Bandung – persis.or.id, Pasca Muktamar XVI Persatuan Islam mulai menginjak usia seratus tahun. PERSIS diharapkan menjawab tantangan seratus tahun kedua.
Prof. Atip Latifulhayat, Ph.D. menyebutkan, PERSIS seratus tahun pertama telah berhasil menyampaikan Islam yang argumentatif, narasi argumentasi dengan mengedepankan dalil dan hujjah sebagai respon dahulu masyarakat berislam dengan basis tradisi.
“Nah, PERSIS udah berhasil menjelaskan narasi argumentasi, narasi hujjah, sehingga masyarakat berislam berdasarkan dalil-dalil arjah, yang terkuat”, ujar Prof. Atip kepada persis.or.id, Ahad pagi (25/09/2022).
Sekarang menurut Prof. Atif, di fase seratus tahun kedua, PERSIS tantangannya harus sudah bisa menghadirkan Islam lewat uswah (role model) dalam berbagai aspek.
“Kan dulu udah dijelaskan nih, nah sekarang hadirkan apa yang sudah dijelaskan”, ungkapnya.
Ia melanjutkan, tantangan saat ini bagaimana memberikan visual berislam itu.
“Masyarakat terjebak pada kondisi dimana yang benar itu, yang hadir di depan mereka, bukan lagi yang jelas. Yang jelas sudah ada di bacaan, orang di era digital ini (metaverse), melihat yang benar itu yang hadir”, terang Prof. Atip
PERSIS harus menjawab tantangan saat ini, bicara tentang Pendidikan yang bagus misalnya, maka kata Prof. Atip, PERSIS harus menghadirkan yang bagus itu seperti apa.
Sekarang PERSIS bukan hanya ada, tapi menurutnya, harus menghadirkan Islam yang unggul.
“Menghadirkan Islam, kata kuncinya adalah keunggulan”, ujar Prof. Atip
Tanggungjawab dakwah ini, dinilai menjadi milik semua komponen jamiyyah Persatuan Islam.
Dengan menghadirkan Islam, dakwah PERSIS akan tambah efektif.
“Orang Inggris bilang seeing is believing, saya lihat saya percaya, kalau kata orang Arab lisanul hal afshohu min lisanil maqol, menjelaskan dengan bentuk nyata lebih efektif ketimbang ucapan”, jelas Prof. Atip
Terakhir, untuk bisa meraih the best of the best, PERSIS harus bisa saling membesarkan, dan saling mengantarkan. (HL/TG)