsip-prinsip MLM bahwa “kekuasaan politik lahir dari laras senapan”, dan bahwa “tugas inti pokok dan bentuk tertinggi dari revolusi ialah merebut kekuasaan politik dengan kekuatan bersenjata,memecahkan masalah dengan perang”.[5] Makar-makar PKI dalam pentas Sejarah indonesia Dalam kurun 45 tahun keberadaan Patai Komunis Indonesia (PKI),ada dua peristiwa besar yang sangat mempengaruhi ingatan bangsa Indonesia,yakni Pemberontakan PKI 18-19 September 1948 di Madiun dengan tokoh utamanya Musso dan Gerakan 30 September 1965 atau Kudeta Dewan Revolusi 1 Oktober 1965 yang diotaki oleh DN Aidit sebagai ketua atau Pimpinan CC PKI…Aksi sepihak yang hamper selalu mengakibatkan korban nyawa terjadi sejak tahun 1927,1946,1948,1962,1964,1965 bahkan sampai 1972 Oloan Hutapea dkk di Blitar selatan masih melakukan gerakan bersenjata.[6]   China dan Rusia Sarang Komunis Internasional Salah Satu sumbangan besar Mao Tsetung (China) dalam mengembangkan dan memperkaya Marxisme-Leninisme adalah rumusannya tentang revolusi Demokrasi Baru atau revolusi Demokrasi Rakyat…Revolusi burjuis demokratis Pimpinan burjuasi ini sudah berakhir secara historis ketika pecahnya perang dunia pertama dan kemenangan Revolusi Besar Ploretar Sosialis Oktpber 1917 Rusia.Sejak itu,dimulailah zaman revolusi proletar sosialis dunia dan klas buruh secara historis menjadi pimpinannya…[7]   Komunis Menurut Negara RI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA YANG BERKAITAN DENGAN KEJAHATAN TERHADAP KEAMANAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia antara lain meliputi hak memperoleh kepastian liukum dan persamaan kedudukan di dalam hukum, hak mengeluarkan pendapat, berserikat dan berkumpul berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; b. bahwa Kitab Undang-undang Hukum Pidana terutama yang berkaitan dengan ketentuan mcngcnai kejahatan terhadap keamanan negara belum memberi landasan hukum yang kuat dalam usaha mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila sebagai dasar negara; c. bahwa paham dan ajaran Komunisme/Marxisme/Lenimisme dalam praktek kehidupan politik dan kenegaraan menjelmakan diri dalam kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan asas-asas dan sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia yang bertuhan dan beragama serta telah terbukti membahayakan kelangsungan hidup bangsa Indonesia;
  1. SYIAH
  SYI’AH ANTARA PENYIMPANGAN DAN KEKAFIRAN Tanya: Apa itu syi’ah? Jawab: Kelompok yang percaya penuh bahwa Nabi Saw berwasiat. Inilah yang kemudian disebut sebagai syi’ah.[8] Tanya: Apa itu Wasiat? Jawab: Menurut Syi’ah[9] yang membentuk identitas kesyi’ahan adalah prinsip dasar wasiat Ali, yaitu Ali adalah pemimpin umat sepeninggal Nabi saw.[10] Tanya: Siapakah pencetus wasiat itu? Jawab: ‘Abdullah bin Saba menggunakan cara analogi yang rusak (qiyas fasid) untuk mengklaim adanya wasiat Ali. Ia mengatakan, “Sesungguhnya telah ada seribu Nabi dan setiap Nabi mempunyai wali. Sedangkan Ali walinya Muhammad s.a.w. kemudian dia berkata lagi,”Muhammad adalah penutup para Nabi sedangkan Ali adalah penutup para wali.”Kemudian Abdullah bin Saba berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Usman telah merebut urusan ini dengan tanpa kebenaran, padahal ini adalah wasiatnya Rasulullah s a.w., maka bangkitlah kalian dan bergeraklah. Mulailah untuk mencerca pejabat kalian tampakan amar ma’ruf nahyi munkar. Niscaya manusia serentak mendukung dan ajaklah mereka kepada perkara ini”.[11] Tanya: Siapakah Ibnu Saba itu? Jawab: Seluruh sejarawan baik Syi’ah maupun Ahlusunnah sepakat bahwa orang yang menyalakan api fitnah dan kerusakan, serta berkeliling dikota-kota dan desa-desa untuk memprovokasi kaum muslimin tidak ta’at kepada Khalifah Usman bin ‘Affan (Menantu nabi SAW) adalah ‘Abdullah bin Saba dan Konco-konconya dari kalangan Yahudi. Merekalah yang menyalakan api pembangkangan dan menyalakannya kembali jika telah padam[12], hingga berhasil membunuh menantu Rasulullah SAW tsb. Tanya: Apa hubungan syi’ah dengan ‘Abdullah bin Saba sang pembunuh menantu Rasulullah? Jawab: Simaklah pendapat para Ulama tsb: Ibnu Taimiyah berkata, “Sesungguhnya prinsip Rafidhah (Syi’ah) berasal dari zindiq Abdullah bin Saba.” Adz-Dzahabi berkata,”Abdullah bin Saba adalah ghulat zanadiqah (zindiq ekstrim), sesat dan menyesatkan.” Ibnu Hajar berkata,”Abdullah bin Saba adalah zindiq ekstrim…ia memiliki pengikut yang dikenal Sabaiyah. Mereka memiliki keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah Tuhan. Ali bin Abi Thalib telah membakar mereka pada masa kekhalifahannya”. [13] Tanya: Apa pengaruh kesesatan Ibnu Saba terhadap syi’ah? Jawab: Perbedaan syahadat syi’ah, yaitu tambahan kalimat: “Ashyadu anna ‘Aliiyan waliyyulah”.[14] Tanya: Lalu bagaimana dengan rukun islam syi’ah, berbedakah? Jawab: Ya. Rukun Islam syi’ah sebagaimana diriwayatkan oleh kitab mereka yg mu’tabar adalah: Shalat, Zakat, Shaum, Haji, dan Wilayah.[15] Tanya: Bagaimana rukun islam syi’ah Indonesia? Jawab: Shalat, Puasa , Zakat, Khums, Haji, Jihad, Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, Tawalla (membenci apa yang dibenci Rasul saw dan Ahlulbait), Tabarra (mencintai apa yang dicanti Rasul saw dan Ahlulbait), Amal Shaleh.[16] Tanya: Bagaimana Rukun Iman syi’ah IJABI Pimpinan Jalaluddin rahmat? Jawab: Berbeda! Rukun iman mereka 5, yaitu: Tawhid (percaya keesaan Allah yang mutlak), ‘Adalah (percaya kepada keadilan Ilahi), Nubuwah (Kenabian, termasuk pada kitab-kitab yang dibawa para Nabi dan malaikat yang menurunkannya), Imamah (percaya pada para imam setelah Nabi saw), Al-Ma’ad (percaya pada hari akhir).[17] Tanya: Bagaimana sikap Syi’ah kepada Sahabat dan istri nabi? Jawab: Dalam kitab Al-Thaharah, pemimpin revolusi Iran, Al-Khumaini menyatakan bahwa ‘Aisyah, Thalhah, Zubair, Mu’awiyyah, dan orang-orang sejenisnya meskipun secara lahiriyyah tidak najis, tapi mereka lebih buruk dan menjijikan daripada anjing dan babi-Al-Khumaini,Kitab Al-Thaharah,vol.3/457.[18] Tanya: Bagaimana Fatwa Ulama terhadap mereka? Jawab: Mereka Sesat dan menyesatkan, bahkan dikafirkan mayoritas ulama sebagaimana pendapat berikut diantaranya: Telah meriwayatkan Al-Khalal dari Abu Bakar Al-Marwadzi dia berkata: aku telah mendengar Abu ‘Abdillah berkata: telah berkata Imam Malik: orang yang mencela…sahabat-sahabat nabi SAW bukanlah bagi mereka ismun –atau dia berkata-: BUKAN bagian dalam islam.[19] Berkata Harmalah: Aku mendengar Imam Syafi’I r.a. berkata: “Aku tidak melihat seorangpun yang bersaksi dengan kedustaan daripada syi’ah rafidlah”.[20] Menurut MUI: Bahwa Mayoritas umat islam Indonesia adalah penganut faham Sunni (Ahlusunnah Waljama’ah) yang tidak mengakui dan menolak faham syi’ah secara umum dan ajarannya tentang nikah mut’ah secara khusus .[21]   [1] Ketua Lembaga Harakah Hadamah PP Pemuda Persis Masa jihad 2015-2020. [2] Konstitusi Dan Pokok-Pokok Program Umum Demokrasi Rakyat Indonesia Partai Komunis Indonesia (PKI),Diterbitkan oleh “JALAN RAKYAT” 2010,hlm.1-2. [3]Konstitusi Dan Pokok-Pokok Program Umum Demokrasi Rakyat Indonesia Partai Komunis Indonesia (PKI),Diterbitkan oleh “JALAN RAKYAT” 2010,hlm.58. [4] ibid [5]Konstitusi Dan Pokok-Pokok Program Umum Demokrasi Rakyat Indonesia Partai Komunis Indonesia (PKI),Diterbitkan oleh “JALAN RAKYAT” 2010,hlm.42. [6] Membaca PKI (Sepak Terjang Kader PKI Sejak 1920),Drs.Alfian Tanjung M.Pd,hlm.1. [7] Konstitusi Dan Pokok-Pokok Program Umum Demokrasi Rakyat Indonesia Partai Komunis Indonesia (PKI),Diterbitkan oleh “JALAN RAKYAT” 2010,hlm.33-34.   [8] Emilia Renita AZ, inilah jalanku yang lurus, Marja:Ujungberung-Bandung,2014.hlm.175.) [9] Ibid. [10] Ali Umar Al-Habsyi,Dua Pusaka Nabi Saw Al-Qur’an dan Ahlulbait,Ilya:Jakarta,2007.hlm.172. [11] Prof.Dr.Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ali bin Abi Thalib ,hlm.547) [12] Dr.Ihsan Ilahi Zhahir,Syi’ah merajalela ditengah Ahlusunnah:40,lihat juga:Biografi Ali bin Abi Thalib karya Prof.Dr.Ali Muhammad Ash-Shalabi:545-546- [13] Prof.Dr.Ali Muhammad Ash-Shalabi,Op.cit.,.hlm.547)   [14] Nasir bin ‘Abdullah Al-Qiffari, Ushul Madzhab Syi’ah Al-Imamiyyah Itsna ‘Asy’ariyyah ‘Aradl Wanaqd. Jilid. 2, hlm.174. [15] Ushulul Kafi,Kitab Iman dan kufur,bab tiang-tiang islam:2/18,no.3,berkata dalam syarah Al-Kafi tentang penjelasan derajat hadits ini menurut mereka: “dianggap tsiqah derajatnya shahih” maka hadits itu dijadikan pegangan menurut mereka.-Asy-Syafi Syarah Al-Kafi:5/28,no.1487-{ibid:2/267} [16] Emilia renita AZ,40 Masalah Syi’ah, IJABI, hlm.122. [17] Ibid, hlm.122. [18] Buku MUI Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan SYI’AH di Indonesia:54. [19]  Al-Khalal/As-Sunnah:2/557,berkata pentahkiq risalah:sanadnya shahih. [20] -Al-Muntaqa Minhaj Al-’Itidal finaqdli kalami ahli rafidli wal’itizal, Adz-Dzahabi:21- [21] Fatwa Nikah Mut’ah 25 Oktober 1997, lihat HF MUI:376.  
Reporter: Reporter Editor: admin